Twenty Six ~

157K 21K 3.3K
                                    

"Bagus, baru pulang jam segini!" Suara bariton dari Edgar yang mata nya sudah menatap tajam ke arah pintu yang baru saja di tutup oleh Dirga.

Dirga tersentak kaget melihat papa nya yang sudah bersedekap dada berdiri di ruang tamu, padahal Dirga sudah jalan mengendap-endap, membuka dan menutup pintu nya dengan pelan-pelan.

"Ada urusan" Jawab Dirga berusaha santai. Berjalan melewati papa nya dengan satu tangan tengah memegangi perut nya.

"Arggh!" Teriak Dirga ketika papa nya dengan sengaja meninju bagian perut nya yang terluka padahal sedari tadi ia tutupi dengan tangan nya.

"Sakit ?" Tanya Edgar dengan santai tanpa bersalah.

"Biasa aja" Ucap Dirga berbohong, luka di perut nya ini belum di obati dan di tambah tinjuan dari sang papa membuat luka nya semakin terbuka.

"Dari mana kamu ?"

"Bukan urusan papa"

"Ck, anak ini! Jangan menemuinya, obati luka mu terlebih dahulu Dirga" Perintah Edgar

"Hm" Dirga melanjutkan langkah nya, ia berjalan mengarah ke sebuah ruangan yang berada di sebelah kanan.

"Jalan kamar mu ke atas Dirga, bukan arah situ" Teriak Edgar melihat Dirga yang malah berbelok ke arah ruangan lain.

"Berisik!" Dirga berdecak sinis, ia pikir papa nya akan langsung pergi. Dirga pun dengan pelan melangkahkan kaki nya ke lantai atas.

"Anak ini makin mirip dengan diri ku waktu muda dulu" Edgar meringis mengingat kelakuan Dirga, ia menggelengkan kepala nya pelan ketika melihat tubuh Dirga yang mulai menjauh.

Setelah tadi Dirga mengantarkan Eca pulang, Dirga tak lansgung pulang ke rumah nya melainkan harus mengerus sesuatu terlebih dahulu yang membuat nya pulang larut malam.

•••••

Eca terbangun ketika alarm sudah berbunyi menunjukan pukul 05:10. Ingin rasa nya ia kembali tidur, mengingat semalaman ia tidak bisa memejamkan mata nya.

Setiap kali ia mencoba menutup mata nya, ingatan-ingatan ketika bibir Dirga menyentuh bibir milik nya, sensasi nya masih sangat terasa sampai saat ini. Sial.

Eca berjalan gontai menuju kamar mandi, ia pun membersihkan diri sekitar 25 menit. Eca keluar dari kamar mandi, lalu memakai pakaian sekolahnya.

Serasa sudah rapi ia pun memakai bedak di wajah nya, dan memberi sedikit lipglos di bibir nya.

"Tunggu! Bibir gue kok kek bengkak gini" Gerutu Eca melihat bentuk bibir nya di kaca.

Eca menyentuh bibir nya kemudian berfikir mungkin ini adalah efek ciuman yang terjadi kemarin. Dirga mencium nya dengan perlahan tidak buru-buru, walau sedikit agresif.

Setelah selesai ia pun menuju ke bawah untuk sarapan. Di lihat nya seluruh anggota keluarga sudah berjejer di meja makan.

"Morning guysss!" Teriak Eca dari arah tangga.

"Morning sayang, pelan-pelang dong" Ucap sang Bunda dengan lembut.

Eca menarik salah satu kursi yang ada di meja makan dekat bang Fano. "Sarapan apa nih bun ?" Tanya Eca

"Omelette sama kentang, tapi kalo kamu roti ada kok" Jawab Bunda

"Omelette aja deh bun" Bunda memberikan Eca sebuah piring yang sudah terisi dengan Omelette dan juga kentang, Eca pun memakan serapannya dengan lahap.

Bang Fano sudah selesai sarapan dan pamit akan berangkat kerja, di susul dengan dua abang kembar nya yang juga pamit berangkat sekolah. Eca buru-buru menghabiskan sarapannya, ia lupa untuk meminta kunci motornya kembali.

WHATTT? Gue Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang