Budayakan memberi vote dan berkomentar🌹
Saya tahu kalian mengerti bagaimana cara menghargai seorang penulis🌹
🥀🥀🥀
Semalaman Sowon berada di samping Sinb, tidur dengan posisi memeluk adiknya, sebelah tangannya bahkan dijadikan bantalan untuk kepala Sinb. Entah bagaimana ini bisa menjadi tempat paling nyaman untuk anak-anak, tapi lengan orang dewasa yang dikenal biasanya lebih menenangkan ketimbang bantal. Kebanyakan lengan ibu, sih.
Sowon terusik karena waktu tidurnya telah cukup, dia melihat adiknya yang masih terlelap dengan tenang. Perlahan tapi pasti, Sowon mengecup lamat bagian pipi gembul itu. Wangi adiknya ketika belum apa-apa sangat memabukan, Sowon saja sampai ketagihan ingin terus berada di dekatnya.
"Selamat pagi~" bisik Sowon hangat di telinga Sinb.
Bocah itu membuka matanya dengan perlahan, dia menoleh dan berbinar ketika melihat siapa yang tidur di sampingnya. Pasti merasa senang, karena begitu bangun melihat kakaknya yang cantik. Tubuhnya berbalik untuk menghadap ke kakaknya, Sinb kecil mulai memainkan bibir mungil milik Sowon.
"Eonie, kenapa?"
Sowon mengernyit. "Ada apa, hm?"
"Kenapa Eonie cantik sekali?"
Sowon dibuat salah tingkah, buru-buru dia mendekap adiknya lebih erat dari sebelumnya. Wajah Sinb saja sampai menubruk bagian leher kakaknya, beruntung Sinb sangat menyukai harum itu.
"Kau belajar dari siapa menggoda begitu, hm?"
Sinb memainkan wajahnya di leher Sowon. "Aku sangat menyayangi Sowonie~"
"Sowonie juga menyayangi Sinbie~"
Pelukan itu merenggang, Sowon beranjak tanpa meminta Sinb untuk beranjak juga. Dia mengambil ikat rambut yang tersimpan di atas bantal, kemudian mengikat rambutnya sebagai cara agar tidak merepotkan ketika memasak nanti.
"Baiklah, mau diam di sini atau ikut pergi memasak?" tanya Sowon setelah rambutnya selesai diikat.
Sinb mengangkat kedua tangannya. "Mau digendong~"
"Ugghh, manja sekali adikku ini~" kata Sowon yang kemudian menuruti ucapan adiknya.
Lagipula Sowon itukan jangkung, Sinb juga tidak terlalu besar hingga Sowon mudah untuk menggendongnya. Perbedaan umur yang berpaut jauh itulah yang menjadi alasan mengapa Sowon begitu mudah akrab dengan Sinb, bahkan setelah lima tahun dia tidak sering di rumah.
Dalam perjalanan Sinb terus memainkan hidung Sowon, membuat kakaknya jelas terkekeh dibuatnya. Tangan Sinb itu berguna untuk memainkan apapun, sangat tidak bisa diam karena memang sudah bawaan petakilan.
"Sepertinya Eonie akan membuatkan sup untuk hari ini dan seterusnya," ujar Sowon.
"Tidak! Sinb tidak mau sayulan, Eonie~"
"Sup daging ayam, bagaimana?"
"Ehehe, apa Sinb tidak bisa menolak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eonie Is Gone
Fanfiction[COMPLETED] Setelah orang tuanya meninggal tanpa sebab-akibat, Kim Sowon harus didepak dari grup yang telah membesarkan namanya. Dia dituduh sebagai anggota malas, tidak punya perasaan, dan bahkan rumor menyatakan bahwa ia membully anggota satu grup...