Part 9

2.3K 268 31
                                    

"Dia tidak mau minum obatnya? Mengapa?" Tanya Victoria pada Oscar yang memanggilnya setelah dia baru selesai berkeliling mengunjugi pasien-pasiennya.
"Dia mau kamu yang merawatnya, naiklah minta dia minum obatnya jika dia ingin segera sembuh."
"Dok, pasien saya bukan hanya dia. Setelah ini saya masih harus melakukan persiapan untuk operasi."
"Naiklah dulu sebentar, katakan padanya apa yang tadi kamu katakan, dia bisu bukan berarti dia tuli."
"Dia tidak bisu tapi sengaja tidak mau bicara."
"Kelihatannya dia kesal karena kemarin kamu tidak naik untuk memerikasanya."
"Bukankah dokter Lucas dan anda sudah memeriksanya? Dok, apakah anda berdua mengenalnya dengan baik, mengapa saya merasa dokter berdua sangat mengistimewakannya, padahal dia pasien dan statusnya saat ini sama dengan pasien lain yang juga membutuhkan dokter."
"Katakanlah begitu, kami bukan mengistimewakannya dan mengabaikan pasien lainnya, hanya saja saat ini dia memang pasien istimewa. Bersabarlah dengan pasien yang ini, katakan kamu sibuk dan minta dia jangan bertingkah."
"Tapi.... "
"Jangan bilang kamu tidak berani? Kamu berani mengatakannya didepanku, mengapa tidak berani mengatakan langsung padanya. Selain itu saat dia belum sadar kamu dengan rela menjaganya, mungkin karena itu juga dia menjadi tergantung padamu."
"Baiklah, aku naik sekarang." Kata Vic sambil berbalik untuk keluar  tanpa bisa membantah lagi dan dia tidak melihat Oscar tersenyum lebar sambil menggelengkan kepala.

Lucas meneleponnya dan meminta dia mengirim Vic ke atas untuk mengurus pasien paling mengesalkan mereka. Kemarin dulu dia mendapat laptop dan setelah menerima laptop, pasien yang harusnya istirahat itu malah sibuk dengan laptopnya, bahkan sampai tengah malam dan pagi ini dia menolak makan obat yang dikatakannya akan membuatnya mengantuk sedangkan dia punya kesibukan.
Lucas dan dia pasti tidak bisa mengatur pasien keras kepala itu, apalagi orangtuanya mengingat yang menyiapkan laptop dan telepon genggam adalah orangtuanya, tapi mereka berdua tentu saja sepakat siapa yang bisa mengatur pasien itu saat ini.

Sebenarnya Marc bukan sibuk dengan pekerjaannya tetapi dia sedang mencari semua informasi yang dibutuhkannya. Kewaspadaannya sebagai seorang tentara terlatih, membuatnya mencurigai Victoria, tetapi setelah sehari semalam dia membaca dan mencari semua informasi tentang wanita itu, rasa curiganya berganti menjadi penasaran, karena pekerjaannya belum selesai, dia menolak minum obat yang dia tahu pasti akan membuatnya mengantuk.

Victoria Justice, kehilangan orangtuanya saat dia masih berusia 10 tahun, dibesarkan oleh grandmanya yang meninggal saat dia berusia 17 tahun. Pintar dan selalu mendapat beasiswa, lulus sebagai dokter muda terbaik dan tercepat, tidak terlalu suka berteman, menghabiskan waktu di perpusatakaan, laboratorium, dan rumah sakit. Tapi dia juga bukan orang yang tidak disukai, cukup banyak yang mengenalnya dan mereka tidak membencinya karena mereka tahu Victoria memang dingin dan acuh tetapi dia baik dan suka menolong. 3 tahun lalu dia diminta untuk ikut dalam penelitian yang membuatnya berteman dengan Carlos Daza, dokter penyakit dalam yang juga menyandang gelar dokter sejuta pesona. Kedekatannya mereka karena penelitian yang mereka lakukan, membuat teman-teman mereka menjodohkan mereka, tetapi sampai Carlos pindah kembali ke Merxico, hubungan mereka tidak lebih dari seorang teman.

Carlos memberi hadiah tiket dan akomodasi untuk Victoria ketika dia lulus dua tahun yang lalu, yang membuat wanita itu pergi ke Merxico dan mengalami hal yang sama sekali tidak pernah diduganya. Semua teman-teman yang mengenal mereka berdua berpikir jika Carlos akan melamar Victoria, hanya saja mereka kecewa dan berduka dengan kepulangan Victoria, bertepatan dengan berita meninggalnya dokter Carlos Daza karena kecelakaan. Victoria mengatakan seperti apa yang diperintahkan padanya untuk dikatakan pada teman-temannya yang kecewa sekaligus bersyukur karena Victoria tidak bersama Carlos saat itu yang mungkin saja bisa membuatnya ada dalam kecelakaan itu.

Selama 2 tahun ini Victoria kembali kedalam cangkangnya, dia tidak pernah terlihat dekat dengan pria, padahal tidak sedikit dokter atau pasien yang tertarik padanya, dan semua harus kecewa karena Victoria sama sekali tidak membalas atau lebih tepatnya mengacuhkan mereka. Dia tidak pernah menghubungi nomor rahasia yang diberikan padanya, dia juga tidak mengganti telepon genggamnya, kegiatannya selama 2 tahun ini hanya rumah sakit dan flat kecilnya yang mungkin hanya sebagai persinggahan sesekali karena dia lebih sering menginap dirumah sakit. Setengah tahun yang lalu Dokter Oscar mengumumkan secara resmi mengangkatnya menjadi asistennya. Seperti yang pernah didengarnya dari pembicaraan Oscar dan Lucas, pengumuman itu membuat orang-orang mulai bergosip tentang Victoria yang kelihatannya sudah terbiasa olehnya untuk diabaikan. Dia kembali lulus sebagai spesialis bedah dengan nilai terbaik, kelihatannya dia tidak memperdulikan perkataan orang-orang tentang kehidupan pribadinya, dia lebih memilih membuktikan kemampuannya yang ternyata memang sangat manjur untuk meredam pembicaraan tentang dirinya. Melihat sifat dan sikapnya, Marc tahu alasan uncle Oscar-nya mengangkat Victoria sebagai asistennya, dia mengenal Oscar sejak dia kecil, dia tahu betapa disiplinnya Oscar walau dia juga tahu hatinya baik, tetapi dia selalu serius dalam pekerjaannya, tidak pernah meremehkan penyakit atau pasien yang ditanganinya, kelihatannya itulah yang dilihatnya dari Vic yang sama dengan dirinya, sangat professional dan serius dalam pekerjaannya.

You Are Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang