WHATTT? Gue Antagonist?

Fifty ~

Yuhuu, ada yang nungguinn gak sih semalem gak up 😭🤙😌

Gue nulis kemaleman, belum di baca ulang udah ngantuk ngab WKWK. Sorry terlambat 🙏✌️

Typo tandai ya!

Happy Reading 📖

***

Beralih pada Malvin dan temen-teman nya yang saat ini berada di basecamp, mereka sedang asik bersantai.

"Kirana chat gue," kata Andre tiba-tiba. "kata nya lo kemana kok gak bales chat dia."

"Gak penting banget anjing," sinis Shaka, ia baru saja datang membawa ciki di tangan kanan nya dan duduk di samping Andre.

"Jangan kasih anak orang perhatian kalau lo gak suka." Bara menimpali. Saat ini ia tengah duduk di pinggir meja billiar dengan memegang stik untuk memasukan bola.

Malvin mengernyit heran."Gue gak pernah ngasih perhatian."

"Lo anter jemput dia, itu udah bentuk perhatian pinterrr!" sahut Jarvis.

"Dia yang minta," jawab Malvin santai.

"Ye kenapa lo mau?!" Shaka heran.

"Mending lo nyuruh dia ngejauh deh lagi pula si Mesya juga udah gak ngejar lo lagi," kata Shaka geram.

Bara berdecak pelan. "Dia baik, tapi jatuh nya jadi bego."

Malvin hanya diam tidak menanggapi, sejujurnya dia memang tidak ada perasaan terhadap Kirana. Mau dulu ketika Mesya mengejar nya sekalipun, Malvin tetap menganggap Kirana sebatas teman adik kelas saja.

Malvin juga heran ketika ia menolong Kirana sekali dan Mesya tau akan hal itu ia langsung marah. Padahal tidak ada perlakukan yang lebih, malah Mesya sampai membully Kirana.

Karena kasihan terhadap Kirana yang mendapat perilaku yang berlebihan. Malvin pun akhirnya selalu membantu Kirana jika menghadapi masalah yang di buat oleh Mesya.

"Malvin!" panggil Andre walaupun sedari tadi tidak di dengar oleh Malvin. "Ponsel lo bunyi mulu daritadi."

Malvin melirik sekilas, tangan nya sibuk memegang stik billiar. "Siapa?" tanya Malvin.duduk di pinggir meja billiar.

"Bokap lo," jawab Andre tangan nya fokus bermain game di ponsel.

Malvin mengedikan bahu nya tanda tidak peduli akan hal itu. "Biarin," kata Malvin tetap fokus pada giliran nya bermain.

"Angkat. Siapa tau penting," ujar Bara Bram.

"Paling makan malem," kata Malvin acuh. ia pun berjalan mengambil ponsel nya yang terletak di meja kecil samping Andre.

Dan seperti dugaan nya, ada sebuah telefon walaupun tidak di angkat oleh Malvin, dan pesan mengenai makan malam dan juga alamat dari restaurant tersebut. Malvin menghembuskan nafasnya malas.

"Yaudah sih, makan malem doang elah mayan di bayarin." Shaka mencibir.

"Males," jawab Malvin.