Fifty Five ~

186K 16.4K 10.5K
                                    

Sholat tahajud gaess.

Up sekarang masih ada yang baca gak sih? ಥ‿ಥ Apa masih ada yg begadang kali ya.

***

Eca bergegas ke rumah sakit, ia mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi membelah kerumunan kendaraan di kota jakarta yang sangat ramai di sore hari.

Sesampainya di Rumah Sakit Megantara, Eca berlari memasuki koridor rumah sakit, mau bagaimanapun ia sangat takut. Ingin mengetahui bagaimana kondisi sang ayah.

Di novel Ayah Mesya akan mengalami serangan jantung ketika mendengar Mesya tertabrak pada saat kelulusan, tapi sekarang kenapa lebih cepat dari apa yang ada di novel.

Dengan tergesa Eca masuk ke dalam ruangan VVIP yang tersedia dirumah sakit tersebut, tadi ia sempat bertanya pada suster. "Bunda," panggil Eca pada Bunda nya yang sedang duduk di samping Ayah.

Bunda melirik Eca sekilas lalu melepas pegangan tangan nya dengan Ayah Fernan. Ia menghampiri Eca, lalu tanpa aba-aba sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus Eca.

Pipi yang tadi nya seputih susu kini berganti dengan warna merah, jiplakan lima jari dari tangan sang bunda terlukis di wajah Eca.

Eca memejamkan kedua mata nya, merasakan sensasi panas yang menjelajar.

"Puas kamu? Ini semua karena kamu Eca! Kalau andai saja kamu menerima perjodohan itu, semua ini gak akan terjadi!"

"Masalah perjodohan?" gumam Eca pelan tapi masih terdengar oleh Bunda.

"Iya! Asal kamu tau perusahaan ayah sedang drop, di tambah kamu yang menolak perjodohan itu. Om Felix menarik semua saham nya dari perusahaan ayah," jelas Bunda.

"Aku belum bilang apa-apa sama Om Felix," jawab Eca. Bukan berusaha membela diri, namun memang kenyataan nya dia belum ada berbicara dengan Felix, ayah Malvin.

Bahu Bunda bergetar, isak tangis nya terdengar sangat pilu, Eca langsung memeluk tubuh Bunda. Untung nya Bunda tidak menolak, malah membalas pelukan Eca.

"Maafin Eca," kata Eca. "Tapi aku tetep gak mau nerima perjodohan nya."

"Kamu gak bisa ngelakuin itu demi keluarga kita? Demi ayah?" tanya Bunda melepaskan pelukan mereka sorot mata nya berusaha meyakinkan Eca.

Eca menghela nafas nya. "Maaf Bun aku belum bisa jadi anak yang baik yang bisa nurutin semua permintaan Bunda. Maaf kalau aku udah ngecewain Bunda sama Ayah."

Bunda mengalihkan pandanganya dari Eca, air mata nya lagi-lagi lolos membasahi pipi Bunda. "Gak cuma perjodohan itu yang bisa nyelesaiin masalah ini," kata Eca mengusap air mata di pipi Bunda.

Eca menuntun Bunda untuk duduk di samping kasur Ayah. "Aku beliin makanan ya," ucap Eca meninggalkan Bunda.

Bunda menunduk mengusap tangan ayah, kemarin malam percakapan Bunda dan Eca di dengar Ayah. Fernan sangat menyayangi anak nya, sehingga ia sudah pasti akan berpihak pada Eca.

Sama seperti Bunda, ia juga menyayangi Eca namun Bunda lebih berfikir cepat. Bagi nya penawaran Felix adalah hal yang instan untuk menstabilkan kondisi perusahaan. Kemarin malam Bunda baru akan menghubungi Felix tapi langsung di ambil alih oleh Fernan.

Fernan memberitahu pada Felix bahwa ia menolak soal perjodohan tersebut dan Felix mengiyakan hal itu. Bahkan mereka berdua bernafas lega, karena tidak ada perdebatan antara mereka dan juga Felix.

Pagi nya ketika Bunda Maya dan Fernan akan berangkat kerja, Fernan dapat kabar bahwa Felix mencabut seluruh saham nya membuat saham perusahaan Fernan turun drastis, bahkan ada beberapa perusahaan lain yang memutus kontrak karena rumor yang langsung beredar bahwa kondisi perusahaan keluarga megantara yang mulai menurun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHATTT? Gue Antagonist?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang