Part 33

2.2K 262 24
                                    

Sepanjang perjalanan Marc selalu tersenyum, ternyata keputusannya untuk mengakui semua dengan jujur akan bisa membuat dia mendapatkan hati dokter cantiknya. Tidak memaksa juga salah satu langkah yang diambilnya, oleh karena itu dia cukup puas Vic mau memberinya masa percobaannya karena dia yakin dia akan bisa melewati masa percobaan itu dengan cepat.

Setibanya di penthouse, Marc langsung mengirim pesan pada Vic sekaligus tentu saja menggoda kekasihnya. Dia akui dia seperti pemuda yang sedang kasmaran tetapi yang membedakannya adalah dia bukan hanya jatuh cinta dan mengangumi wanita yang dia sukai, dia sangat serius dengan hubungannya ini karena hanya Victoria yang akan dipilihnya sebagai pasangan hidup yang akan menemaninya menghabiskan sisa usianya.

Paginya Marc bangun dengan semangat, dia tidak kesulitan bangun pagi karena dia memang sudah terlatih untuk itu. Menjalankan kebiasaan rutin lari paginya dengan cepat sebelum bersiap-siap untuk pergi menjemput Victoria.

Saat dia tiba didepan gedung flat, Vic sudah menunggunya. Marc turun dengan cepat dan membuka pintu mobil untuk Vic membuat dokter cantiknya tersenyum dan menggeleng melihat perbuatannya.

"Selamat pagi dokter cantikku." Sapa Marc sambil membuka pintu mobil.

"Selamat pagi." Kata Vic dan ketika Marc sudah duduk dibalik kemudi dia kembali berkata, "Aku memiliki dua tangan yang masih bisa digerakkan dan rasanya jika hanya untuk membuka pintu mobil, tidak akan melelahkan kedua tanganku."

"Aku tahu, hanya saja aku bukan menguatirkan tanganmu lelah untuk membuka pintu mobil tapi aku tidak tega tanganmu menanggung berat dari pintu mobil walau hanya membukanya."

Vic tidak lagi bisa menahan tawanya, "Apakah ditempat kerjamu sebelum ini kamu dilatih bagaimana untuk mengatakan rayuan?"

"Tentu saja tidak, tapi aku cepat belajar walau hanya melihat."

"Kamu masih berhubungan dengan mereka? Apakah mereka tahu siapa dirimu?"

"Hubungan sebagai teman masih, mereka baru mengetahui identitasku setelah aku resmi keluar."

"Apakah mereka tidak merasa kamu telah membohongi mereka dan tidak mempercayai mereka?"

"Tidak, mereka tahu pekerjaan kami adalah pekerjaan yang khusus. Nanti jika kita berkumpul, aku akan mengajakmu."

"Taruhan lagi?"

Marc hanya tertawa dan Vic tidak perlu mendapat jawaban langsung dari pertanyaan itu.

"Apakah ada saran tempat sarapan disekitar sini yang enak?"

Vic mengangguk, dia menunjukkan arah pada Marc menuju tempat sarapan yang hanya berada dua blok dari tempat tinggalnya.

"Kelihatannya aku harus menagih janjimu untuk mengajakku mengeliling tempat makan enak didaerah ini." kata Marc saat mereka telah selesai sarapan dan mereka dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Kapan aku menjanjikannya padamu?" tanya Vic.

"Astaga dokter, apakah ingatanmu begitu buruk?"

"Aku tidak pernah berjanji padamu, tapi aku memang pernah berjanji pada seseorang yang sudah dimakamkan."

"Kelihatannya aku masih belum maafkan."

"Jangan pernah berpikir kamu akan dengan mudah melewati masa percobaanmu."

"Aku sudah menduganya tapi aku sudah siap."

"Oh ya, apakah kamu pernah sekolah kedokteran juga?"

"Pertanyaanmu pasti terkait dengan diskusi kemarin saat presentasimu. Aku tidak pernah sekolah kedokteran tetapi sejak kecil aku sudah mengetahui banyak hal tentang semua yang berkaitan dengan kedokteran dan pengobatan, seperti kukatakan ingatanku sangat kuat dan otakku mencerna dengan cepat jadi bukan hal sulit untuk mempelajari ilmu kedokteran tetapi jika disuruh mempraktekannya maka aku menyerah, apalagi disuruh menjahit atau membedah. Kemampuan kedokteranku terbatas pada pertolongan pertama karena latihanku hanya sebatas itu. Jangan ragu menanyakan apa yang ingin kamu ketahui tentang diriku, aku akan menjawabnya supaya kamu semakin mengenal aku."

You Are Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang