Budayakan memberi vote dan berkomentar🌹
Saya tahu kalian mengerti bagaimana cara menghargai seorang penulis🌹
🥀🥀🥀
Sinb kecil begitu baik dan perhatian, dia mengompres punggung Sowon yang kini mulai memperlihatkan bekas luka. Tendangan pria itukan bukan tendangan biasa, tentu lukanya akan membekas dan rasa nyerinya akan terasa lama sekali.
"Apa ini akan sembuh?" tanya Sinb.
Sowon hanya mengangguk, di depan sana dia menunduk dalam, kedua tangannya mencengkram sprei karena menahan nyeri. Memang tidak main-main tendangannya, apalagi punggung Sowon itukan tipis.
"Sebenalnya meleka itu siapa, Eonie?" tanya Sinb.
Sowon menggeleng, rasa nyeri itu bisa membuatnya mengeluarkan ringisan. Maka dengan sekuat tenaga ia menggigit bibirnya, menahan agar suaranya tidak sampai keluar. Jangan sampai terjadi, karena Sinb pasti akan cemas.
Menghembuskan napas pendek. "Sudah."
"Ya?"
"Sudah cukup, Sinb."
"Baiklah."
Sinb kecil duduk di samping Sowon, memiringkan kepalanya untuk melihat bagaimana keadaan Sowon lebih jelas lagi. Sowon menoleh, dia tersenyum getir melihat bagaimana adiknya bisa merawat luka tersebut. Meskipun masih kecil, tapi Sinb begitu baik mengobati punggungnya.
"Sowon eonie," panggil Sinb.
"Ya?"
"Sinb halus membelitahu Ibu dan Ayah, meleka beldua halus melihat keadaan Eonie," katanya terdengar pilu.
"Tidak perlu, Sinb ah. Semua akan baik-baik saja setelah ini, terima kasih karena telah mengompresnya."
"Tidak~" kata Sinb dengan nada sedikit merengek.
"Tidak apa-apa, Sinb."
Sinb menyandarkan kepalanya di lengan Sowon, membuat Sowon menoleh.
"Kemarilah," pinta Sowon.
Sinb mengangkat kepalanya, kemudian dia langsung saja naik ke pangkuan Sowon. Sinb kecil menjadi obat terbaik bagi Sowon, senyuman Sinb sungguh membuat Sowon lebih tenang dari sebelumnya.
"Jangan dipikirkan, ya? Semua telah membaik sejak mereka pergi dari sini," ucap Sowon sembari menyingkap poni yang menghalangi pemandangan wajah Sinb.
Sinb mengangguk kecil. "Jangan meninggalkan Sinb."
"Tidak akan!"
Sinb melingkarkan kedua tangan mungilnya pada leher Sowon, sedang kedua tangan Sowon sudah sejak awal di pinggang Sinb. Menarik si kecil ke dalam dekapan, memeluknya guna memberikan ketenangan sebagai cara agar Sinb tak terlalu memikirkan apapun.
"Lain kali jangan mandi sendiri lagi, ah!" kata Sowon.
Sinb menyengir. "Ehehe, apa Eonie teljatuh tadi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eonie Is Gone
Fanfiction[COMPLETED] Setelah orang tuanya meninggal tanpa sebab-akibat, Kim Sowon harus didepak dari grup yang telah membesarkan namanya. Dia dituduh sebagai anggota malas, tidak punya perasaan, dan bahkan rumor menyatakan bahwa ia membully anggota satu grup...