AUTHOR POV
Aran baru saja tiba di rumah Chika kembali. Aran mencari keberadaan Chika, dan menemukannya di ruang keluarga sedang menonton televisi dengan semangkuk popcorn di pelukannya.
"Nonton apa sih? Sampai ga sadar aku datang", Aran sengaja mendekatkan kepalanya ke samping kepala Chika sehingga kini jika saja Chika menolehkan kepalanya bisa bersentuhan dengan pipi Aran.
"Apaan sih kak deket-deket, jauhan gak!", usir Chika sambil tetap tak mau menolehkan kepalanya sedikit pun.
Aran pun menuruti lalu duduk di samping Chika. Aran lalu ikut menonton apa yang Chika tonton. Sepertinya Aran mengetahui film yang Chika tonton sekarang.
"Teman-teman kamu udah lama pulang?", tanya Aran yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Chika. Aran tiba-tiba ingin menjaili Chika.
"Ini nanti pemeran laki-lakinya mutusin buat ninggalin si perempuan itu", Aran dengan sengaja membocorkan alur ceritanya pada Chika.
"Iihhh apaan sih kak, kalau udah tau tu diem! Jangan spoiler dong gimana sih!!", marah Chika sambil mencubit lengan Aran geram.
"Aww.. Sakit Chik, ntar biru nih", ucap Aran sambil mengusap usap lengannya yang ia yakin pasti akan membiru.
"Biarin, jadi orang kok iseng banget! Ketipu selama ini aku dengan cover kakak", sindir Chika.
"Emang aku kenapa? Dari dulu kayak gini tau", ujar Aran.
Mereka berdua sekarang benar-benar tidak menonton tv lagi, melainkan tv yang sedang menonton mereka berdebat.
"Dari luar itu Kakak kayak cool, baik, pendiem.. Eh tau-taunya", sindir Chika lagi dengan mimik wajah lucunya.
"Berarti kamu mengakui pesona aku luar biasa dong?", goda Aran sambil mendekatkan wajahnya dengan wajar Chika sehingga mereka sekarang saling tatap menatap.
"Kenapa diem?", tanya Aran lagi.
"Kak, kita dijodohin, tapi aku bahkan ga tau apapun tentang Kakak", ucap Chika yang masih balas menatap Aran.
"Aku udah minta sama kamu buat kita sama-sama berusaha saling mengenal. Aku ga mungkin lakuin ini sendirian tanpa adanya timbal balik Chik. Kalau akhirnya nanti kita ga cocok, kita bisa bicarain lagi", entah sejak kapan obrolan mereka menjadi serius.
"Tapi hati aku udah di Vion Kak", Kata Chika pelan tanpa berani menatap Aran di depannya. Entah mengapa Aran merasakan tusukan tajam di dadanya. Aran menghela nafas..
"Tapi apa aku memang ga ada kesempatan buat dapatin sedikit aja ruang di hati kamu? Jangan tutup jalan itu untuk aku buktiin ke kamu.. ", pinta Aran yang kini perlahan memegang tangan Chika dan terus menatap Chika dengan intens.
"Aku ga bisa janjiin apa-apa sama kamu Kak", jawab Chika tak kalah sendu yang kali ini rasanya ia tak mampu melawan tatapan Aran padanya.
"Kita sama- sama udah kenal dari lama ya walaupun kita baru deket beberapa hari ini, aku ga pernah main-main dengan jawaban aku buat setuju tentang perjodohan ini sejak awal. Aku mau mengenal kamu lebih dan mau mencoba untuk mencintai kamu Chik", terang Aran
"Dan aku bakalan berusaha buat kamu nyaman sama aku, tapi semua itu ga bisa aku lakuin kalau kamu terus nutup diri kamu dari aku", lanjut Aran pelan.
Chika hanya diam menatap Aran, ia tak tau harus membalas perkataan Aran apa. Dia juga bingung dengan posisinya sekarang. Hatinya sudah ada di Vion tetapi keadaan ini seakan-akan membuat posisi dirinya menjadi sulit...
"Chik?", panggil Aran untuk bertanya pendapat Chika.
"Aku bakalan coba buat buka hati aku untuk kamu Kak, tapi aku udah ingatin kamu dari awal, kalau nanti ini semua gagal, aku ga mau jadi yang paling disalahkan", ujar Chika sambil berusaha menetralkan degup yang tak beraturan di dadanya, ia telah membuat keputusan besar, yaitu mempersilahkan seorang ZAFRAN PRATAMA masuk ke dalam kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME (CHIKARA)
Romance"Kenapa sih Kak Aran setuju dengan perjodohan ini? Konyol tau ga!", ucap Chika. "Kalau hal konyol ini bisa membuat kita bahagia nantinya, kenapa engga?", jawab Aran sambil meledek Chika. "Bahagia? Dengan perjodohan ini? Udah ga waras lo kak", ucap...