Part 1

6.3K 299 45
                                    

"Apakah mommymu ada?" Vic menatap petugas berseragam yang ada didepan pintu flat tempat tinggalnya dengan kedua orangtuanya dengan tatapan heran.

"Siapa Vic?" panggilan mommynya membuat Vic menoleh.

"Anda mencari siapa?" tanya Junny Justice, mommy Victoria yang saat itu berusia 10 tahun.

"Apakah anda nyonya Justice?" tanya salah satu petugas berseragam itu.

"Ya, saya."

"Kami hanya ingin menyampaikan kabar jika suami nyonya tadi siang mengalami kecelakaan ditempat kerjanya."

"Apaaa? Bagaimana keadaan suami saya?"

"Maaf nyonya, nyawanya tidak bisa diselamatkan, luka yang dialaminya terlalu parah dan dia meninggal ditempat."

Vic adalah anak yang pandai, dia mengerti apa yang dikatakan orang-orang dewasa disekitarnya, dia menoleh dan memeluk mommynya yang sudah tidak bisa menopang dirinya dan jatuh terduduk. Mereka berdua sama-sama menitikkan airmata, sampai dua petugas itu mengajak mereka untuk pergi menemui dan menjemput jenasah Tony Justice.

Victoria tersadar dari lamunannya karena tepukkan dipundaknya, "Melamun." Kata Carly, rekan seprofesinya dan seangkatannya.

Vic menggeleng, hari ini mereka bertugas membantu dokter di instalasi gawat darurat, salah satu pasien kecelakaan kerja yang tiba disana baru saja meninggal dunia, hal itu membuat Victoria Justice mengingat kembali kejadian yang pernah dia alami.

"Mimpi apa kita hari ini, hari terakhir bertugas malah mendapat pasien meninggal dunia." Omel Carly membuat Vic tersenyum.

"Mungkin supaya kita mengingat, tugas kita sebagai seorang dokter tidak mudah." Kata Vic.

"Kalau itu aku juga tahu dan menyadarinya sejak awal. Sudah jangan membahas masalah sedih, bagaimana dengan rencana liburanmu? Apakah kamu jadi ke Merxico untuk menemui dokter Carlos?"

Wajah Victoria tiba-tiba saja tersipu, dokter Carlos adalah dokter senior 2 tingkat diatas mereka, setengah tahun yang lalu dia kembali ke kampung halamannya dan mengabdi disebuah rumah sakit swasta disana. Vic yang penyendiri dan fokus dalam menyelesaikan pendidikannya, tidak sengaja bertemu Carlos saat diminta bantuan oleh dosennya untuk melakukan penelitian. Sikap Carlos yang begitu friendly membuat siapapun mudah dekat dengannya, tetapi dia memberi perhatian khusus pada Vic. Vic yang awalnya menghindar akhirnya menerima jalinan persahabatan yang ditawarkan oleh Carlos, sampai akhirnya pria itu harus kembali ke Merxico.

Carlos yang mengetahui Vic telah lulus, bahkan menjadi lulusan terbaik diangkatannya langsung mengundangnya untuk pergi ke Merxico untuk mengunjunginya sekaligus untuk merayakan keberhasilannya, Carlos tidak bisa kembali untuk merayakannya tentu saja karena pekerjaannya sebagai seorang dokter tidak bisa ditinggalkannya.

"Selamat, aku sudah bilang kamu pasti bisa menjadi lulusan terbaik. Bagaimana rencanamu selanjutnya?" tanya Carlos saat hari itu mereka melakukan panggilan dan Vic menyampaikan keberhasilannya.

"Jangan memujiku, aku masih harus melewati 2 tahun menjadi dokter magang, baru gelarku sebagai spesialis bedah bisa diakui." Kata Vic.

"Aku yakin itu bukan hal sulit untukmu, aku yakin kamu pasti bisa dan mungkin tidak perlu 2 tahun untuk mendapatkan gelarmu itu. Siapa yang akan menjadi dokter pembimbingmu?"

"Dokter Oscar, kamu pasti tahu bagaimana keras dan disiplinya dia, bukan hanya itu kata-katanya juga tidak pernah halus ataupun lembut, tapi selalu keras bahkan menyakitkan, banyak dokter muda dibawah bimbingannya memutuskan untuk pindah karena tidak sanggup."

You Are Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang