HAPPY READING!!
“Ketika aku bahagia bersamamu, bagiku tidak ada alasan untuk tidak mencintaimu” -rinduterdalam.
. . . .
Langit akhirnya menampakkan terangnya sinar matahari. Cahayanya menyeludup masuk tanpa permisi pada melewati celah jendela kamar milik Kevin dan Mila. Setelah insiden semalam, Kevin benar-benar kehilangan gairahnya. Tamparan Mila bahkan masih sedikit membekas pada wajah tampannya yang kini masih terpulas nyenyak dalam tidurnya. Mila mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia menguap, sembari medongak keatas perlahan. Wajah Kevin benat-benar bisa dilihat jelas olehnya. Mila menampakkan senyumnya. Keduanya tertidur dengan posisi Kevin yang memeluknya. Sebelah tangan Mila terulur membelai rahang tegas suaminya itu. Ternyata gini rasanya. Bangun pagi disambut sama wajah tampan suaminya. Ingatannya kembali melalang buana, mengingat saat Kevin selalu tidur memunggunginya, bahkan sampai esok paginya. "Seandainya ini emang cuma mimpi, aku minta sama Tuhan untuk jangan pernah bangunin aku dari mimpi ini," Gumam Mila tersenyum. Usapannya berpindah pada pipi Kevin. Disayangnya pipi suaminya itu, merasa bersalah dengan apa yang sudah ia lakukan malam itu. "Maafin istri kamu ini ya, by? Aku bener-bener belum siap," Gumamnya lagi.
Jempol dan telunjuknya mencubit gemas hidung mancung milik pria itu. "Jangan pernah berubah ya?"
.
.
.
.
.
Kevin menatap dirinya didepan cermin sembari menyisir rapi rambutnya. Setelah membersihkan diri, Kevin bersiap-siap untuk menyusul sang istri menikmati sarapan didepan kamar hotel mereka. Dengan view yang langsung menghadap kolam renang sangat pas dinikmati dengan secangkir kopi dan roti bakar.
Mila tersenyum menyambut kedatangan sang suami. Ia berdiri saat suaminya merentangkan kedua tangannya sambil menatap kearahnya. Kevin membawa Mila masuk kedalam pelukannya. Dihirupnya kuat wangi rambut sang istri. Mungkin mulai saat ini dan seterusnya, ini akan menjadi candunya. "Good morning, sayang," Sapanya.
"Morning," Balas Mila.
"Gimana tidurnya semalem? Nyenyak?"
Mila mengangguk. "Hm, iya. Kamu?" Mila mendongak menatap sang suami yang tak menjawab pertanyaannya. "By," Panggil Mila.
Kevin membuyarkan lamunannya. "I-iya, nyenyak juga kok," Jawabnya.
Mila manyun. "Jangan boong. Kamu pasti kepikiran yang semalem itu kan?" Tanyanya sedih.
Kevin menatap Mila. Raut kesedihan terpancar jelas pada wajah cantiknya. Kevin mengecup kening wanita itu cukup lama. "Nggak usah kamu pikirin lagi. Aku tau kamu belum siap karena cukup lama kita nggak sama-sama lagi," Ucap Kevin. "Yaudah, kita sarapan dulu, yah? Abis ini kita jalan-jalan," Lanjutnya.
"Tapi kamu nggak marah kan sama aku? Semalem kan aku...nampar kamu,”
"Lupain, sayang. Wajar kamu kayak gitu. Aku ngerti kok. Udah yah? Nggak usah inget-inget lagi yang semalem,"
"Tapi aku nggak yakin kamu bisa ngelupain yang itu," Cibir Mila.
"Yang itu yang mana maksud kamu?"
Mila menggeram tertahan. Nggak mungkin Kevin nggak tau. "Lupain deh," Mila melepas pelukan keduanya, dan kembali ketempat duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
U N A B L E (Without Love)
RomanceKehilangan adalah fase tertinggi mencintai kamu. U N A B L E (Without Love) a/n : _tezaloffical
