"Ke sini lagi," keluhnya sambil menggembungkan pipi.
Sowon mengusap kening Sinb yang berkeringat. "Sayangku, kau harus check up demi kesehatanmu, mengerti?"
Sinb hanya mengangguk.
"Tidak boleh mengeluh, ada banyak orang yang tidak bisa melakukan pengobatan karena terbatasnya biaya."
Sorot mata Sinb begitu lembut, menatap Sowon yang sedang menceramahi dirinya.
"Semua akan baik-baik saja jika kau mau bersyukur Sinb. Kau ... tetap lanjutkan hidupmu dan gapai mimpimu."
Sinb menenggelamkan wajahnya tepat pada dada Sowon, membuat Sowon dengan lembut membalasnya menggunakan pelukan hangat.
"Tunggu beberapa waktu lagi, ya? Kau akan sembuh jika kau sering mengobati dirimu," perjelas Sowon.
Sinb mengangguk setuju. "Telima kasih, Sowonie~"
"Ya, sama-sama Sinb yya~"
"Kalian sudah di sini? Ayo masuk ke dalam!"
Sowon beranjak setelah Yuju selesai dengan pasien sebelum Sinb. Si kecil tidak mau turun, jadi dia harus digendong oleh Sowon. Beruntung tubuhnya tidak berat, jadi Sowon tidak terlalu repot menggendongnya.
"Apa masih sering terasa sakit?" tanya Yuju sembari mengecek irama detak jantung Sinb.
Sinb menggeleng. "Tidak, tidak tellalu."
"Kau berbohong?"
Sinb memalingkan pandangannya. "Tidak."
Tangan Yuju terangkat dan meraih tangan mungil Sinb, ia membuat Sinb segera menoleh untuk menatap dirinya. Yuju tersenyum hangat, bagaimana pun ini adalah cara terbaik supaya seorang anak tidak berbohong.
"Kalau sakit bilang saja, Sinb. Tidak akan ada yang marah, kok!" ucap Yuju sambil mengusap tangan mungil itu.
Sinb mendongak dan menatap Sowon yang mempertanyakan arti dari perbuatan Yuju. Apa itu berarti Sinb memang berbohong?
"Sowon eonie tidak boleh mendengal ini tapi," ucap Sinb dengan wajah polosnya.
Yuju mengalihkan pandangannya ke arah Sowon, mengerti arti tatapan itu Sowon lantas menutupi kedua telinganya.
"Sudah!" sahut Sowon sambil menutup mata juga.
Sinb menarik tangan Yuju dan menaruh telapak tangan itu pada bagian dadanya.
"Ini, ini seling tellasa sakit. Sinb seling sesak juga, entah bagaimana tapi itu mengganggu aktivitas Sinb," perjelasnya dengan wajah yang polos.
Yuju menatap Sinb iba. "Adik manis, kalau kau mengakui seperti ini, maka aku akan menambahkan resep obat lagi."
"Obat lagi?" Sinb memelas.
"Mau sembuh?"
Sinb mengangguk kecil.
"Dan laksanakan semua perintahku, bisa?"
"Baik, Bu~"
"Anak pintar~" ucap Yuju bernada, sebelah tangan itu pun mengusap pucuk kepala Sinb.
Sinb tersenyum manis, memberikan eyes smile andalan yang mampu menarik perhatian lawan bicaranya. Wajah Yuju saja sampai memerah melihat hal manis di depan mata.
"Sudah selesai?" tanya Sowon.
Sinb menoel hidung mancung Sowon, membuat mata Sowon terbuka dan segera ia menurunkan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eonie Is Gone
Fanfiction[COMPLETED] Setelah orang tuanya meninggal tanpa sebab-akibat, Kim Sowon harus didepak dari grup yang telah membesarkan namanya. Dia dituduh sebagai anggota malas, tidak punya perasaan, dan bahkan rumor menyatakan bahwa ia membully anggota satu grup...