My Eonie Is Gone : Sinb Hanya Punya Eonie~

490 112 18
                                    

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Sowon ssi?"

"Ya?"

"Wow, hebat!"

Sowon mengernyit karena salah seorang pelanggan tiba-tiba saja memekik dan menyatakan dirinya hebat. Dia tidak sendirian, dia bersama dengan rekannya yang bisa dibilang masih sama-sama belia. Mereka juga membawa buku tugas di atas meja kafe, berarti mereka memang anak-anak remaja masa kini.

"Kami tidak mau dilayani oleh si pembully," ujarnya dengan gelengan kepala menolak.

"Maaf?"

"Kau tahu? Bagaimana berartinya Moon Light bagiku? Moon Light adalah kebanggaanku, dan kau menghancurkannya!"

"Maaf, tapi bukan aku yang telah menghancurkan grup itu."

"Pada awalnya aku melihatmu sebagai pemimpin yang bijaksana, namun semakin ke sini kau justru malah berubah seperti kau ingin menjadi yang paling menonjol."

Sowon menaruh menu di atas meja tersebut. "Silakan pilih menunya, aku tidak suka buang-buang waktu!"

"Aish, lihatlah ... karena memang benar kau tidak sebaik itu, bukan? Kau ingin membalas dendam karena orang tuamu dibunuh dan kemudian membuat Moon Light bubar!"

"Jika kau mencintai Moon Light, berhenti menghakimiku. Aturan mengagumi sebuah grup adalah kau harus mampu mendukung keseluruhan anggotanya!" terang Sowon dengan berani.

"Oops! Tapi aku mengecualikan dirimu dalam anggota Moon Light," katanya menyayangkan.

Sowon tersenyum. "Jadi apa yang ingin kau pesan?"

"Berharap tidak bertemu lagi dengan wajah penghianat seperti dirimu, Kim Sowon!" katanya dengan sinis. "Ayo pergi dari sini!"

Mereka mengemasi seluruh barang yang tersimpan di atas meja. Seperti melihat hadir Sowon adalah noda yang harus mereka buang.

"Kenapa penggemar selalu bersikap seenaknya? Bagaimana dia begitu mudah menghakimi tanpa tahu bahwa ada satu sudut pandang yang belum diketahui." tambah Sowon.

Gadis itu berhenti, ia berbalik dan menatap Sowon tak menerima. Melihat ada keramaian di sana, dia pun memutuskan untuk pergi, tidak mau memperpanjang hingga membuat kericuhan nantinya.

Sowon menghembuskan napas berat, dia lantas memutuskan untuk kembali ke area dapur. Benar-benar hari yang berat baginya, ketika ada yang membenci hadirnya.

"Sowon eonie, kau baik-baik saja?" tanya Yerin begitu Sowon kembali dengan helaan napas berat.

Sowon tersenyum. "Tidak apa-apa, kok!"

"Pasti sangat sulit bagimu, Eonie." ungkap Yerin sembari meraih bahu Sowon dan menepuknya.

Sowon mengangguk. "Setidaknya aku masih diberi sehat serta mampu bertanggung jawab atas kehidupan adikku."

"Aku tahu kau kuat, jadi kumohon bertahanlah untuk Sinb, mengerti?"

"Ya, aku akan berusaha untuk tetap bersama Sinb."

Yerin tersenyum manis menanggapinya, setelah menepuk bahu Sowon ia melirik jam tangan yang melingkar di lengan sebelah kirinya.

"Ayo pulang, Eonie!" ajak Yerin.

"Tidak sekarang, Yerin," tolak Sowon.

"Waktumu sudah selesai."

"Aku akan lembur, bisakah Sinb menetap di ruanganmu selagi aku masih bekerja di sini?"

My Eonie Is GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang