t w e n t y n i n e

827 68 9
                                        

Sekarang, melupakanmu mungkin sulit. Tapi lambat laun aku pasti bisa. Dan saat itu tiba, namamu tidak akan membuatku tersenyum, dan merasa senang kembali. Perihal kamu akan menjadi hal yang biasa saja untukku nanti.

〰️〰️〰️

Mila menatap langit-langit kamarnya sesaat. Dilihatnya Cara dan Nania yang masih terlelap disampingnya. Ia membuang napasnya kesal. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Cara dan Nania. Berusaha membuat keduanya terbangun. "Woy, udah pagi. Jalan yuk?" Ucap Mila sembari menggelitiki tubuh Cara dan Nania bergantian.

Nania mengulet. Mata sipitnya terbuka perlahan. Ia beralih mengambil ponselnya diatas nakas. "Astaga, Mil. Ini masih setengah 6 pagi, dan lo ngajak jalan? Masih mimpi lo? Mall masih tutup kali," Protes Nania. Ia mencoba menutup matanya kembali. Namun Mila malah memaksanya untuk bangun.

"Kita ke kebun teh Rancabali, yuk? Gue udah lama nggak kesana,"

"Tapi kan disana bukanya jam 7, Mil. Ini jam 6 aja belom," Ucap Cara yang tiba-tiba bangun.

"Car, ayo. Nan," Mila menggoyang-goyangkan tubuh dua orang itu lagi. Mereka kembali tidur, tak perduli dengan Mila yang memaksa mereka untuk segera bangun.

Mila berhenti membangunkan keduanya. Namun air matanya malah turun tanpa ia sadari. Kondisi hatinya kembali drop. Entah kenapa hatinya terasa sakit saat ini. Setelah bangun dari tidurnya, pikirannya malah terfokus lagi pada pria yang nama dan kenangan bersamanya ingin Mila kubur dalam-dalam.

Tapi kenapa sangat sulit?

Kenapa Tuhan tidak mempermudah jalannya?

Permantaan Mila tidak banyak. Ia hanya ingin menghapus bayang Kevin dari dalam benaknya. Ia juga ingin menemukan bahagianya yang baru. Tapi entah kenapa semesta malah seolah-olah memaksanya untuk terus mengingat tentang dia.

Mila memeluk kedua lututnya. Ia terisak. Sesak didadanya tak bisa ia tahan. Entah kenapa bisa tiba-tiba seperti ini. Mila juga tidak tau. Ia ingin menenangkan dirinya. Namun dua orang disampingnya malah tak memperdulikannya.

Mila semakin terisak. Membuat tidur Nania terusik. Ia membuka matanya, mendapati sahabatnya kini tengah menangis ditempatnya. "Mila kenapa?" Nania memegang tangan Mila. "Kok nangis?" Tanyanya. Ia memeluk Mila, sembari bertanya-tanya apa yang menyebabkan Mila menangis saat ini.

"Lo nangis gara-gara gue sama Cara?” Tanya Nania lagi.

Mila enggan bereaksi. Membuat Nania semakin bertanya-tanya. Ia menatap sahabatnya lirih. "Cerita, Mil. Gue ada disini buat lo,"

Mila masih enggan menanggapinya. Nania membuang napasnya perlahan. Ia beralih menatap kearah Cara yang masih berada dialam bawah sadarnya.

"

Car, bangun, Car," Panggil Nania.

Cara membuang napas kesal. "Duhh kenapa sih?"

"Kita ke kebun teh ayo,"

"Tapi kan baru jam segini. Udah ah gue masih ngantuk,"

"Kasian Milanyaaa, Caraa,"

U N A B L E (Without Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang