Pagi itu Marc menjemput Vic untuk pergi ke makam orangtua dan grandmanya, mereka mampir untuk membeli bunga sebelum menuju ke makam.
Marc melihat Vic membersihkan makam keluarganya, melihat kesedihan di wajah cantik kekasihnya membuatnya berjanji dalam hati untuk tidak akan meninggalkan Victoria dan akan memberi satu keluarga utuh buatnya. Marc yakin orangtuanya tidak akan menolak Vic, bahkan dia sangat yakin jika kedua orangtuanya pasti akan menyayangi Vic seperti putri mereka. Memikirkan hal itu, ide cemerlang langsung muncul dalam benaknya, ide yang akan membuat dia lolos dari masa percobaan tentunya.
Marc berdiri disamping Vic, ikut berdoa untuk Vic dan tentu saja untuknya juga.
Marc merangkul pinggang Vic yang langsung merebahkan kepalanya dipundaknya.
"Grandma, uncle dan aunty, kalian tenanglah disana, aku akan menggantikan kalian menjaga Vic disepanjang sisa usianya, memberikan kebahagaiaan untuknya juga keluarga yang pasti akan menyayanginya."
Vic mengangkat kepalanya dan berbalik untuk melihat Marc, dia terkejut dengan ucapan Marc.
Marc balas melihat Vic, "Aku tidak bercanda, aku akan menepati janjiku jadi apakah aku boleh bertanya?"
Vic bisa melihat jika Marc memang tidak bercanda, "Tentang?"
"Apakah aku sudah lulus masa percobaan?" Marc menunggu jawaban Vic karena wanita itu hanya memandangnya tanpa memberi jawaban.
Vic memandang Marc, setelah itu dengan berani dia berjijit untuk menyentuhkan bibirnya pada bibir Marc.
Saat rasa terkejutnya hilang Marc tersenyum dan tanpa menunggu langsung kembali menarik tengkuk Victoria, menyatukan bibir mereka dan mulai melumat bibir kekasihnya yang dia yakin akan menjadi candunya setelah ini.
Tidak perlu jawaban dari Vic atas pertanyaannya tadi, melihat keberanian Vic sudah memberinya jawaban jika hubungan mereka bukan lagi percobaan tetapi Vic sudah bisa menerimanya dengan sepenuh hati.
Marc tertawa tiba-tiba saat sedang menyetir pulang, "Mengapa tertawa?"
"Aku merasa melakukan satu kesalahan yang fatal." Jawaban Marc membuat Vic semakin heran.
"Kesalahan apa?"
"Menanyakan pertanyaan itu di pemakaman."
"Tidak paham." Jawab Vic yang memang tidak memahami maksud Marc.
"Kita meresmikan hubungan kita di pemakaman, apakah tidak ada tempat lain yang lebih romantis?"
Vic tertawa, "Salah siapa?"
"Aku harus menebusnya."
Vic langsung menoleh pada Marc dengan penuh curiga, "Apa yang kamu rencanakan?"
"Aku akan membawamu kesatu tempat."
"Kemana?"
Marc menoleh dan mengedipkan matanya ketika melihat Vic sedang menunggu jawabannya.
"Jangan membuat aku mencabut ijin tadi."
"Apakah setelah kamu mengoperasi pasienmu, kamu akan membuka jahitannya lagi?"
"Ya, jika pasienku seperti dirimu."
Marc tertawa, "Kurasa kamu juga tidak ingin aku menjadi pasienmu." Marc meraih tangan Vic dan menyentuhkan punggung tangan itu ke bibirnya.
"Fokus dengan jalan didepanmu." Kata Vic yang mulai mengenal kebiasaan dan sifat Marc yang selalu bisa membalas perkataannya.
***
"Jangan bilang kamu akan membawaku pulang ke rumahmu." Tanya Vic ketika Marc masuk keparkir bawah tanah salah satu unit gedung apartement atau penthouse termewah yang ada dikota itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Always In My Heart
RomanceLiburan yang akhirnya menjadi mimpi buruk untuk Victoria, dia tidak akan menyangka jika liburan kelulusannya yang dipikirnya sebagai sesuatu yang akan menyenangkan berakhir pada penculikan yang hampir saja membuat dia menjadi korban human traffickin...