Kevin memijat pelipisnya perlahan. Diliriknya pintu yang terbuka menampakkan Mila yang menatapnya canggung. Mila berlari kecil ke arah kasur, kemudian mengambil posisi duduk menghadap Kevin. Ia menarik napas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan.
"V-vin,"
"Aku nggak bisa, Mil. Itu nggak mungkin," Kevin menatap Mila lesu.
Mila sempat menahan napasnya, kemudian tersenyum dan mengangguk. "Aku ngerti. Mungkin sekarang kamu masih belum siap atau.."
"Aku belum, dan nggak akan pernah siap," Ucap Kevin memotong ucapan Mila.
"Baiklah, itu terserah kamu. Aku nggak akan memaksakan kehendak kamu. Nggak akan pernah. Itu pilihan kamu. Kamu yang nentuin hidup kamu. Aku nggak akan masuk campur," Mila tersenyum sumbang. "Enjoy your life, Vin. Aku akan tetap berada disamping kamu," lanjutnya sambil merebahkan tubuhnya. "Good night," Mila menarik selimut, dan menutup kelopak matanya.
"Kevin minta maaf, ma. Kevin bisa nurutin apapun keinginan mama yang bisa membuat mama bahagia. Tapi untuk permintaan yang kali ini, Kevin nggak bisa, ma," Kevin membatin. Ia membuang napas perlahan, kemudian menoleh ke arah Mila yang tertidur menghadap langit-langit. "Maaf juga untuk nggak bisa mencintai anak mama," batinnya lagi.
Hari ini adalah hari terakhir Kevin dan Mila menikmati kebersamaan mereka dengan Aneta dan Cara sebelum mereka harus pulang besok pagi. Kevin membuka kedua matanya, menguceknya pelan. Dilihatnya Mila yang tak lagi berada ditempatnya. Ia mengangkat kedua bahunya, kemudian turun dari atas kasur, dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Ma, emang udah harus besok banget yah pulangnya? Mila masih pengen mama disini," Ucap Mila sambil mengambil makanan yang sudah selesai Aneta masak, kemudian dibawanya ke meja makan.
"Iya, sayang. Mama sama Cara harus pulang besok. Kami masih punya kerjaan yang harus dikerjakan. Nggak mungkin ditinggal kan?" Ucap Aneta.
"Iya, Mil. Gue juga masih pengen lama-lama disini. Tapi mau gimana lagi? Nggak bisa," Sambung Cara. Mila membuang napas kecewa.
"Yaudah deh, Mila ngerti," Ucapnya lesu.
"Panggil gih suami kamu. Sarapan udah siap," Ucap Aneta. Mila mengangguk. Namun baru saja ingin melangkah, Kevin terlihat tengah menuruni anak tangga.
"Pagi, semuanya," Sapa Kevin tersenyum.
"Pagi," Balas ketiganya. "Ayo, Vin sarapan," Ajak Aneta.
"Iya, ma,"
Selesai menghabiskan sarapan masing-masing, Kevin mengajak ketiganya untuk mengobrol diruang tengah.
"Mau ngomong apa, Vin?" Tanya Aneta sambil menatap Kevin penasaran. Yang ditatap kemudian tersenyum, menatap balik Aneta, Mila, dan Cara bergantian.
"Berhubung mama sama Cara udah mau pulang besok, Kevin mau ngajak kalian jalan-jalan hari ini. Kevin minta maaf kalo selama mama sama Cara disini mungkin kalian ngerasa bosen karna habitatnya cuma dirumah mulu. Makanya hari ini Kevin mau menebus semua itu, dan Kevin mau kita seneng-seneng hari ini. Oke? Gimana?" Jelas Kevin.
Ketiganya saling pandang kemudian kompak menatap ke arah Kevin dengan sumringah. "Mau, Vin!" Sahut ketiganya bersamaan.
"Tapi kamu mau ngajak kita kemana?" Tanya Aneta.
KAMU SEDANG MEMBACA
U N A B L E (Without Love)
عاطفيةKehilangan adalah fase tertinggi mencintai kamu. U N A B L E (Without Love) a/n : _tezaloffical
