Keesokan paginya, Tony mendapat kabar tentang pergerakan target mereka. Dia langsung membagi tugas. Dia yang bertugas mengawasi wanita itu, dia duduk didepan wanita itu sambil membaca koran dan sesekali membalas pesan, dari pengamatan cepatnya, kelihatannya wanita itu memiliki perasaan yang kuat, hal itu sudah cukup untuk membuatnya waspada, walau dalam hati dia mengakui wanita yang sedang dibawah pengawasannya ini memiliki insting yang cukup peka dan kuat.
Dia dan dua anak buahnya bergantian mengikuti mobil yang membawa wanita itu, sedangkan James dan anak buahnya yang lain, mengikuti target mereka. Tony langsung menyadari tujuan perjalanan wanita itu, dan tentu saja jalur luar kota lebih sepi dan membuat mereka akan sulit mengikuti tanpa ketahuan, jadi pilihan mereka adalah memantau lewat GPS yang telah mereka pasang dimobil Carlos Daza.
Perasaan Tony semakin tidak enak ketika hari bertambah malam dan mobil yang mereka pantau masih belum bergerak kembali, dia baru merasa lega ketika melihat mobil itu kembali bergerak, namun 30 menit kemudian dia langsung memerintahkan anak buahnya yang berada paling dekat dengan lokasi untuk memeriksa lokasi mobil yang berhenti.
Belum juga anak buahnya tiba dilokasi, signal GPS mobil itu hilang dan saat anak buahnya tiba dilokasi mendapati mobil itu masih berkobar dan Carlos Daza ada didalamnya dalam keadaan sudah gosong dan teman wanitanya sudah tidak ada disana.
Target yang diikuti James tidak ada pergerakan, hal itu membuat Tony langsung menghubungi orang yang dia yakin bisa membantunya.
"Ada sample."kata Tony ketika teleponnya terhubung.
"Ya, dua sample darah wanita untuk uji kecocokan dan minta untuk dilakukan analisa segera."
"Donor organ?"
"Ya."
"Tujuan?"
"Colorado."
"Kapan hasil keluar?"
"10 menit lagi."
Tanpa menggatakan apapun, dia mematikan sambungan telepon itu dan langsung menghubungi orang lain.
"Penerbangan cargo tujuan Colorado malam ini?" cukup satu kalimat pertanyaan tanpa perlu memperkenalkan diri sudah langsung mendapat jawaban yang dia inginkan.
Saat ini waktu sangat-sangat terbatas, dia menghubungi anggota timnya untuk segera menyusulnya, dia akan berangkat lebih dulu ke lokasi, yang terpenting adalah menyelamatkan korban, dia tidak akan membiarkan para penjahat itu membawa wanita itu dan menjadikannya korban donor organ ataupun human trafficking, dia jelas tidak bisa menunggu timnya karena mereka sedang berada cukup jauh dari lokasi.
Dia tiba dilokasi, masih sepi, artinya korban belum tiba dan dia masih bisa mempersiapkan diri. 15 menit menunggu, akhirnya terdengar suara helicopter yang mendekat, untung saja dia sudah berhasil melumpuhkan petugas yang bertugas untuk memindahkan cargo dari helicopter itu dan menggantikan posisinya. Dia tahu posisinya sekarang adalah posisi yang berbahaya, tetapi hanya ini yang bisa dia lakukan jika dia ingin menyelamatkan korban dan berharap rekan-rekannya segera datang.
"Pindahkan segera." Perintah orang yang kelihatannya mempunyai jabatan lebih tinggi dari rekannya.
Tanpa suara dia membantu rekan yang mengeluarkan perintah, sedangkan yang memberi perintah menerima panggilan telepon.
"Mana pesawatnya?" tanya orang yang bersamanya setelah peti yang dia yakin berisi wanita yang dicarinya sudah naik ke kereta barang yang dibawanya.
"Sebelah timur." jawabnya singkat sambil menunjuk pesawat yang memang akan membawa wanita itu.
"Bos, pesawatnya disebelah timur." Teriak orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Always In My Heart
RomanceLiburan yang akhirnya menjadi mimpi buruk untuk Victoria, dia tidak akan menyangka jika liburan kelulusannya yang dipikirnya sebagai sesuatu yang akan menyenangkan berakhir pada penculikan yang hampir saja membuat dia menjadi korban human traffickin...