Budayakan memberi vote dan berkomentar🌹
Saya tahu kalian mengerti bagaimana cara menghargai seorang penulis🌹
🥀🥀🥀
"Yerin ah."
"Ya?"
"Apa masih ada lowongan pekerjaan di kafemu?"
"Untuk ... siapa?"
"Aku."
"Kenapa?"
"Aku membutuhkannya, Yerin."
Yerin mengangguk paham.
"Apa masih ada?"
"Tapi apa kau serius akan bekerja paruh waktu di sana? Lalu, bagaimana dengan Sinb?"
"Aku akan membawanya, di sana pasti ada satu ruangan untuk karyawan, bukan?"
"Iya, tapi apa itu tidak berlebihan? Kalau Sinb ikut bersamamu—"
"Dia akan mengerti, kok! Dia begitu memahami keadaanku, Yerin."
"Baiklah kalau begitu, Eonie. Besok bawa beberapa persyaratan yang aku butuhkan, karena itu penting untuk datamu."
"Ya, terma kasih banyak."
Sowon dan Yerin menoleh ke tempat di mana dua bocah sedang berduaan. Tapi, satu bocah masih tidur, sedang satunya tengah asyik memainkan boneka di kursi dekat bangsal.
"Jika mereka tumbuh bersama, aku akan pergi dengan tenang," ujar Sowon tanpa sebab.
Yerin menoleh bingung. "Apa maksudmu?"
"Bukan apa-apa, sekali lagi aku berterima kasih kepadamu, karena telah memberikan ruang untukku bekerja di sana," ungkap Sowon dengan senyuman tipisnya.
"Ya, sama-sama."
Yerin menatap Sowon yang tiba-tiba saja beranjak, pergi menghampiri bangsal rumah sakit yang dijadikan tempat untuk Sinb beristirahat.
"Sowon eonie," panggil Umji.
"Ya?"
"Sinb akan segela bangun, 'kan?"
Sowon tersenyum, sebelah tangannya terangkat dan mengusap pucuk kepala Umji kecil. Bocah pemegang boneka beruang itu mendongak, ingin melihat lebih jelas raut wajah lawan bicaranya.
"Umji tidak mau Sinb kenapa-napa," ujar Umji dengan wajah memelasnya.
"Sinb itukan anak kecil yang kuat, sekarang dia hanya sedang beristirahat saja, kok!" Sowon berkata dengan penuh kehati-hatian.
Umji tersenyum lebar. "Baiklah kalau begitu! Umji akan menunggu Sinb sampai bangun."
"Itu sangat manis, Umji ah. Tapi sebaiknya kau pulang dan beristirahat di rumahmu," ucap Sowon sembari menepuk pucuk kepala itu pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eonie Is Gone
Fanfiction[COMPLETED] Setelah orang tuanya meninggal tanpa sebab-akibat, Kim Sowon harus didepak dari grup yang telah membesarkan namanya. Dia dituduh sebagai anggota malas, tidak punya perasaan, dan bahkan rumor menyatakan bahwa ia membully anggota satu grup...