Gelang item in public
Punya pawang in private***
Dirga mengusap bibirnya, dia tidak bisa menghentikan senyuman yang mengembang di wajah nya. Sesekali ia tertawa kecil, gila memang.
Lebih gila nya lagi, debaran jantung nya dan perasaan yang berbeda ketika dia melihat wajah gadis nya.
Ah gila ini rasanya sama ketika ia menyiksa seseorang, debaran jantung ketika melihat darah yang keluar dari korban nya.
Jeritan-jeritan yang keluar karena menahan rasa sakit rasanya seperti mendengar alunan lagu yang indah.
Perasaan yang sama namun di situasi yang beda, pertama kali nya Dirga merasakan ini tanpa nafsu membunuh.
Boni memukul pelan bahu Dirga. "Bos lo jangan nyengir-nyengir, serem!" kata Boni butuh waktu yang lama untuk mengumpulkan keberanian nya ini.
"Anak kucing aja lari noh," timpal Rafkal menunjuk anak kucing yang sedang berlari ke arah induk nya.
"Mikirin apo seh sampe segitu nya." Sambung Boni, mulut nya tidak berhenti mengunyah makanan.
Saat ini mereka sedang membolos, warung tongkrongan yang tidak jauh dari sekolah. Hanya perlu memanjat tembok belakang sekolah kita langsung menemukan warung itu.
"Kapan lo bebasin Jean?" tanya Ardan, membuat ledekan Boni dan Rafkal terhenti.
"Kapan-kapan," jawab Dirga malas.
"Jangan kelewatan, dia sahabat lo." Ardan melirik ke arah Dirga, suara nya seakan memperingati Dirga untuk tidak kelewat batas.
"Sahabat yang lebih dulu lo kenal dari cewek lo itu," sambung nya.
"Betul tuh jangan karena seor-" kalimat Boni nya terhenti ketika mendapatkan cubitan keras dari Rafkal yang berada di samping nya.
Boni melirik takut-takut ke arah Dirga yang ternyata sedang menatap tajam ke arah dirinya, menunggu kalimat yang akan di lanjutkan Boni.
"Rang kapiten, mampu tarik pedang panjang," lanjut Boni sambil memukul meja.
"Kalau berjalan prok..prok..prok." Rafkal ikut melanjutkan nyanyian Boni.
"Aku seorang kapitennn." Mereka nyanyi bersama seakan sedang paduan suara dengan posisi tangan saling hormat.
"Nyanyi bos lagi nyanyi biasa," kata Boni sambil menunjukan deretan gigi nya.
Mereka semua jadi diam hawa di situ seakan-akan tidak memperbolehkan mereka bergerak menimbulkan suara.
"Dir lo belum makan atau minum apa-apa bukan dari tadi?" tanya Rafkal yang sedang mengambil minuman di samping Dirga. "Bibir lo kok mengkilap gitu.
"Jangan bilang lo habis! Awh!"" seru Rafkal mulut nya ia tutup menggunakan kedua tangan nta seakan sedang terkejut.
"Dar adek lo di grepe-grepe Dirga!" sahut Boni sedikit meledek dan berteriak.
"Pantes senyum-senyum," ucap Rafkal.
Dirga hanya memasang raut wajah datar, ia mengusap bibirnya menggunakan punggung tangan nya.
Rasa di bibir nya mengingatkan lagi tentang ciuman dengan gadis nya di rooftop tadi.
Flashback On
Terjadi keheningan di antara mereka ketika Eca bertanya tadi, sebelah tangan Dirga ia berada di tembok guna menyangga tubuh nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHATTT? Gue Antagonist?
Teen FictionResa Maundya Putri, gadis yang tewas usai terjatuh dari wahana rollercoaster, bukannya berakhir ke akhirat jiwa nya malah bertransmigrasi ke tubuh tokoh antagonis pada novel "You're Mine". Mesya Anandya Megantara adalah tokoh wanita antagonis yang b...