Forty Six ~

113K 17.3K 8.8K
                                    

GUE KASIH ASUPAN NEH MALMINGAN 🤭

Kalian tim indomie goreng atau indomie kuah?

Suka bubur di aduk atau gak di aduk?

***

Eca mengikat asal rambut panjang nya, tangan nya bergerak namun tatapan nya mengarah pada Dirga yang berada tepat di depan Eca. Mereka berdua sedang duduk di rooftop sekolah selepas dari perpustakaan tadi.

Dirga yang dari tadi di tatap tidak berani membalas tatapan Eca, ia memilih untuk memainkan jari jemari nya.

"Gimana keadaan lo?" tanya Eca selesai mengikat rambut nya. Nada yang kesal karena sedari tadi Dirga tidak ada mengucapkan sepatah kata pun.

"Pas lo sentrum?" Dirga balik bertanya.

"Udah tau pake nanya!" ketus Eca.

Eca kembali membenarkan sisa anak rambut nya yang ia selipkan ke belakang telinga, sebenarnya Eca takut untuk berhadapan dengan Dirga. Takut Dirga marah akan pada nya karena kejadian malam itu.

Jadi sebelum Dirga beneran marah kepada Eca, ia yang akan marah terlebih dahulu. Aneh memang.

"Gue gak baik-baik aja," jawab Dirga menghela nafas nya pelan sembari bmenyandarkan punggung nya.

"Sorry," kata Eca ia langsung memalingkan wajah nya.

Mereka berdua saling diam kembali, membiarkan suara angin yang terus saja berhembus.

"Mesya," panggil Dirga. "Lo ada perasaan sama Jean?"

"Jangan mikir yang aneh-aneh," ucap Eca.

"Setelah kemarin, lo masih nyuruh gue buat mikir yang gak aneh-aneh?" tanya Dirga. Kini ia yang menatap lekat ke arah Eca.

"Gue cuma mau selamatin Jean, gak lebih." Eca menjawab dengan cepat.

Dirga tertawa hambar. "Lo masih bilang itu cuma? Kenapa sampai segitu nya mau selamatin Jean, setau gue lo gak sedekat itu sama dia."

"Kasihan," lirih Eca. "Lo gak tau seberapa keras nya hidup dia, selama ini Je-"

"Dia bukan anak kecil, kalau lo takut dia ngerasain keras nya hidup. Seharusnya lo bersyukur gue mau bunuh dia." Suara dingin milik Dirga memotong ucapan Eca.

"Kalau dia mati, dia gak bakal ngerasain lagi keras nya kehidupan." lanjut Dirga.

"Dir, udah deh. Kalau pun gue ngomong sama lo buat bebasin Jean, lo pasti gak mau kan? Jadi tanpa gue ngomong sama lo, ya gue langsung aja selamatin Jean." Eca berusaha menjelaskan dengan tenang.

"Gue selamatin Jean bukan berarti gue suka sama dia," sambung Eca.

"Gak seharusnya lo kasihan sama psycopath," gumam Dirga pelan.

Suara nya yang pelan bersamaan dengan hembusan angin membuat Eca tidak bisa mendengar apa yang katakan oleh Dirga.

"Terserah." Hanya kata itu yang akhirnya terdengar oleh Eca.

"Lo marah?" tanya Eca.

"Gue suka lo berani, tapi gue gak suka lo pake keberanian itu buat lawan gue."

Dirga menarik pinggang Eca, agar tubuh Eca bisa lebih dekat dengan nya.

"Rasa nya pengen nerkam lo saat itu juga," kata Dirga santai, namun membuat Eca panas dingin.

"Berarti urusan Jean udah selesai kan? Oke sekarang kita ke topik selanjutnya." Eca berusaha santai, Dirga yang dia kenal tidak lagi laki-laki dingin. Melainkan laki-laki penuh kemodusan, agresif, dan mesum.

WHATTT? Gue Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang