HAPPY READING!!
“Aku tidak menyesal pernah mencintaimu, hanya saja terkadang aku menyesal tidak cukup hebat untuk mendampingimu, tidak cukup baik untuk kau pilih sebagai seseorang yang mampu menemanimu memperbaiki hidup”
. . . .
Hari sudah cukup malam untuk sekedar merehatkan hati setelah cukup keras mempertahankan rasa. Kevin meneguk habis kopinya, setelah puas melihat pemandangan jalanan kota metropolitan Jakarta tepat pada jendela kaca disampingnya. Ia melirik jam tangan yang dikenakannya. Sudah pukul delapan malam. Ia harus pulang. Setelah dari rumah sakit, Kevin berjalan tanpa tujuan. Kedai kopi bertajuk Kopi Kenangan adalah akhir petualangan pria itu setelah membuang banyak waktu hanya untuk sekedar melupakan wanita itu sejenak, sebelum Kevin akhirnya mengistirahatkan tubuh dan jiwanya diatas tempat tidurnya. Sudah dua malam ia tidak lagi menikmati makan malamnya dirumah. Seolah rumah hanya sebuah tempat singgah untuk mengistirahatkan diri. Buat apa seorang Pangeran berlama-lama didalam istana tanpa kehadiran Cinderella-nya?
Kevin menutup matanya, berharap untuk segera terlelap. Mencintai tanpa dicintai sangat melelahkan. Tolong biarkan matanya menutup lebih lama. Ia belum siap menghadapi drama untuk esok hari. Atau mungkin, tetaplah menutup, dan jangan pernah terbuka lagi. Dan mari kita lihat bagaimana jadinya saat wanita itu melihat kondisinya yang sudah tak lagi menghembuskan nafasnya, jantung yang tak lagi berdetak, dengan tubuh yang sudah kaku dan terasa dingin saat disentuh. Apa ia akan merasa kehilangan?
Mata itu tak lagi terbuka. Kini hanya tersisa bunyi nafasnya yang terdengar naik turun seiring dengan memutarnya waktu dengan perlahan. Lampu kamarnya tak ia nyalakan. Hanya sekedar menyalakan lampu tidurnya, membuat suasana kamarnya begitu redup. Hari esok semakin dekat. Semoga harapannya akan tetap ada, walaupun sekecil apapun itu. Mila pantas untuk dicintai. Tapi kalau untuk dimiliki, entahlah. Kevin harap takdir berpihak padanya. Kesalahan masa lalunya menghambatnya untuk membuka lembaran baru, dengan orang yang sama. Semoga Tuhan tak pernah bosan mendengar nama wanita itu dalam doanya. Menjadikan Mila untuknya dan hanya untuknya. Secepatnya. Kevin lelah berpura-pura seolah semua yang sudah terjadi tidak menyakitinya.
.
.
.
.
.
Matahari menampakkan dirinya. Cahayanya menyeludup masuk melalui sela-sela jendela tanpa permisi. Kevin mengedipkan mata dengan bulu mata lentiknya itu beberapa kali. Bersyukur hari ini masih bisa diberikan nafas setidaknya untuk menikmati hari-harinya yang melelahkan. Kevin membuka selimutnya, dan...lihat? Ia bahkan tak mengganti bajunya sedari sepulang kantor kemarin. Sepatu, dasi, dan juga jasnya tergeletak sembarang diatas lantai.Dengan gontai, Kevin memungut barang-barangnya itu, dan dikembalikannya pada tempatnya. Sekarang sudah hari sabtu. Dan saatnya untuk menikmati waktu untuk diri sendiri. Hampir seminggu bekerja, berlagak seolah tengah baik-baik saja itu sangat menguras tenaganya. Ia kembali naik keatas kasurnya, dan kembali menutup matanya.
Drrtt drrtt...drrt drrt..
Astaga apa lagi ini? Bisa nggak sih nggak ganggu disaat-saat kayak gini? Kevin menggeram tertahan, dan segera mengangkat teleponnya tanpa melihat siapa yang menelpon. "Halo?" Ucapnya.
"Jemput aku,".
.
.
.
.
.Kevin menghentikan mobilnya tepat didalam basement Apartement Jakarta Residence. Pria itu bahkan beberapa kali mengecek ponselnya, memastikan kalau ia tak salah tempat sebelum meluncur masuk ke dalam basement itu. Kevin menekan klaksonnya sekali, saat melihat wanita itu kebingungan mencari keberadaan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
U N A B L E (Without Love)
Lãng mạnKehilangan adalah fase tertinggi mencintai kamu. U N A B L E (Without Love) a/n : _tezaloffical