Part 21

1.9K 260 44
                                    

"Apakah ada yang merasa udara pagi ini berbeda?" kata James ketika Tony bergabung dengan mereka untuk memulai latihan pagi.

"Jika kalian ingin menggodaku soal kencanku kemarin, lebih baik tidak perlu dilanjutkan karena aku sangat bersemangat sekali pagi ini dan jangan sampai kalian mengeluh setelah selesai latihan pagi ini." Perkataan Tony membuat keempat orang dihadapannya langsung tidak melanjutkan perkataan yang sudah berada diujung lidah mereka. Mereka tahu Tony tidak akan bercanda, jika mereka meneruskan perkataan mereka, maka keselamatan mereka pagi ini akan terancam.

Dalam hati Tony tertawa, apa yang dikatakannya memang benar, pagi ini dia sedang bersemangat, tepatnya sejak dia mengantarkan Vic pulang dan dia melanjutkan perjalanannya untuk mampir ke beberapa tempat untuk menyelesaikan beberapa urusan pribadinya sebelum pulang ke markas. Sepanjang perjalanan dia memikirkan apa yang telah terjadi dan dialaminya bersama Vic. Tanpa dia sadari dia kembali menyetuh bibirnya, dan itu kembali dilakukannya saat dia menyikat giginya sebelum dia tidur semalam. Dia ingin kembali merasakan bibir itu, tetapi lebih dari sekedar pertemuan singkat, hal itu membuatnya semakin menyadari perasaannya dan untuk bisa mengakui perasaannya, dia harus menyelesaikan misi mereka dengan segera karena dia ingin bersama orang yang dicintai dan disayanginya dengan jati dirinya yang sebenarnya, tentu saja dengan identitas aslinya dia tidak akan menempatkan orang-orang yang disayanginya dalam keadaan bahaya atau terancam. Dengan keputusan itu, Tony memejamkan matanya dan masuk dalam mimpi indahnya.

Hal yang sama ternyata juga dialami oleh Vic, hanya saja jika Tony bisa menyadari dan mengakui perasaannya, membuat keputusan untuk mempertahankan dan memperjuangkan perasaannya, sebaliknya Vic juga sudah mengambil keputusan untuk tidak semakin dalam menyimpan apa yang dirasakannya. Trauma kehilangan orang-orang yang dicintainya dan disayanginya membuat dia selama ini tidak ingin menjalin hubungan dekat dengan orang-orang sekitarnya. Ada rasa kuatir membuat mereka menderita karena dirinya, termasuk soal Carlos yang ternyata memiliki kasus yang berbeda, tetapi semua tetap sama, dekat dengannya tidak akan ada yang bisa bahagia.

Jika malam-malam sebelumnya Vic tidak bisa tidur karena mimpi buruknya, yang walaupun dia sudah mengetahui apa yang telah terjadi masih saja datang mengganggu tidurnya membuatnya tidak bisa memejamkan matanya, tetapi untuk malam ini hal yang membuatnya tidak bisa memejamkan matanya adalah karena perasaan sakit yang dirasakannya, sakit dalam hatinya karena harus melepaskan, mematikan perasaan yang dirasakannya supaya tidak membuat perasaan itu terus berkembang dan membuatnya kembali harus melalui kesedihan.

Jika Tony terbangun dengan penuh semangat, sebaliknya Vic terbangun dengan semangat yang entah hilang kemana. Dia melakukan aktifitas rutin paginya dan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit walaupun dia tahu hari ini sampai tiga hari kedepan dia mendapat tugas malam, setidaknya disana dia bisa melakukan aktifitas yang mungkin akan membuatnya sibuk dan melupakan penyebab yang membuat pikirannya kacau.

Vic turun dari bus dihalte terdekat dari rumah sakit, seperti biasa, berjalan dijalur pejalan kaki menuju rumah sakit, dia sudah sering melakukannya tetapi hari ini dia merasa ada yang mengikutinya. Memang banyak orang yang berjalan dengan arah yang sama dengannya, dia juga tidak berani untuk menoleh dan mencari, jadi dia memutuskan mempercepat langkahnya dan bernafas lega ketika memasuki lobby rumah sakit. Setidaknya dia aman karena berada ditempat yang dikenali dan juga banyak orang yang mengenalinya, Vic memilih menggunakan lift daripada tangga seperti yang biasa dia lakukan, perasaan diamati tetap dirasakannya sampai dia masuk ke ruang ganti dan dengan cepat mengganti pakaiannya lalu keluar menuju ruangannya.

"Lho, bukankah dokter Vic baru akan bertugas sore?"

"Ada laporan yang harus kuselesaikan, jadi aku datang lebih awal." jawab Vic pada pertanyaan rekan seruangannya, dia merasa lega karena sudah berada diruangannya, tadi sebelum membuka pintu dan masuk keruangannya, dia mencoba menoleh untuk memastikan dan dia yakin siapapun yang mengamati dan mengikutinya pasti tidak ingin dia menyadari.

You Are Always In My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang