Eca ingin menangis rasa nya sangat menyesakan, tapi entah kenapa air mata nya tidak keluar. Tangan Eca mulai melemas membuat cengkraman nya melemah.
Hal itu membuat Ardan mengambil peluang, sebelah tangan Ardan yang sedang memegang pisau ia arahkan ke Eca.
Srett
"Anjing!" pekik Eca wajah nya menoleh ke samping goresan pisau tergambar di pipi nya.
Pipi Eca terasa nyeri, wangi darah segar mulai menyeruak bersamaan dengan hembusan angin malam.
Dugh
Dugh
Eca membenturkan kepala nya sekitar dua kali ke wajah Ardan lebih tepat nya ke arah hidung, membuat sang empu meringis karena hidung nya baru saja mengelurkan darah segar.
Pening itu yang Eca rasakan, ternyata ini rasanya ketika kita membenturkan kepala ke lawan kita. Sial, jika tau begini ia tidak usah menggunakan cara ini.
Cara yang biasa di gunakan di film-film ketika sedang berantem, Eca memejamkan mata nya berkali-kali ia berusaha berdiri dan menjauh dari tempat Ardan sembari memegangi kepala nya.
Badan nya terhuyung-huyung dengan cepat ia berpegang ke tiang listrik, Eca merasa sekelilingnya berputar-putar hingga ia tidak sengaja memegang luka di pipi nya membuat pengelihatan nya kembali jernih.
"Gila lo! Sialan" Eca buru-buru mengambil satu-persatu kembali belanjaan nya yang tergeletak, sebelum nanti nya Ardan bangkit.
"Ganteng doang, bunuh cewek dalem gang!" teriak Eca dan langsung kabur dari sana, kaki nya lari dengan kencang tanpa menoleh ke belakang.
Ia tidak lagi ingin tahu apa yang akan terjadi dengan Laura. Sampai Eca sudah keluar dari gang kecil itu.
Brakk
Suara motor yang oleng dan terjatuh ketika Eca keluar dari gang tersebut, seperti nya motor itu menghindari Eca yang secara tiba-tiba muncul.
"Bang astaga maaf bang," Eca bergegas membantu pengendara motor itu yang menabrak trotoar untuk berdiri.
"Malvin?" beo Eca melihat orang itu baru saja membuka helm nya.
"Lo ngapain bego berdiri di jalan!" bentak Malvin, dirinya kaget setengah mati. Ia tadi langsung membelokan stang motor nya ke samping untuk menghindari gadis itu.
"Ya maaf" jawab Eca. Sedangkan Malvin tengah mendirikan motor nya.
Selesai mendirikan motor nya, Malvin menghampiri Eca.
"Pipi lo," kata Malvin, menyentuh pipi Eca yang sedikit mengeluarkan darah.
"Awshh, jangan di teken lah goblok." Eca menepis tangan Malvin.
"Udah kaya gembel nangkring di jalan" ucap Malvin melihat gadis ini dengan kondisi yang memprihatinkan, kantong belanjan yang sobek, baju yang compang-camping, sikut tangan nya lecet, serta pipi nya yang luka.
Kenapa gadis ini ketika sudah tidak menyukai nya lagi, malah jadi jelek dan tidak terurus begini?
"Gue anter pulang!"perintah Malvin, ia langsung menarik tangan Eca ke sisi motor nya.
"Naik"
"Ogah"
"Gausah bawel deh lo, nurut aja kenapa sih!"
Ucapan Malvin, membuat Eca mau tidak mau langsung menaiki motor Malvin. Ya walaupun terpaksa tapi kan lumayan juga dapat tebengan gratis.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATTT? Gue Antagonist?
Teen FictionResa Maundya Putri, gadis yang tewas usai terjatuh dari wahana rollercoaster, bukannya berakhir ke akhirat jiwa nya malah bertransmigrasi ke tubuh tokoh antagonis pada novel "You're Mine". Mesya Anandya Megantara adalah tokoh wanita antagonis yang b...