Kunjungan untuk Vic memang belum diijinkan, jadi rekan-rekan kerjanya yang ingin melihat bayinya belum mendapat kesempatan. Keesokan harinya yang bertepatan dengan akhir pekan mulai pagi, kiriman hadiah , karangan bunga dan parcel-parcel untuk bayi mulai berdatangan dan memenuhi lantai 20.
Pagi-pagi kamar rawat Vic sudah ramai dikunjungi keluarga Lucas dan Oscar, mereka semua ikut berbahagia atas kelahiran putra pertama Marc dan Vic juga cucu pertama Justin dan Camilla. Kamar itu bukan hanya dipenuhi oleh orang dewasa, anak-anak juga ramai dan hebatnya Hansel sama sekali tidak terusik. Bayi itu tetap tidur, tadi pagi dia terbangun membuka matanya dan merengek kecil, namun begitu berada digendongan Vic , dia kembali tenang dan semakin tenang ketika mendapat asupan gizinya.
"Astaga ini bayi atau boneka?" kata Lily yang dari sudah menunggu bayi itu bangun.
"Dia tidak akan terbangun jika dia tidak lapar." Kata Camilla yang kemarin berada di rumah sakit sampai malam dan pagi-pagi dia sudah datang lagi.
"Kamu berencana memberinya asi ekslusif?" tanya salah satu menantu Lucas.
Vic mengangguk, "Jika tidak ada halangan dan selama asinya keluar."
"Serahkan pada Marc, dia pasti punya keahlian itu." kata salah satu putra Oscar.
"Jaga perkataanmu, disini banyak anak kecil." Tegur Grace.
Marc sejak tadi duduk disamping Vic ditempat tidur hanya tertawa, dia sedang bahagia dan malas menanggapi godaan para sepupunya, semalam saja jika Vic tidak meneggurnya, dia mungkin tidak tidur. Dia suka memandang putranya, apalagi saat belajar menggendong putranya.
Mereka bercanda sampai Lucas mengingatkan jika pasien dan bayinya harus beristirahat, akhirnya satu persatu berpamitan. Lucunya setelah semua pulang bayi itu terbangun, dia tidak menangis hanya menggerak-gerakkan tangannya membuat Justin gemas dan ingin menggendongnya. Camilla mengangkat bayi itu dan meletakkannya dalam gendongan suaminya, "Dia lebih lucu dan menggemaskan daripada Marc waktu bayi." Kata Justin.
"Ya, mommy setuju."
"Memangnya Marc waktu kecil sudah menyebalkan mom?" tanya Vic, mengabaikan tatapan suaminya.
"Bukan menyebalkan, dia sama tenangnya dengan Hansel tapi saat matanya terbuka dia pasti bergerak dan mengomel." Kata Camilla.
"Mom, jangan lupa itu keturunan dari siapa? Vic tidak banyak bicara jadi tentu saja Hansel jadi lebih mengemaskan." Bela Marc.
Camilla melihat Vic menyentuh dadanya, "Sakit?" tanyanya, membuat Marc menoleh pada istrinya, "Kenapa?" tanyanya.
Vic menggeleng tetapi Camilla langsung paham, "Kamu pompa saja, biar mommy membawa Hansel duduk diluar sama daddy."
Justin juga paham dan berdiri pelan karena Hansel berada dalam gendongannya, bersama Camilla menunggu diluar kamar, sedangkan Marc dengan cekatan menyiapkan peralatan dan membantu Vic.
"Kelihatannya Hansel tidak akan kelaparan." Kata Marc.
"Kelihatannya ini akan menjadi property Hansel."
"Isinya ya, kemasannya tidak."
Vic tertawa, "Tidak malu berebut dengan anak sendiri?"
"Aku tidak berebut, tetapi melakukan pembagian yang adil."
"Apakah yang dikatakan mereka tadi benar?"
"Tentang apa?"
"Lorong dipenuhi bunga dan hadiah?"
Marc mengangguk, "Memang benar, jangan pikirkan soal itu, semua akan diurus oleh orang kantor mengingat yang memberi semua berhubungan dengan kantor."
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Always In My Heart
RomanceLiburan yang akhirnya menjadi mimpi buruk untuk Victoria, dia tidak akan menyangka jika liburan kelulusannya yang dipikirnya sebagai sesuatu yang akan menyenangkan berakhir pada penculikan yang hampir saja membuat dia menjadi korban human traffickin...