Terima kasih atas dukungan melalui vote dan komentarnya🐯
🐯🐯🐯
Kehilangan orang tua ketika berada di puncaknya karir, kemudian didepak secara tidak hormat dan menerima tuduhan buruk dari semua orang. Kim Sowon, gadis berusia 26 tahun itu harus pandai-pandai dalam menjalani kehidupan selanjutnya, karena kehidupannya berubah 180°. Begitulah hidup.
Saat ini Sowon masih meringkuk di kamar gelap tanpa pencahayaan sedikit pun. Dia benar-benar merasa hampa. Kedua orang tuanya meninggal secara mendadak dan tanpa ada yang tahu alasan sesungguhnya.
Menangis sesenggukan tanpa ada yang menemani, bagaimana pun Sowon itu perempuan dengan hati tak sekuat baja. Dia akan menangis ketika dia berada di titik paling rendahnya.
Ceklek!
Pencahayaan itu muncul ketika pintu dibuka oleh seseorang. Bocah kecil yang di perkirakan masih berusia 5 tahun itu masih memegang daun pintu yang berposisi jauh di atas sana. Tangannya turun, pipinya menggembung karena bawaan, matanya memicing melihat siapa yang ada di sana.
"Eonie."
Bibirnya menyungging seulas senyuman lebar, bocah sepolos ini harus terjerumus ke dalam luka yang dalam. Tapi, karena kuasa orang-orang yang lebih tua, dia tidak mengetahui apapun, tidak satu pun fakta diberitahukan kepada dirinya.
"Eonie, kenapa? Mau sebuah peyukan?"
Ketika gadis yang lebih tua darinya mengangguk, dia langsung saja berlari dan menubruk tubuh Sang kakak. Berpaut umur cukup jauh, sepertinya akan banyak yang menduga mereka sebagai ibu dan anak. Nama Si kecil itu adalah Kim Sinb.
Grep!
Menerima dengan penuh cinta, Sowon mendekap bocah kecil itu dan tangisnya pecah begitu saja. Sinb dapat merasakan debaran di dada Sang kakak, dia juga dapat mendengar isak tangis pilu dari kakaknya.
"Eonie, kenapa?" tanyanya, ia memainkan jari telunjuknya di dada Sowon.
Sowon belum bisa berkata apa-apa, yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah menangis. Tangisnya memang pecah, tapi tak sepenuhnya ia melepas rasa sesaknya. Ada adiknya di sini, dia tidak mau jika sampai adiknya ikut bersedih.
Kepala itu mendongak. "Sinb sayang Eonie, tolong jangan menangis kalena Sinb takut~"
Sowon mengangguk, ia memaksa senyuman demi adiknya. Wajahnya menyondong pada Sang adik, menyatukan kening mereka dan bertatapan dalam kedekatan.
Sinb tertawa kecil. "Ini ... Kalau Ibu melihat ini, dia bisa malah!"
Sowon pada akhirnya tidak bisa menahan tawa, dia tertawa dengan isak tangisnya. Kemudian menjauhkan diri, mendongak untuk menghapus air mata serta ingusnya.
"Bagaimana?" tanya Sowon, ketika semua telah bersih dari wajahnya.
Aaaaaaaa~
Sinb mengangkat kedua tangannya, menangkup wajah Sang kakak dan memberikan pandangan paling manis. Dia berada di pangkuan Sowon saat ini, siap menenangkan Sowon yang berada di ambang putus asa.
"Eonie, aku mencintaimu."
Sowon tertawa kecil. "Apa?"
"Sinb mencintai Eonie~ Kim Sinb mencintai Kim Sowon!"
Sowon semakin tertawa. "Kau ini~"
"Jangan menangis, Sinb itukan ada dengan Eonie, mengelti?"
Sowon mengangguk. "Ya ... Baik Nn. Kim Sinb yang baik hati."
"Hihi, Sinb sangat menyayangi Eonie~"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eonie Is Gone
Fanfiction[COMPLETED] Setelah orang tuanya meninggal tanpa sebab-akibat, Kim Sowon harus didepak dari grup yang telah membesarkan namanya. Dia dituduh sebagai anggota malas, tidak punya perasaan, dan bahkan rumor menyatakan bahwa ia membully anggota satu grup...