My Eonie Is Gone : Aku Tidak Perduli!

457 123 13
                                    

"Sowon eonie."

"Sowon eonie, kau ada di mana?"

"Eonie?"

"Sowon eonie, aku lapar."

"Eonie, kau ada di mana?"

Sinb menghembuskan napas berat. "Sowon eonie, aku harus minum obat juga."

Melangkahkan kakinya dengan perlahan, Sinb lantas menarik knop pintu kamar Sowon. Di dalam sana ia melihat Sowon yang masih terlelap dengan posisi menyamping. Menutup pintu kamar kembali karena tidak mau mengganggu.

Sekarang dia memilih untuk pergi ke sekolah tanpa sarapan, membangunkan Sowon hanya akan membuat dirinya merasa tidak enak hati. Apalagi Sowon bekerja sampai malam kemarin.

Begitu sampai di luar ia bertemu dengan Umji yang akan berangkat dengan Yerin.

"Sinb yya, mau berangkat bersama?" tawar Yerin.

"Tidak boleh!" Umji dengan tegas menyahut.

Yerin mengernyit. "Apa? Hei, apa maksudmu?"

"Aku tidak mau sekolah kalau Eonie mengajak dia berangkat bersama, ya!" oceh Umji sambil melipat kedua tangan di bawah dada.

Sinb menatap Umji tak suka, kemudian memegangi tali tas ranselnya sambil menunduk dalam. Dia berjalan kaki untuk ke sekolah, Yerin yang melihatnya pun merasa iba.

"Hei," panggil Yerin, ia berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Umji. "Eonie tidak mengajarimu untuk bersikap seperti itu, Umji ah."

"Ya sudah, urus saja dia!" ketusnya tak suka.

"Tidak, maksud Eonie tidak baik mengatakan bahwa kau tidak mau sekolah karena dia," perjelas Yerin.

"Tapi dia jahat, Eonie! Dia bahkan mendorongku sampai jatuh di sekolah." Umji berkata dengan pipi yang menggembung.

"Pasti ada sesuatu yang membuat dia begitu, sebagai temannya kau harus mengerti," ucap Yerin memberitahu.

"Berhenti membelanya, Eonie! Aku tidak mau dengan Eonie lagi, aku akan berangkat dengan Eunha eonie saja, huh!" Umji berbalik, ia berlari kecil ke dalam rumahnya lagi.

"Umji yya!" panggil Yerin karena Umji benar-benar pergi dari hadapannya.

Menghembuskan napas berat, kemudian Yerin memutuskan untuk kembali masuk ke dalam rumahnya. Tentu ingin menasihati adik bungsunya yang merewel, harus diberitahu bahwa dirinya sudah melampaui batas.

Sementara itu ...

Sinb masih berjalan kaki tanpa ada yang mengenalinya. Beruntung Sinb selalu melihat ke arah jendela ketika dalam perjalanan ke sekolah, jadi dia bisa mengetahui jalan ke sekolah.

Sebuah mobil mewah menepi, pemiliknya lantas keluar dan menghadang langkah Sinb.

"Hei, kenapa kau berjalan kaki?"

"Apa? Kau siapa, hah?"

"Aku ... Ayahmu, Sinb ah."

"PERGI KAU PENJAHAT!" teriak Sinb tidak tertahankan.

Teriakan Sinb membuatnya kelabakan, daripada berakhir karena diamuk masa akhirnya dia masuk ke dalam mobilnya lagi. Sinb mencebikan bibirnya, detik berikutnya dia menangis tapi tetap melanjutkan langkahnya untuk pergi ke sekolah.

"Orang jahat itu kembali lagi."

"Sowon eonie harus bersamaku selalu!"

"Lihat saja, dia akan kalah!"

My Eonie Is GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang