Mencintaimu dan terus mencintaimu adalah tugasku. Kembali atau tidaknya, itu biarlah jadi urusanku juga.
*****
AUTHOR POV
Udara subuh yang cukup sejuk ini membuat siapa saja pasti enggan untuk beranjak dari kasurnya apalagi di hari weekend seperti ini. Tapi tidak dengan Chika dan Aran. Seperti yang sudah direncanakan.. Aran mengambil penerbangan pagi, hingga saat sampai di Singapore setidaknya mereka punya banyak waktu berada di sana.
Subuh ini Aran dan Chika sudah bersiap untuk ke bandara dengan bantuan Mirza untuk mengantarkan mereka. Setelah tadi malam Chika dan Aran sepertinya tidak ada satupun dari mereka yang tidur karena cukup terlambat mereka pulang ke apart tadi malam dan subuh ini mereka sudah harus berangkat ke bandara.
"Barang-barang kamu udah semua?", tanya Aran pada Chika saat dia sudah memasukkan koper terakhir milik Chika ke bagasi..
"Udah kok.. ", jawab Chika menganggukkan kepalanya
"Ya udah yuk.. ", ajak Aran membukakan pintu belakang kepada Chika lalu ia menyusul masuk di kursi penumpang di belakang juga.
"Apaan sih, duduk di belakang berdua.. Kayak supir aja gue", ucap Mirza yang melihat Aran dan Chika duduk di kursi belakang
"Ya elo emang supir kita pagi ini", jawab enteng Aran
"Kurang ajar lo", gerutu Mirza
"Udah ah jalanin ntar telat", perintah Aran
"Biarin, syukurin kalau telat", ucap Mirza namun ia tetap menjalankan mobil akhirnya.
Di perjalanan hening di antara mereka bertiga, perlahan Chika merasakan kantuk mulai dirasakannya akibat tidak sempat untuk tidur tadi malam. Aran menyadari bahwa Chika hampir tertidur.
"Kamu tidur aja, nanti kalau udah sampai aku bangunin", ucap Aran lembut.
Chika hanya mengangguk lalu perlahan memejamkan matanya tak lama ia pun tertidur.
Melihat posisi kepala Chika yang tidak enak, Aran membawa kepala Chika ke arah dirinya dan menyandarkan kepala Chika ke bahunya agar Chika bisa sedikit nyaman dalam posisi tidurnya. Aran tersenyum melihat wajah cantik Chika saat tertidur, di rapikannya anak rambut yang berantakan di wajah Chika.
"Ga usah senyum-senyum gitu, jelek muka lo", celetuk Mirza pada Aran yang melihat dari kaca spion.
Suara Mirza sedikit membuat Chika menggeliat dalam tidurnya.
"Bisa pelanin suara lo ga?", dengan setengah berbisik Aran berbicara pada Mirza memperingati dirinya.
Aran mengelus puncak kepala Chika dengan lembut agar Chika bisa tidur dengan lebih nyaman dan tenang.
Mirza melihat semua itu dari kaca, dan tanpa sadar ia tersenyum mendapati sahabatnya kini sudah kembali seperti dulu dan bisa Mirza pastikan sahabatnya itu benar-benar mencintai wanita di sampingnya itu.
Suasana hening sampai mereka tak sadar bahwa mereka sudah sampai di bendara. Mirza memarkirkan mobilnya dan keluar terlebih dahulu.
"Chik.. Bangun.. Hei.. ", panggil Aran lembut pada Chika sambil mengelus pipi halus Chika pelan.
Chika sedikit menggeliat dari tidurnya dan perlahan ia membuka matanya..
"Udah sampai?", tanya Chika saat ia membenarkan posisi duduknya
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY WITH ME (CHIKARA)
Romance"Kenapa sih Kak Aran setuju dengan perjodohan ini? Konyol tau ga!", ucap Chika. "Kalau hal konyol ini bisa membuat kita bahagia nantinya, kenapa engga?", jawab Aran sambil meledek Chika. "Bahagia? Dengan perjodohan ini? Udah ga waras lo kak", ucap...