My Eonie Is Gone : Ibu-Ayah, Kenapa?

529 126 25
                                    

"Sulit untuk mendapatkan rekaman tersebut, aku harap kau tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, Sowon."

"Jisoo yya, terima kasih banyak."

"Ayo putar videonya!"

Sowon menarik napas dalam-dalam, kemudian ia membuangnya. Video itu diputar setelah Sowon menekan tombol pada laptopnya. Semua baik-baik saja, sampai di pertengahan kejutan membuat keduanya larut dalam video tersebut.

"Tidak mungkin," ujar Jisoo sambil menutup mulutnya, ia menoleh ke arah Sowon untuk memastikan. "Sowon ah," panggilnya sambil meraih bahu Sowon.

Sowon menunduk dalam, bahunya bergerak naik turun, menandakan bahwa ia tengah menangis sekarang. Jisoo semakin erat merengkuhnya, ia juga tak bisa menahan rasa sakit setelah melihat rekaman video yang ia dapatkan dari Nayeon. Sebenarnya Nayeon yang akan datang kepada Sowon, tapi dia begitu mudah ceroboh, makanya ia memberikan rekaman tersebut kepada Jisoo saja.

"Bawa rekaman ini sekarang juga, Sowon!" perintah Jisoo marah.

Sowon mengangkat pandangannya, hasrat ingin menuntaskan kasus pun mulai terasa. Kedua tangan Sowon mengepal, ia tidak akan pernah memaafkan pelaku yang telah menghabisi kedua orang tuanya.

"Ibu dan Ayahmu tidak dibunuh di rumah mereka, lihat itu!" tunjuk Jisoo.

"Aku tahu, pria sialan itu telah memanipulasi segalanya!" geram Sowon dengan tatapan lurus nan menusuk.

Jisoo mengangguk mantap, ia menepuk-nepuk bahu Sowon memberi semangat. Sowon memejamkan matanya, ia segera menyeka air matanya dengan kasar.

"Ibu ... Ayah ... aku akan membalaskan perbuatan keji itu," gumam Sowon dengan penuh keyakinan.

"Dia bukan hanya membunuh orang tuamu, tapi dia juga menuduhmu, Sowon! Jangan kalah, kau harus menang!"

"Ibu-Ayah, kenapa?"

Sowon kelabakan dan segera menutup laptopnya, Sinb menyelinap masuk di antara Jisoo dan Sowon. Dia merenggut, karena laptop yang semula menyala sudah tertutup rapat.

"Di sana tadi ada Ibu dan Ayah, tahu!" kata Sinb dengan pipi yang menggembung.

"Sinb yya," panggil Jisoo.

"Kenapa?"

"Itu bukan apa-apa, kok!" Jisoo memberitahu.

Sinb menggeleng kuat, kemudian ia berbalik menghadap ke arah Sowon.

"Sowon eonie, ayo nyalakan lagi!" pinta Sinb sambil mengguncang lengan Sowon.

"Diam dulu, Sinb!" kata Sowon dengan helaan napas kasar.

"Eonie," panggil Sinb.

Sowon menarik rambutnya ke belakang. "Kau bisa diam, bukan? Semua akan baik-baik saja jika kau tidak banyak bicara, Sinb!"

"Sowon ah," panggil Jisoo.

"Ayo ikut bersamaku ke kantor polisi!" ajak Sowon kepada Jisoo.

"I-iya, ayo!"

"Tidak, jangan membawa Sinb!"

"Tapikan dia masih kecil, Sowon."

Sowon menghembuskan napas jengah. "Lalu bagaimana jika dia mendengar hal yang tidak semestinya? Kita pergi berdua saja!"

"Bawa adikmu juga, Sowon. Bagaimana jika terjadi apa-apa?"

Sowon menggigit bibir bawahnya cemas, Sinb tengah memasang wajah polos ketika dua perempuan di hadapannya tengah membuat pertimbangan.

My Eonie Is GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang