"Ck, kau ini ada-ada saja, huh!"
Dengan bola mata yang berair Sinb menatap Sowon, tatapannya terlihat sangat manis serta menggemaskan. Definisi menggemaskan sesungguhnya adalah saat Sinb selesai menangis, akan ada hidung merah, pipi merah, serta bola mata yang menyisakan buliran air hingga terlihat seperti mutiara.
"Coba buka mulutmu," pinta Sowon.
Sinb menurut dengan membuka mulutnya, Sowon berdecak dengan sedikit gelengan kepala, Sinb mengernyit dan hidungnya bergerak seperti ia akan menangis.
"Tidak, tidak ada apa-apa, kok!" kata Sowon sambil tertawa, dia itukan mau jahil tadinya.
"Ini tidak apa-apa?" tanya Sinb dengan suara tidak stabilnya.
"Coba masukan satu jarimu, deh!"
"Ya?"
"Ayo sini pinjam tanganmu!"
Sinb yang polos menurut, saat ini dia duduk di pangkuan Sowon, merebahkan tubuhnya bak seorang bayi di gendongan ibunya. Memang manja anak satu ini, karena bertahun-tahun hidup dia selalu kesepian. Berhubung ada yang mau memanjakan, wajahnya cantik pula, ya mana bisa Sinb menolak.
"Tidak mungkin!" Sinb menjerit saat merasakan ada lubang di sana.
Sowon tertawa. "Ish, gigimu menghilang, lho~"
"Aahhh~ tidak! Tidak! Tidak mau hilang!" Sinb merengek, ia mengejang.
Sowon semakin tertawa melihat raut wajah Sinb yang sangat menggemaskan. Bocah satu ini kalau menahan kesal ya mengejangkan tubuhnya, sambil membuka matanya lebar-lebar. Mana bisa Sowon tahan tertawa, dia disuguhkan makhluk menggemaskan di depan mata sekarang.
"Iya tidak, sudah-sudah!" kata Sowon saat Sinb tak mau tenang.
Sinb melemas. "Bagaimana ini?"
Sowon mengubah posisi Sinb menjadi duduk dan menghadap ke arah dirinya. Tangan mungil Sinb berpegangan pada perut Sowon, meski dipegang Sinb harus waspada, siapa tahu Sowon tiba-tiba melepaskan pegangannya.
"Eonie punya sesuatu untukmu," ucap Sowon dengan senyuman penuh artinya.
"Apa?"
"Sebentar, ya ... "
Tangan Sowon bergerak mengambil cermin di sofa dengan susah payah. Setelah berhasil mengambilnya, Sowon langsung saja memamerkan cermin itu kepada Sinb.
"Coba tersenyum dengan gigimu!"
Sinb menuruti perintah Sowon, seketika matanya membola dan menutup mulutnua dengan kedua telapak tangan.
Huaaaaaaaaaaaa!
"Eh! Eh! Eh!"
Sowon kelabakan saat Sinb kembali menangis histeris, tadi juga Sinb menangisnya sampai satu jam, mengingat ada dua gigi yang lepas dari tempatnya. Sekarang, dia menangis setelah melihat hasil sesungguhnya.
"Hentikan," pinta Sowon yang kini memeluk si kecil.
Sinb sesenggukan, kemudian melepaskan kedua telapak tangan dari bibirnya. Lidah itu keluar masuk dari lubang, Sinb sengaja memainkannya karena terkejut dengan lubang tersebut.
"Bagaimana ini? Bagaimana nanti Sinb?" tanya Sinb dengan wajah memelasnya.
"Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja, kok!"
"Tidak, ini tidak akan baik-baik saja."
"Kenapa?"
"Sinb tidak punya gigi, huaaaa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Eonie Is Gone
Fanfiction[COMPLETED] Setelah orang tuanya meninggal tanpa sebab-akibat, Kim Sowon harus didepak dari grup yang telah membesarkan namanya. Dia dituduh sebagai anggota malas, tidak punya perasaan, dan bahkan rumor menyatakan bahwa ia membully anggota satu grup...