f o r t y t w o

818 59 14
                                        


Aku gak tau sampai kapan usiamu. Tapi yang pasti, cintaku akan selalu ada buat kamu.

Kevin membuka lemari didepannya. Setelah pulang dari kantor, ia langsung membersihkan dirinya. Pakaian yang biasanya sudah tersedia setelah ia selesai mandi, kini harus ia siapkan sendiri. Mila saat ini tengah menikmati quality time-nya dengan Nania. Beberapa bulan setelah pulang dari Bali, Mila selalu merengek meminta Kevin untuk mengijinkannya having fun sama sahabatnya. Tapi dasar Kevin, yang dulunya keras kek aspal sekarang bucinnya minta digesperin. Sedetik saja Mila tak ada didekatnya, pasti udah khawatir. "Cepet pulang dong, yang," Ucap Kevin memelas. Ia menarik kencang pakaiannya yang terlipat rapi didalam lemari. Dan hasilnya, pakaian yang lain malah terbongkar.

"Kamu tuh ya! udah berapa kali aku bilangin, kalo ngambil baju itu, yang diatas diangkat dulu. Jangan langsung ditarik! ngambil baju udah kek atlit tarik tambang. BENERIN!"

Kevin menelan salivanya. Istrinya cukup garang akhir-akhir ini. Tapi senyum itu mengembang. Kevin gemas. Pengen peluk tapi orangnya gaada. Kevin membuang napas kesal. Ia segera merapikan pakaian-pakaian itu sebelum singa betinanya pulang dan memergokinya.

Sudah pukul sembilan malam. Sejam sudah Kevin pulang dari kantor. Mila menyeruput habis thai tea-nya. Belum ada tiga jam having fun bareng Nania, Mila malah kelelahan. Tumben. Padahal cuma jalan santai doang. "Biasanya nggak gini deh," Mila menggumam.

Nania yang duduk didepannya sontak menoleh menatapnya. "Kenapa, Mil?" Tanyanya.

Mila menggeleng. "Gue juga nggak ngerti,"

Nania mengernyit. "Apanya sih?"

Mila diam sesaat. "Udahlah lupain. Kita pulang aja yuk?"

"Pulang? ebuset baru juga jam segini, Mil," Nania protes.

"Gue punya laki, Nan. Gue kudu ngecek tuh orang udah makan apa belum," Mila beralasan. Padahal emang udah capek.

"Yakan tinggal lu wa, Mil. By, dah makan lom? gitu doang susah?"

Mila terkekeh. "Idih jijay lo! gue nggak alay kek lo,"

"Ya makanya bentar lagi kek gitu. Baru juga punya waktu quality time bareng. Laki lu bucin sih. Parah banget. Beda banget kek dia yang du--"

"Heh heh! yang nyuruh lo bahas-bahas masa lalu laki gue siapa? yaudah sih, toh dia bucinnya ke bini dia sendiri bukan cewe lain,"

"Baperan ih sekarang," Ejek Nanja. "Yaudah kalo lo mau pulang skarang. Gue harap kita bisa ketemu lagi kayak gini,"

Mila tertawa. "Gak ngerti lagi gue. Padahal tiap hari juga ketemu. Ruang kerja juga sebelahan. Ya gimana gak ketemu lagi kita?" Ucapnya sambil geleng-geleng.

"Ya itu kan ditempat kerja, Mil. Jelas beda dong,"

"Yaudah iya, nanti bisa jalan lagi kok tenang aja. Skarang anterin gue pulang. Udah ngantuk gue,"

"Iyaa nyonya Kepeenn," Nania memutar malas kedua bola matanya. Keduanya bergegas meninggalkan cafe, berjalan menuju parkiran. Nania melajukan mobilnya mengantar sahabatnya pulang. Sepanjang perjalanan mereka lewati dengan menyenangkan. Masih bisa ghibah padahal gaada 200 meter lagi nyampe. "Salam buat laki lo!" Ucap Nania dari dalam mobil. Ia menaikkan kaca mobilnya, dan segera berlalu dari pekarangan rumah Mila dan Kevin.

Kepulangan Mila disambut oleh Bi Nah. Ia membukakan majikan rasa anaknya itu pintu, dan menutupnya kembali setelah Mila masuk. "Non Mila udah makan?" Tanya Bi Nah.

Mila mengangguk. "Udah tadi, Bi bareng Nania. Ohya, Kevin udah makan?"

"Mas Kevin juga udah makan, Non,"

U N A B L E (Without Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang