AUTHOR POV
Malam ini, di kediaman keluarga Danendra sudah berkumpul dua keluarga yang sedang membicarakan tentang perjodohan anak-anaknya.
"Jadi bagaimana Aran? Kamu mau kan Om jodohkan dengan Chika?", tanya Gito, ayah Chika dan El.
"Apa semua ini sudah benar-benar dipikirkan Om? Apa Chika sendiri setuju dengan ini?", tanya Aran pada Gito dan sesekali melihat ke arah Chika yang sedari tadi diam.
"Om dan Papa kamu sudah memikirkan ini dari jauh hari, bukankah begitu Cio?", tanya Gito pada Cio, ayahnya Aran.
"Ya betul, lagipula keluarga kita sudah lama saling mengenal, jadi tidak ada salahnya untuk lebih mempererat kekeluargaan kita", jawab ayah Aran tegas.
"Gimana, Chika mau kan?", tanya lembut Shani ibu dari Aran.
"Ta..tapi tante, bahkan Chika aja belum terlalu mengenal Kak Aran bagaimana bisa main jodoh jodohin segala", jawab Chika lemas.
"Maka dari itu, mama dan papa bilang semua ini dari awal sama kalian, supaya kalian bisa saling mengenal lebih dalam mulai sekarang, iya ga Shan?", tanya Deya, ibu dari Chika dan El pada Shani.
Mendapat jawaban berupa kedipan mata dari Shani untuk Deya yang berarti IYA.
"Tapi, Bang El aja belum dapat tuh jodohnya. Bang El dululah baru aku", protes Chika.
"Abang kamu itu gila kerja, ga bakalan mampu mama sama papa nunggu menantu dari dia. Bahkan, Bang El setuju kok kamu duluan dan setuju kalau Aran yang jadi Iparnya. Jadi ini fix ya semua kita setuju untuk perjodohan ini", jawab Deya dengan tegas sekaligus mempertegas perjodohan ini.
"Awas aja lo bang, seenaknya main setuju-setuju aja", ucap Chika dalam hati.
Aran yang sedari tadi menyimak akhirnya buka suara.
"Kalau semua sudah setuju, aku cuma bisa ikut alur aja gimana baiknya".
Semua orang yang ada diruangan itu akhirnya lega karena perjodohan inj bisa terlaksana. Tapi tidak dengan Chika, ia masih mematung mendengar jawaban Aran yang setuju dengan ide konyol ini.
"Kak, kayaknya kita perlu ngobrol deh", ucap Chika pada Aran yang lalu meninggalkan ruangan itu dan menuntun Aran ke arah kolam berenang di belakang rumah Chika.
Aran pun meminta izin pada semuanya untuk mengikuti Chika.
"Kenapa sih kakak setuju dengan perjodohan ini? Konyol tau ga!", ucap Chika ketika mereka sudah di halaman belakang.
"Kalau hal konyol ini bisa membuat kita bahagia semua nantinya, kenapa engga?", jawab Aran sambil meledek Chika.
"Bahagia? Udah ga waras lo kak", ucap Chika kesal.
"Emang kamu udah punya pacar ya?", tanya Aran.
"Pacar? Ya ga ada sih"
"Nah, apa masalahnya? Aku kurang ganteng?", tanya Aran lagi.
"Ya kali lo ga ganteng kak, cuma cewe buta yang bilang lo ga ganteng", ucap Chika dalam hati.
"Ya ga gitu juga, tapi tetap aja kan ini aneh kak. Aku tetap ga mau perjodohan ini terjadi", Chika mempertegas keputusannya.
"Kamu bilang aja ke Papa atau Mama kamu sana, mereka uda terlanjur senang dengan perjodohan ini. Kita ga bakal menang kecuali ikutin maunya mereka", jawab Aran pasrah.
"Gini aja, kita ikutin kemauan orang tua kita dulu, kalau nantinya di perjalanan kita sama-sama ternyata ga cocok, kita coba ngomongin lagi sama mereka? Okey? Lagipula kita juga lagi ga terikat sama siapa-siapa kan? Jadi sebenarnya ga ada salahnya dicoba", penjelasan panjang Aran sambil tersenyum akhirnya mau tak mau di iyakan oleh Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME (CHIKARA)
Romance"Kenapa sih Kak Aran setuju dengan perjodohan ini? Konyol tau ga!", ucap Chika. "Kalau hal konyol ini bisa membuat kita bahagia nantinya, kenapa engga?", jawab Aran sambil meledek Chika. "Bahagia? Dengan perjodohan ini? Udah ga waras lo kak", ucap...