Nania menatap Mila dari arah cermin didepannya sembari mengemudikan mobilnya. Mila sedari tadi hanya diam dan enggan untuk bersuara. Ia terlihat murung, dan bahkan lebih murung dari sebelumnya. Nania membuang napas perlahan, ia tak ingin mengganggu Mila dengan keadaannya yang seperti ini.
Mila mengangkat kepalanya, melihat rumah siapa yang hendak mereka lewati. Mila menepuk paha kiri Nania beberapa kali sambil tatapannya tak lepas dari rumah itu. "Nan berhenti, Nan," Ucap Mila. Nania yang bingung sontak langsung menepikan mobilnya.
"Kenapa sih, Mil?" Tanya Nania. Pandangannya mengikuti arah pandang Mila. "Lo ngapain liat-liatin rumah itu?" Tambahnya.
Mila enggan menggubris pertanyaan Nania. "Lo--lo tunggu sini yah? Gue kesitu bentar,"
"Tapi, Mil lo mau kem.."
"Gue nggak lama. Oke?" Mila keluar dari dalam mobil, menatap rumah itu sesaat. "Ini rumahnya. Gue yakin," Batinnya. Mila memberanikan kakinya melangkah menghampiri rumah didepannya. Ia menelan salivanya. Diketuknya pintu rumah itu tiga kali. "Permisi," Ucapnya.
"Dia ngapain sih? Astagaa," Nania ikut turun dari mobilnya, dan bergegas menyusul Mila.
"Lo ngapain sih, Mil?" Tanya Nania saat ia pesis dibelakang Mila saat ini.
"Lo ngapaim turun sih, Nan? Kan tadi gue udah.."
"Ya, ada apa yah?" Seorang wanita dengan kerudung berwarna peach-nya membuka pintu, menatap Mila dan Nania bergantian dengan tatapan bertanya. Mila dan Nania sedikit terkejut karena wanita itu tiba-tiba berada dihadapan mereka.
"Malam, tante," Ucap Mila ramah.
"Malam juga. Ayo masuk dulu," Ucap wanita itu ramah.
"Nggak usah, Tante. Kita disini aja,"
"Ehh, nggak enak kalo ada tamu trus tamunya tante biarin berdiri diluar kayak gini. Ayo masuk?" Ucap wanita itu lagi. Mila hanya tersenyum sungkan, dan meminta permisi untuk masuk kedalam.
"Duduk dulu," Lanjutnya. "Ini temen-temen Kim yah?" Tanya wanita itu. Ia kini duduk berhadapan langsung dengan Mila dan Nania.
"Kim?" Nania tersesat dengan pikirannya.
Tanpa berpikir panjang, Mila langsung mengiyakan pertanyaan wanita didepannya. "Iya, Tante. Maaf yah jam segini ganggu? Soalnya kita ada perlu sama Kim. Ohya, Kim nya ada kan, Tante?"
"Ohh, iya Kim ada kok. Sebentar yah tante panggilin dulu,"
"Iya, maaf yah tante, malah ngerepotin,"
"Nggak papa. Sebentar yah?" Wanita itu tersenyum, dan mulai berjalan kearah kamar anaknya.
"Kimberly, masih belum tidur kan, nak?" Tanya Fatma, ibu Kimberly.
"Belum, Bu. Kenapa?" Jawab Kimberly dari dalam kamarnya.
"Ini ada temen-temen kamu lagi nyariin kamu. Keluar, nak,"
"Temen-temen yang mana, Bu?"
"Udah kamu lihat aja sendiri diruang tamu. Ibu mau bikinin mereka minum dulu,"
"Iya, Bu!" Jawan Kimberly. Ia segera turun dari atas ranjangnya, meninggalkan laptopnya dengan keadaan menyala. Pintu dibuka. Dilihatnya ibunya tak berada lagi disitu. Tanpa berlama-lama, Kimberly berjalan menuju keruang tamu. Penasaran siapa yang datang untuk mencarinya.
Kim menghentikan langkahnya begitu melihat siapa yang kini tengah duduk diruang tamunya. Kim hendak berbalik, namun Mila malah memanggilnya. "Kim," Kini dengan posisi sama-sama berdiri, Mila menatap lirih kearah Kimberly.
KAMU SEDANG MEMBACA
U N A B L E (Without Love)
Lãng mạnKehilangan adalah fase tertinggi mencintai kamu. U N A B L E (Without Love) a/n : _tezaloffical