Twenty Eight ~

143K 19.3K 1.7K
                                    

Happy Reading ❤️

Pada tengah hari tepat nya jam 11:00 Eca sudah berada di depan gerbang rumah Dirga. Sekitar 15 menit Eca masih terus duduk di atas motor nya, karena ia bingung cara masuk nya bagaimana.

Eca sudah berkali-kali mencoba untuk menghubungi Dirga. Namun nomor Dirga seperti nya sedang tidak aktif, ia juga sudah coba mengklakson motornya tapi gerbang tiidak kunjung di buka.

Datang ke rumah Dirga benar-benar menjengkelkan. Orang datang berkunjung tapi tidak ada satupun yang membukakan pintu gerbang, ingin sekali Eca menyumpahi para bodyguard yang kerja di rumah Dirga.

"PERMISI!! PAKET!!" Upaya terakhir nya, tadi Eca sudah teriak 'Dirga main yuk' namun tak kunjung di respon juga.

"Ashiappp" Ucap seseorang dari arah belakang.

"AYAM MONYET! Astagfirullohalazim ya alih kubur." Eca mengelus-elus dada nya, dengan nafas tidak beraturan dan jantung nya berdegup kencang ketika melihat ke belakang ada seorang kakek tua yang tengah membawa cangkul di pundak nya.

"Neng ngapain teriak-teriak?" ucap kakek-kakek itu.

"Jangan teriak atuh neng, belum pernah kesini emang nya?" tanya kakek itu lagi.

Eca baru ingin menjawab namun kakek itu kembali berbicara."Neng mau teriak sampai suara abis juga gak bakal di bukain neng. Kecuali kalo neng pencet bel nya."

"Ada bel nya emang kek?" tanya Eca heran. "Ya ada atuh neng, masa rumah segede ini gak ada bel nya." Ujar kakek itu dengan nada yang sudah kesal.

"Iya juga ya." Eca menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "Bel nya dimana kek?" tanya Eca lagi.

"Masyaallah neng," jawab kakek itu sepertinya sudah berada di ambang ingin mencangkul Eca.

Kakek berjalan ke arah dinding yang berada di samping gerbang, ada sebuah ornamen singa dengan mulut terbuka tertempel di dinding. Setelah kakek itu memasukan tangan nya ke dalam mulut singa yang mungkin adalah tempat bel nya berada.

Ting Nong

Gerbang langsung terbuka, kakek itu menyuruh Eca masuk ke dalam.

"Udah sekarang neng nya masuk, Kalo pencet bel otomatis gerbang nya bakal kebuka neng."

"Ah iya makasih kek." Setelah gerbang terbuka Eca langsung melajukan motor nya untuk masuk ke dalam.

Walaupun sebenarnya banyak yang menjadi pertanyaan di benak Eca, ya misalkan aja bagaimana jika ada orang iseng atau maling yang sengaja memencet bel membuat gerbang nya otomatis terbuka.

Karena harta keluarga ini banyak jadi mereka tidak takut akan kemalinganan? Ah atau keluarga ini malah senang karena ada yang datang ke sini dengan sukarela?

Eca bergidik ngeri pikirkan nya malah jadi beralih ke Mawar. Eca merasa bahwa Mawar tidak lah pulang kerumah nya karena dia memang sudah ber pulang ke pangkuan yang maha kuasa.

Berkali-kali Eca nenepis dugaan nya jika Mawar telah tiada karena kekasih nya sendiri yaitu Dirga. Dirga lah yang membunuh Mawar karena terlihat dari kalung Mawar yang berada di rumah Dirga.

WHATTT? Gue Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang