HAPPY READING!!
. . . .
Semilir angin terasa menyejukkan. Kevin menarik selimutnya perlahan dengan mata yang masih terpejam. Pria itu masih berurusan dengan alam bawah sadarnya. Mila menatapnya diam sembari tersenyum. Ibu jari tangan kanannya terulur mengusap pelan pipi sang suami. Ia sesekali mengecup gemas pipi itu sembari berharap suaminya tak terusik dengan tingkahnya. Mila meringis pelan saat bagian bawah perutnya terasa perih saat ia mencoba untuk menggerakkan tubuhnya. Raut kesakitan itu seketika berubah saat ia mengingat siapa penyebabnya. Mila memerah saat ia mencoba untuk mengingat apa saja yang sudah keduanya lakukan semalam.
"Yang, kamu tahan yah? Aku--"
"Kevin aku gamau!! Sakit!!"
"Yang, ayo donggg!"
"Gamau gamauuu!!!"
"YANG MAAF!!"
"AAA!! KEV...IN!!"
"Ihh astaga," Gumamnya. Mila terkekeh mengingat bagaimana kesalnya Kevin saat ia menolak untuk 'saling menyatu' dengannya. Ia lagi-lagi mengusap pelan pipi sang suami. Namun kedua tangan kekar Kevin tiba-tiba memeluknya erat, seolah tak mengijinkannya untuk lepas dari pelukan itu. "Nakal kamu yah. Masih pagi udah mancing-mancingin orang," Ucap Kevin dengan mata yang masih menutup. Bibirny berkedut menahan senyumnya saat istrinya berusaha untuk melepaskan diri dari dekapannya.
"Kev...in! Sesek!!" Protes Mila.
Bukannya melonggarkan pelukannya, Kevin semakin menggemas Mila dalam pelukannya, dan menghirup kuat aroma rambut sang istri. "Kamu wangi banget, sayang," Ucap Kevin. Tak lama kemudian, perlawanan itu tak lagi terasa. Mila melemah, dan pasrah dengan posisinya saat ini. "Aku tadi kan udah mandi. Nggak kayak kamu, masih bau jigong," Ledek Mila.
"Bau jigong tapi udah dicium berkali-kali," Sindir Kevin.
Mila manyun. "Ga boleh emang?" Ucapnya.
Kevin seketika mengubah posisi keduanya. Membuat Mila terkejut menatap Kevin yang kini sudah berada diatasnya. "Mau lanjut ga?" Goda Kevin. Mila diam, sembari mengerjapkan matanya beberapa kali.
Kevin terkekeh melihat ekspresi Mila. Ia mendaratkan bibirnya pada bibir sang istri. Hanya sebuah kecupan selamat pagi. "Aku becanda, yang," Ucapnya. Ia kembali mendekatkan wajahnya pada wajah istrinya. Wanita itu menelan salivanya saat wajah Kevin dengan wajahnya kini hanya berjarak 5 centi.
"Aku tau kok kalo itu..," Bisik Kevin sembari menuntun mata Mila untuk melihat kebawah. "Masih sakit kan?" Lanjutnya. Mila berdehem sembari menatap kearah lain. Kevin terkekeh melihat istrinya yang tengah salting. "A-apaan si, Vin?" Kesal Mila.
Kevin hanya tertawa kecil sembari menggemas Mila dalam pelukannya. "Kenapa? Malu?" Tanya Kevin. Mila yang semakin sesak karena terhimpit dengan tubuh Kevin akhirnya mendorong pria itu kesamping, membuat dirinyalah yang kini berada diatas tubuh pria itu. "Nggak sama skali," Jawabnya menyeringai.
Kevin semakin terbuai dengan pesona istrinya. Wanita itu mendekatkan bibirnya persis didepan telinga Kevin. "Yuk," Bisiknya, membuat Kevin merinding disko.
"Yuk apa?" Tanya pria itu. Mila kembali memperlihatkan senyum nakalnya. Jari-jari tangannya perlahan turun mengusap dada bidang pria itu sampai pada perutnya. Tiba saatnya saat tangan itu hampir tiba 'disitu' Mila seketika mengecup sekilas bibir Kevin, dan beranjak turun dari atas kasur. "Yuk bangun lah, apalagi?" Mila tertawa puas sembari keluar dari dalam kamar, meninggalkan Kevin yang kesal karena Mila malah mengerjainya saat ia sudah dalam mode on.
.
.
.
.
.
Seperti pagi yang sebelumnya, langit hari ini terlihat sangat cerah. Mila sudah membersihkan diri, begitu juga dengan Kevin. Pria itu sedari tadi tengah sibuk memperhatikan istrinya yang terlihat fokus menikmati pagi harinya dengan yoga. Kevin melepas macbook-nya, kemudian dengan perlahan menghampiri sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
U N A B L E (Without Love)
عاطفيةKehilangan adalah fase tertinggi mencintai kamu. U N A B L E (Without Love) a/n : _tezaloffical
