My Eonie Is Gone : Kalian Semua Jahat!!

511 117 26
                                    

"Jangan lupa untuk dibagikan kepada semua temanmu, ya?"

"Ya!!!"

"Belajar dengan baik Sinb yya!"

Sinb tersenyum, kemudian ia melambaikan tangan kepada Sowon. Sowon tak membalas, dia hanya tersenyum sambil berdiri di tempatnya. Tangan Sinb turun seketika, ia menatap Sowon dengan penuh tanda tanya.

"Kenapa Eonie tidak membalas lambaian tanganku?"

Sowon terkejut. "Oh? Maaf, maaf Eonie sedikit melamun tadi. Sinb yya, selamat belajar!"

"Ya," jawab Sinb bernada kecewa, kemudian ia berbalik tanpa membalas lambaian tangan Sowon.

Sowon masih terus melambaikan tangan, ia memicing, dan kemudian menurunkan tangannya. Bertanya-tanya, apakah Sinb sudah pergi? Karena sungguhan, sekarang segalanya buram halus tak begitu jelas. Bahkan Sowon tak lagi melihat pergerakan apapun.

Eunbi keluar dari mobil, dia langsung saja menggenggam tangan Sowon.

"Aku akan membantumu," ucap Eunbi.

Sowon tersenyum. "Terima kasih."

"Ayo lewat sini!"

Sebenarnya, untuk berdiri lebih lama Sowon tidak bisa. Hal itu dikarenakan keadaan tubuhnya yang tidak sama lagi seperti dahulu. Pada masanya dia pernah begitu bertenaga, tetapi saat ini dia harus banyak-banyak memanfaatkan situasi.

"Obatku di mana?" tanya Sowon.

"Ini, ini di sini!" Eunbi memberikan obat yang dimaksud Sowon.

"Terima kasih banyak, Eunbi ah."

"Bukan masalah. Aku, menjagamu bukan karena dia memintaku untuk menjagamu, tapi karena aku memang ingin menjagamu," ucap Eunbi memberitahu Sowon agar tidak sungkan.

Sowon mengangguk paham. "Ya, aku mengerti."

"Sowon ah, Irene eonie dan Jisoo pasti sudah menyelesaikan dekorasinya."

"Aku tidak sabar ingin melihat dekorasi ... " ucapan Sowon menggantung, ia membuat Eunbi seketika diam membeku.

"Omong-omong Sowon ah, aku belum membeli kado untuk Sinb, apa kau sudah menyiapkan sesuatu?"

Sowon memejamkan matanya. "Aku juga belum, bisakah kau membantuku?"

"Baiklah, ayo kita pergi membeli kado untuk si kecil yang menyebalkan~"

Eunbi langsung menutup pintu dengan perlahan, berlari kecil untuk sampai ke kursi kemudi. Begitu masuk ke dalam mobil, Eunbi melihat Sowon yang menangis. Menutup pintu secara perlahan, Eunbi tak mau Sowon membatalkan tangisnya karena ketahuan menangis.

"Eunbi kau sudah masuk?" tanya Sowon sambil meraba-raba.

Mungkin tidak lama lagi semua akan gelap, tidak sekedar buram seperti ini. Kegelapan akan bersama Sowon.

"Tidak, aku baru saja masuk!" dusta Eunbi.

"Syukurlah," ucap Sowon lega.

"Kenapa? Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku, Sowon?"

Sowon menggeleng. "Tidak, tidak ada apa-apa."

.
.
.

Kartu undangan itu berakhir di tempat sampah, Sinb menatapnya dengan sedih. Dia lantas melanjutkan langkah kakinya, memasuki kelas dengan kepala yang menunduk dalam.

Brakh!

Saat sedang berjalan menuju ke bangkunya, tiba-tiba salah seorang teman Sinb menyenggol bahu Sinb. Tentu saja itu membuat Sinb yang tak siap marah, dia datang baik-baik, tapi seseorang entah sengaja atau tidak menyenggol bahunya.

My Eonie Is GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang