One ~

482K 33.4K 2.2K
                                    

Hai gaes!

Cerita transmigrasi adalah cerita tentang perpindahan jiwa, yang biasanya di sebabkan karena kecelakaan, meninggal, sakit atau sebagai nya. Jiwa itu akan berpindah tubuh ke orang lain, mau ke novel, masa lalu, masa depan, atau pun di sekitar nya.

Pemikiran manusia/penulis berbeda-beda namun tidak menutup kemungkinan manusia memiliki pemikiran atau ide yang sama.

Jadi mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh, alur, tempat, karakter atau apapun itu di dalam cerita karena itu semua murni ketidaksengajaan.

Berbijaklah dalam berkomentar, gue yakin pembaca cerita ini sudah pada dewasa. Jadi tolong berfikir terlebih dahulu sebelum berkomentar. Terima kasih.

***

Pagi hari yang cerah matahari telah memunculkan diri nya, terik nya menyinari luasnya dunia. Termasuk salah satu rumah yang berada di kawasan Jakarta.

kringgg...kringgg...kringgg

"Ck apaan dah," gumam Resa dengan mata terbuka setengah salah satu tangan menyentuh nakas untuk menghentikan suara alarm yang terus berdering.

Gadis yang baru terbangun itu langsung bergegas ke kamar mandi, karena jam ternyata sudah menunjukan pukul 08:50.

"Sialann, kesiangan!" umpat Resa dalam perjalanan menuju kamar mandi.

Selesai dengan ritual mandinya, Resa mengenakan hoodie dan celana jeans hitam jangan lupakan sepatu sneakers putih andalan nya. Resa mengambil tas ransel yang sudah ia siapkan semalam dengan buru-buru.

Tap.. tap.. tap

Resa mengeluarkan mobil sedan yang biasa ia gunakaan untuk berpergian, ia mengendarai mobil nya dengan cepat yakin jika teman-teman nya pasti akan mengeluarkan kata umpatan yang bervariasi nanti nya ketika ia datang.

Ckitt

Resa berhenti di salah satu perumahan elit. "Bagus ngab, dateng malem aja sekalian," kata Ajeng, teman dari Resa yang sedang bersedekap dada di depan gerbang rumah nya.

"Sorry kesiangan," ucap Resa di dalam mobil nya.

Ajeng masuk ke dalam mobil dan duduk di bangku depan. "Janjian jam 7 pagi, sekarang jam setengah sepuluh Res. Mantep banget gue nunggu sampe karatan," sinis Ajeng.

"Nunggu tuh di dalem rumah nape jangan di luar," kata Resa.

"Lo tau gue takut sendiri kan. Bokap nyokap gue udah pergi dari pagi, bibi gue pulang kampung, mang ujang anter mobil ke bengkel. Lo mau gue di temenin setan di dalam rumah hah?!" Ajeng mendelik ke arah Resa sahabat nya.

Ajeng kategori orang yang parnoan ketika di tinggal sendirian pikiran nya sudah kemana-mana.

"Maaf kak Anjeng, ups Ajeng gue kesiangan tadi." Resa berusaha menjelaskan agar Ajeng tidak menekuk wajah nya seperti bebek.

Resa pun menjalankan mobil tujuan mereka adalah ke Bandung memanfaatkan tanggal merah untuk liburan bersama.

•••••

"Gila woi, seru banget!" seru Ajeng. Mereka berdua habis masuk ke wahana air.

Mereka liburan ke salah satu wisata yang ada di Bandung, "naik rollercoaster yuk Res." Ajak Ajeng menarik tangan Resa menuju wahana rollercoaster.

Resa hanya menurut saja bukan tipe pemilih dan tidak takut dengan wahana apapun yang ada di sini.

Selesai mengantri mereka mendapat giliran untuk menaiki rollercoaster, Resa duduk di sendirian di belakang kursi Ajeng.

"Deg-deg an euy," kata Resa jantung berdegup kencang. Para pengunjung semua telah bersiap-siap meluncur.

"Makasih bang," ucap Ajeng ke salah satu pekerja yang memeriksa tali pengamannya. Para pekerja pun mundur ke belakang.

"Bang..bang punya gue beluman di ituin," teriak Eca panik ketika rollercoaster sudah mulai berjalan perlahan.

"Kenapa Res? tinggal ceklekin di bangku lo!" teriak Ajeng di depan Resa yang sama panik nya karena mendengar suara Resa.

Resa panik karena tali pengamannya belum terpasang sempurna, tadi ia santai-santai saja karena merasa para pekerja akan mendatangi kursi satu persatu tapi ia baru sadar ternyata sang pekerja tidak sampai ke bangku nya.

Resa yang tali pengaman di kursi nya belum terikat sempurna namun rollercoaster sudah terlebih dahulu melaju kencang.

Sampai rollercoaster sudah tepat di atas, tubuh Resa langsung saja terpental mau sekuat apapun ia berpegangan tubuh nya akan tetap terjatuh.

"AAAAAAKHH!" teriak Resa diri nya terjun bebas ke bawah, ia pun menutup kedua mata nya.

BRUKK

Tubuh Resa jatuh membuat orang sekitar berteriak histeris, Resa merasakan badan nya remuk dan mengeluarkan banyak darah. Kesadaran juga perlahan menghilang.

•••••

Resa mengerjap kan kedua mata masih merasakan seluruh tubuh nya yang terasa hancur karena jatuh dari ketinggian, Resa yakin dirinya akan trauma seumur hidup untuk menaiki rollercoaster lagi.

Tunggu? Kenapa ia bisa berfikir dan mengerjapkan mata nya, bukan kah dia sudah mati.

Resa membuka lebar mata nya dan langsung duduk dari posisi tidur.

"Tangan, aman."

"Kaki, aman."

"Leher, aman."

"Pala, aman."

"Sip tubuh gue aman berarti," monolog nya setelah mengabsen anggota tubuhnya sendiri yang masih utuh tidak lecet sedikit pun.

Resa yang tadi tersenyum senang, perlahan senyuman nya menghilang. Setau Resa tadi ia liburan menggunakan celana, kenapa sekarang rok.

"Udah bangun, gausah pura pura sakit" ucap seseorang yang sedang bersandar di tembok dengan nada ketus.

Resa mengedarkan mata nya keseluruh ruangan, mencari sumber suara. Ia mendapati seorang laki laki yang tengah menatap tajam mengarahnya.

"Siapa lo?" selidik Resa pasal nya ia liburan hanya berdua bersama Ajeng.

"Ck habis dorong Kirana, terus nabrak tembok doang lo mau pura pura amnesia," kata laki laki itu.

Laki-laki itu berjalan kearah Resa, ia sudah berada di tepat wajah Resa dengan sedikit membungkukan badannya.

"Gue kasih tau ke lo gausah caper sama gue, malah eneg yang ada," ucap laki laki itu. "Karena gue gak suka sama cewe caper kaya lo." lanjut nya.

Sebelum laki-laki itu memundurkan badannya, Resa terlebih dahulu menarik dasi dari orang itu.

"Muka lo gak usah sok ke gantengan, eneg juga gue liat nya." ujar Resa dirinya melirik sedikit ke arah name tag laki-laki itu, Malvin Satya Biantara.

Malvin langsung menyentakan tangan Resa, ia pun langsung melenggang pergi meninggalkan gadis itu.

"Siapa sih anjir sok ganteng banget walaupun emang ganteng sih," kesal Resa, ia pun memijit pelipis nya merasakan nyeri di bagian kepala.

|
|
|
|
|

Haii ini cerita pertama gue, sebagai penulis pemulaa gue sangat mengharapkan sarann dari kalian semuaa hhehee... Terimakasih

Jangan lupa untuk follow akun Wattpad gue leyfii20 biar ada notif kalau gue update 🤗 Kasih saran kritiknya ya jangan sungkan, don't forget to vote and komen. Kalian boleh promosiin cerita ini biar makin banyak yang baca❤️

Follow IG gue @wpleyfii yang pasti nya Instagram khusus story gue.

27-July-2021

WHATTT? Gue Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang