Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Mila duduk dipinggiran sofa sambil mengutak-atik ponselnya. Hari sudah makin petang, namun batang hidung Aneta belum juga terlihat. Mila memasang wajah kesalnya saat ponselnya bergetar menampakkan panggilan video dari mamanya.
"Mama lama lagi nggak sih sebenernya? Mila capek nih sendirian di rumah," Mila mengerucut sebal.
"Iya, sayang. Maafin mama yah? Disini soalnya lagi seru-serunya, Mil. Mama nggak mungkin juga kan ninggalin acara? Mama mungkin masih sejam lagi disini. Kamu kerumahnya Cara dulu mau?"
"Nggak mau! Mila males gerak skarang,"
Aneta terlihat tengah menahan tawanya. Anak gadisnya selalu bikin gemes kalau udah bete kayak gini. "Yaudah. Kalo gitu kamu tungguin mama aja. Nggak lama lagi kok,"
Mila melotot tak percaya. "Sejam lagi?"
Aneta terkekeh. "Iya, sayang. Nggak papa kan?"
Mila membuang napas kasar. "Yaudah! Tapi janji yah habis itu langsung pulang?"
"Iyaa mama janji. Ohya, sayang? Kamu udah makan kan?"
"Udah, ma,"
"Pinterr. Yaudah kalo gitu mama tutup yah, Mil?"
Mila mengangguk, kemudian melempar pelan ponselnya diatas sofa. Ia menarik napas panjangnya kemudian membuangnya perlahan. Baru saja ingin menyalakan tv, ponselnya kembali berdering. Milaembuang napas kesal. "Siapa lagi sih nih?!" Mila meraih ponselnya, kemudian menempelkannya apda telinga kanannya.
"Ya halo? Siapa nih?" Ucap Mila dengan nada betenya.
"Halo, cantik. Ini Tante Liana, sayang. Mamanya Kevin. Kamu kenapa sih? Kok kayaknya lagi bete gitu?" Mila melotot. Ia merutuki dirinya sendiri dan menyesali kebodohannya.
"Ohh ini tante Liana? Ya..iya, Tan. Mila minta maaf yah? Mila nggak tau kalo ini tante. Ya sebenarnya bener sih Mila emang lagi bete banget, soalnya Mila sendirian doang dirumah. Mama Mila lagi ikut acara reunian sama temen sekolahnya. Mila kesepian, Tan. Nggak punya temen ngobrol, hehe," Mila nyengir.
"Oalah. Yaudah kamu ikut tante aja mau nggak? Kebetulan tante udah lama juga nggak nyuci-nyuci mata dimall. Mila mau kan nemenin Tante?"
Mila menatap langit-langit diatasnya. Ia tampak berpikir. Ada bebernya juga sih. Dirumah cuma sendiri. Kan bosen? Mending ke mall sekalian refreshing juga kan?
"Yaudah, tan. Mila ikut!"
"Oke. Kalo gitu Mila sekarang siap-siap, sebentar lagi Tante jemput. Ohya, Mila jangan lupa shareloc alamat Mila yah? Biar nanti Tante nggak bingung nyari rumah Mila,"
"Siap, Tante! Kalo gitu Mila langsung siap-siap deh,"
"Iya, sayang. Tante tutup yah? See you,"
"See you too, Tante," Mila bangkit berdiri, berjalan ke arah kamarnya setelah Liana menutup sambungan teleponnya.
Mila menampakkan senyumnya begitu melihat mobil black Fortuner itu sandar didepan rumahnya. Jendela dibuka, nampak seorang wanita dewasa dengan senyum merekahnya memanggil Mila untuk segera masuk kedalam mobil.
"Hai, Tante, om....loh om ikut juga?" Mila sedikit terkejut mendapati om Moses yang duduk dikursi kemudi.
"Sebenarnya sih om males ikut, Mil. Cuma nih, tante Liana maksa om buat ikut. Jadi yah, ya gini,"
Liana menyikut lengan suaminya. "Jadi papa kepaksa nih ikut mama sama Mila?"
"Ya emang gitu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
U N A B L E (Without Love)
عاطفيةKehilangan adalah fase tertinggi mencintai kamu. U N A B L E (Without Love) a/n : _tezaloffical
