My Eonie Is Gone : Ibu dan Ayah Melihatku?

876 174 17
                                    

Terima kasih atas dukungan melalui vote dan komentarnya🦊

🦊🦊🦊

Sowon dan Sinb sekarang duduk di bangku taman yang berada tidak jauh dari tempat mereka membeli balon tadi. Sowon sengaja tidak membawa ponsel, dia tidak mau waktunya terbuang sia-sia karena benda pipih canggih itu. Dia akan memulai hidup barunya.

Di salah satu pegangan bangku ada balon yang diikat kuat oleh Sowon, beberapa telah hilang karena ada yang menginginkannya. Tentu Sowon dan Sinb yang punya niat memberikannya, mereka berdua bilang balon tersebut gratis bagi yang menginginkannya.

"Aigo, Sinb yya."

"Hmm?"

Sowon mengambil beberapa helai tisu yang ia bawa sebagai persediaan. Buru-buru ia mengusap sekitaran bibir Sinb yang belepotan karena adanya es krim rasa cokelat. Di tangan Sowon juga ada satu es krim, mereka membelinya ketika ada tukang es krim yang berlalu.

"Eonie bagaimana?" tanya Sinb.

"Bagaimana apanya, hm?"

"Bagaimana jika Ayah dan Ibu bangun?"

Sowon tersenyum tipis, ia meraih surai itu dan mengusapnya dengan penuh perasaan. Pandangan matanya begitu lembut, membuat Sinb langsung diam karena tak biasa dengan tatapan Sang kakak ini. Mereka jarang bertemu, sekalinya bertemu langsung dekat begini.

Bibir Sinb gemetar, Sowon yang panik pun segera menaruh es krim miliknya di bangku. Dia meraih Sinb ke dalam pangkuannya, menghadapkan posisi Sinb agar lebih mudah bagi dia untuk lebih dekat lagi.

"Sinb, kenapa menangis?" tanya Sowon, ia menangkup wajah Sinb disertai tatapan hangatnya.

"Sinb mau beltemu Ayah dan Ibu, Eonie~" isaknya, tubuh itu melemas dan Sowon membiarkannya jatuh ke dalam dekapan.

Sowon menaruh pipinya di atas pucuk kepala Sinb, sedang bocah itu menyandar pada dada dengan menghadap ke arah kanan, kedua tangan Sowon merengkuh tubuh mungil itu, sementara kedua tangan Si kecil meringkuk di sana.

"Hentikan, kau membuat Eonie menangis Sinb." ujar Sowon gemetar, air matanya juga jatuh. "Tapi Sinb yya!"

"Ya?"

Sowon mengangkat kepalanya, kemudian dia meraih wajah Sang adik, diusapnya air mata yang membekas di kedua pipi adiknya.

"Eonie punya sesuatu yang mungkin bisa membantumu."

"Apa?" tanya Sinb pelan, ia meraih kedua pipi Sowon dan mengusapnya.

Sowon tersenyum haru. "Duduklah!"

Dengan pergerakan cepat Sowon beranjak, ia mendudukan Sinb di bangku itu lagi. Membuka ikatan balon yang ada di bangku tersebut, sisanya hanya sekitar beberapa, tapi masih banyak.

"Ini untuk Sinb, dan ini untuk Eonie!"

Sinb menerima satu balon berwarna merah, dan Sowon memegang sisanya. Kini Sowon duduk kembali di samping Sinb, menatap ke langit yang sedang cerah.

"Ayo lepaskan balonnya!"

"Kenapa?"

"Kau merindukan Ibu dan Ayah, bukan?"

"Ibu dan Ayah melihatku?"

"Tentu saja! Meskipun Ibu dan Ayah masih tidur, mereka pasti sempat membuka mata dan melihat putri cantiknya ini!" Sowon mencubit gemas pipi Sinb.

Sinb tampak berbinar, Sowon segera memalingkan wajahnya karena melihat Sinb itu sangat menyiksa perasaannya.

"Ayo lepaskan!"

My Eonie Is GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang