Vic sedang membaca berkas dihadapannya ketika merasa ada seseorang yang berdiri disampingnya, ruangannya yang tadi ramai menjadi sepi, membuat dia mengangkat kepalanya dan terkejut melihat siapa yang berdiri disamping mejanya sambil melihat buket bunga dan dirinya secara bergantian.
Vic berdiri setelah sadar dari rasa terkejutnya, "Selamat siang tuan Dawn."
"Siang. Dokter Oscar ada?"
"Ada di ruangannya." Kata Vic dan Marc tanpa mengucapkan apapun kecuali melempar tatapan tajamnya langsung melangkah menuju ruangan Oscar, mengetuk, membuka, masuk dan menutup pintu meninggalkan Vic yang menatapnya dengan penuh tanya.
"Siang uncle." Sapa Marc menyapa Oscar yang baru akan membuka tas bekalnya sambil melihat siapa yang masuk keruangannya disaat dia akan istirahat.
"Untuk apa kamu kemari?"
"Niatnya untuk mengajak uncle menemaniku makan siang di kantin tetapi kelihatannya bekal aunty lebih menarik."
"Mengapa kamu tidak meminta Lucas yang menemanimu?"
"Aku baru dari atas dan dia meninggalkanku untuk makan siang dengan tamunya."
"Berani sekali dia meninggalkan atasannya dan memilih makan siang dengan tamunya tanpa mengajakmu."
"Kurasa uncle juga akan melakukan hal yang sama."
"Jangan mengeluarkan omong kosongmu disini, kamu mampir kemari pasti punya tujuan, jangan bilang untuk melihat asistenku."
"Eh, kulihat asistenmu belum pergi makan siang, bagaimana jika uncle minta dia untuk menemaniku?"
"Mengapa kamu begitu memaksa untuk makan dikantin? Ingin membuat penghuni kantin ketakutan? Jangan ganggu asistennku, jika kamu mau pergi kantin, kamu bisa pergi sendiri dan disana pasti akan banyak yang akan menemanimu."
"Tadi aku melihat buket bunga dimeja asistenmu, siapa yang berani mengirimi asisten dokter Oscar bunga atau kantor ini tidak lama lagi akan menjadi kamar pasien?"
"Aku juga tidak tahu apa yang membuat orang-orang itu menganggu asistenku akhir-akhir ini, untung saja dia tidak terpengaruh. Tapi aku juga menyadari sepulangnya dia dari Colombo, dia terlihat lebih bersemangat dan lebih santai atau lebih tepatnya terlihat sudah memiliki kehidupan pribadi."
Marc hanya tersenyum kecil, "Kelihatannya uncle sangat peduli padanya, tidak kuatir dia menikmati kehidupan pribadinya dan lupa dengan profesinya."
"Uncle sudah menganggapnya seperti anak sendiri, melihat dia bahagia uncle juga bahagia tapi soal melupakan profesinya, uncle yakin itu tidak akan terjadi." Oscar menikmati makan siangnya tanpa merasa perlu menawari keponakannya, "Katakan kamu kemari karena apa?"
Marc mengulurkan amplop pada Oscar, "Butuh pertimbangan dan pendapat uncle mengenai pengembangan produk baru DMH."
"Proyekmu?"
"Proyek daddy yang tertunda."
"Yakin bukan proyekmu?"
"Jika kubilang 'Ya' uncle pasti tidak mau melihatnya." Kata Marc membuat Oscar menatapnya kesal, "Aku sudah terima dan akan kupelajari, jadi kamu sudah bisa meninggalkanku menikmati makan siang yang dibuat penuh cinta oleh auntymu."
"Pijamkan asistenmu untuk menemaniku makan siang, uncle tidak kasihan padanya?"
"Kasihan?"
"Ya, uncle makan siang menu penuh cinta sedangkan dia duduk menghadapi berkas pasien yang menumpuk dimejanya dengan menahan lapar."
"Dia tahu kapan dia harus makan siang, mengapa juga uncle harus memintanya menemanimu."
Marc tidak menjawab pertanyaan Oscar tetapi Oscar yang melihat keusilan keponakannya dari sorot matanya langsung berdiri sebelum Marc melakukan hal yang membuatnya akan mendapat omelan dari istri kesayangannya, membuka pintu ruangannya, "Dokter Vic, anda belum makan siang?" tanya dokter Oscar membuat semua yang ada diruangan itu menoleh kearah pintu ruangan Oscar termasuk Vic.
![](https://img.wattpad.com/cover/279187665-288-k437355.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Always In My Heart
RomansaLiburan yang akhirnya menjadi mimpi buruk untuk Victoria, dia tidak akan menyangka jika liburan kelulusannya yang dipikirnya sebagai sesuatu yang akan menyenangkan berakhir pada penculikan yang hampir saja membuat dia menjadi korban human traffickin...