Hansel dengan santai melewati pintu rumah sakit, dia langsung naik ke lantai 3 dimana kantor mommynya berada, tersenyum ketika melihat tidak ada satu orangpun disana, dia langsung masuk ke ruangan dimana kantor mommynya yang dulunya adalah kantor grandpa Oscar, duduk didalam menunggu mommynya.
Satu jam dia menunggu pintu kantor itu kembali terbuka, Vic menghentikan langkahnya ketika melihat putra sulungnya duduk memangku laptop di sofa yang ada di kantornya.
"Ada apa kemari?"
"Apakah seorang putra tidak boleh mengunjungi mommynya? Aku merindukanmu mom."
Vic tersenyum, melanjutkan langkahnya menuju kursi kerjanya, "Jangan melempar rayuanmu disini."
Hansel meletakkan laptopnya, berdiri dan duduk dihadapan mommynya sambil mengulurkan selembar kertas, "Ya, ya, ya, hanya daddy yang boleh merayu mommy. Aku mendapat pekerjaan dan memerlukan ijin orangtua."
"Ternyata benar, ada maunya."
Hansel tertawa, "Mommy memang yang paling mengerti aku."
"Pekerjaan apa?" tanya Vic sambil menerima kertas yang disodorkan oleh putra sulungnya yang sekarang sudah berusia 12 tahun dan karena dia mengikuti kelas percepatan, Hansel sudah duduk ditingkat akhir kelas menengah.
"Membantu di kantin pada jam makan. Lumayan gajinya mom."
Vic membaca gaji yang tertulis, "Gajinya sama dengan uang makanmu disana sebulan."
"Tentu saja aku mendapat double mom."
"Jelaskan."
"Dengan bekerja dikantin aku mendapat makan gratis jadi tidak perlu membeli lagi, jadi uang makanku bisa kutabung dan tentu saja ditambah gajiku aku mendapat double. Keuntungan lainnya lagi adalah Kenzo juga bisa menghemat uang makannya."
"Kamu yang bekerja, bagaimana Kenzo juga bisa menghemat uang makannya? Mana dia? Dia tidak ikut kemari?"
"Kenzo ada latihan basket, dan aku tidak bisa menunggunya karena surat itu harus segera diserahkan kembali. Selama ini sesekali aku sudah membantu di kantin, dan tentu saja para petugas kantin menyukaiku, mereka selalu memberi makanan ekstra untukku yang kubagi dengan Kenzo. Mereka juga yang memberiku kesempatan untuk bekerja disana karena yang kugantikan akan mengikuti pertukaran pelajar."
Vic menandatangani berkas itu dan mengembalikannya pada Hansel, "Perjanjian tetap sama, kalian boleh bekerja tetapi tidak boleh melupakan pelajaranmu"
"Tentu saja, itu yang utama." Hansel menerima kembali kertasnya dan memasukkan kedalam ranselnya.
"Liburan musim panas kamu jadi mengambil kelas percepatan?"
"Ya, Kenzo juga."
"Kalau begitu kalian berdua pulang dan tinggal dirumah selama musim panas itu."
"Mengapa tidak tinggal di asrama? Asrama tetap dibuka untuk siswa yang ikut percepatan."
"Crystal dan Viona menolak ikut liburan jika kalian berdua tidak ikut."
"Vincent?"
"Viona tidak ikut mana mungkin dia ikut."
"Mommy tega meninggalkan kami berlima?"
"Kenapa tidak, kalian yang tidak mau ikut, bukan mommy yang tidak mengajak kalian."
"Jangan sampai mommy pulang dengan calon adik kami." Hansel tertawa sambil berdiri membuka kulkas dan lemari penyimpanan yang ada di ruangan mommynya, "Kenapa kosong?"
"Mommy sibuk, belum ada waktu untuk mengisinya."
"Sia-sia aku membawa ransel besar kemari. Apakah kedua grandpaku ada diatas?" berpikir untuk menguras isi kulkas kedua grandpanya jika mereka ada dikantor mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Always In My Heart
RomanceLiburan yang akhirnya menjadi mimpi buruk untuk Victoria, dia tidak akan menyangka jika liburan kelulusannya yang dipikirnya sebagai sesuatu yang akan menyenangkan berakhir pada penculikan yang hampir saja membuat dia menjadi korban human traffickin...