"Sowon ah."
"Ya?"
"Kenapa kau banyak mengerjap?"
"Pandanganku sedikit tidak baik, Jisoo."
"Apa aku harus memanggil dokter?"
Sowon menggeleng. "Tidak, itu tidak perlu."
"Lalu kau mau ke mana, hm?"
"Bisakah aku pergi ke sekolah Sinb?"
"Untuk apa?"
Irene datang setelah harus keluar dari ruangan, ia menerima panggilan dari orang tuanya.
"Hanya ingin melihat Sinb saja," jawab Sowon sambil tersenyum tipis.
"Kau mau sakit lagi? Istirahat saja, stabilkan keadaanmu, nanti kau akan menemani Sinb," oceh Irene.
"Aku tidak yakin tentang hal itu, Eonie."
Jisoo menjilati bibirnya yang mendadak kering, Irene melangkah mendekat.
"Sowon ah, bertahanlah untuk Sinb, kau bisa?"
Sowon menggeleng. "Tidak."
Jisoo mencebikan bibirnya. "Kenapa tidak?"
"Aku bahkan tidak bisa melihat dengan baik sekarang, pandanganku tidak sama lagi."
"Aku akan memanggil dokter, Sowon," kata Jisoo.
"Aku hanya bercanda, kok! Sekarang aku sudah membaik, aku harus ke sekolah Sinb."
"Tidak, Sowon!"
"Irene eonie, aku harus melihat bagaimana Sinb belajar di sekolah. Aku takut jika nanti tidak bisa lagi melihatnya di sekolah," perjelas Sowon.
"Kau menyerah? Kau akan menyerah, Kim Sowon?" Irene meraih tangan Sowon dan menggenggamnya dengan kuat. "Kau akan menyerah, iya?"
"Aku hanya, aku hanya tidak bisa~" isak Sowon, ia menunduk hingga air matanya jatuh begitu saja.
Jisoo beranjak dari kursi, memberi ruang kepada Irene untuk memeluk Sowon. Kini Sowon menangis dalam dekapan Irene, seseorang yang begitu baik kepadanya.
Sowon menggelengkan kepalanya, tangan lemah itu membalas dekapan Irene. Dia mencengkram kuat-kuat baju Irene, menahan segala sesak karena tak mau kelihatan lemah.
"Lepaskanlah~" ujar Irene memberi ruang kepada Sowon untuk bisa melepaskan rasa sesaknya.
"Aku tidak bisa~"
"Aku merasa sangat sakit~"
"Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi~"
"Eonie, aku tidak bisa bertahan~"
"Aku sangat sakit~"
"Ini menyakitkan~"
"Aku sangat lemah~"
Sowon menepuk-nepuk dadanya karena merasa sangat sakit, Jisoo mendekat untuk menahan pergerakan Sowon.
"Tidak, jangan lukai dirimu," ucap Jisoo.
"Aku sangat sakit~"
"Tapi aku tidak bisa meninggalkan Sinb~"
"Sinb bahkan masih kecil~"
"Aakkkhhh! Kenapa aku harus sakit?! Kenapa?!"
Irene menaruh dagunya tepat di atas pucuk kepala Sowon, menutup matanya hingga air mata itu jatuh. Mereka pernah tinggal di satu asrama, tentu saja mereka mempunyai ikatan satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eonie Is Gone
Fanfiction[COMPLETED] Setelah orang tuanya meninggal tanpa sebab-akibat, Kim Sowon harus didepak dari grup yang telah membesarkan namanya. Dia dituduh sebagai anggota malas, tidak punya perasaan, dan bahkan rumor menyatakan bahwa ia membully anggota satu grup...