Kevin menatap langit-langit kamarnya. Kedua ujung bibirnya sedikit tertarik ke atas. Kejadian tadi masih setia bersarang dipikirannya. Untuk kali pertama setelah menikah, Mila memperlihatkan tawa lepasnya saat ia menyiram Kevin dengan air dari ember yang ia pegang. Kevin terkekeh mengingat wajah kesal Mila saat ia juga yang awalnya menyirami Mila dengan air dari selang yang ia pegang. Debaran aneh itu kembali Kevin rasakan saat melihat Mila sebahagia itu. Entah apapun itu, Kevin enggan untuk mengatakan bahwa ia telah jatuh hati. Masih ada orang lain yang masih terkunci dalam hatinya. Kevin masih sangat mencintai orang itu.
"Maafin aku, Mil. Aku sayang sama kamu," Kevin menyilangkan kedua tangannya dibelakang kepalanya sambil memejamkan matanya. "Tapi untuk jatuh cinta sama kamu.." Kevin membuang napas perlahan kemudian menggeleng pelan. "...aku nggak bisa," Lanjutnya.
BRAK!
Kevin seketika membuka matanya. Ia terkejut melihat Mila yang ternyata berada diambang pintu sambil melihat ke arahnya dengan mata sembab. Dibawahnya terdapat nampan yang Mila pakai untuk meletakkan jus mangga untuknya, yang kini tergeletak berserakan. Kevin yakin Mila mendengar perkataannya barusan. Dengan tergesa Kevin menghampiri Mila yang juga langsung jongkok sambil mengambil nampan dan juga gelas itu kembali.
"Maaf kalo aku ganggu kamu," Ucap Mila sambil kembali berdiri dan hendak berbalik menuruni tangga. Namun tangan Kevin dengan cepat menahan tangannya. "Aku harus kebawah, Vin. Mau ngambil pel sekalian buatin kamu jus yang baru," Ucap Mila dengan kepala menunduk. Ia hendak menepis tangan Kevin. Namun Kevin lebih mempererat genggamannya. Mila sontak mendongakkan kepalanya, dan membuat batin Kevin lagi-lagi terusik melihat air mata Mila yang mulai luruh. "Saya minta maaf. Nggak seharusnya kamu mendengar itu," Ucap Kevin sambil menahan keinginannya untuk menghapus air mata wanita didepannya.
Mendengar itu Mila menggeleng cepat. "Kamu nggak perlu minta maaf, Vin. Harusnya aku yang minta maaf karena udah membuat kamu ngeliat air mata ini lagi," Ucap Mila bergetar, sambil punggung tangannya dengan cepat ia angkat untuk menghapus air matanya. "Maaf karena aku nggak bisa nahan rasa sakit hati aku. Harusnya aku membiasakan diri mendengar itu. Karena aku sadar. Kita cuma sebatas hitam di atas putih," Mila tersenyum tulus. Ditatapnya Kevin yang juga tengah menatapnya dengan rasa bersalah. "Kamu tenang aja. Ini akan kurahasiakan dari mama. Ok?" Mila lebih mengembangkan senyumnya, kemudian berlalu meninggalkan Kevin yang masih setia menatapnya dengan perasaan bersalah. Pikirannya terfokus pada ucapan Mila.
"Udah Kevin minum habis jusnya, sayang?" Tanya Aneta yang tengah sibuk membuat adonan kue dengan dibantu oleh Cara.
Mendengar pertanyaan mamanya, Mila menggeleng. "Tadi Mila nggak sengaja jatohin jusnya. Kaki Mila kesandung di tangga," Jawab Mila berbohong.
"Trus kamu nggak kenapa-napa kan?" Aneta langsung menghampiri Mila, memegang kedua bahunya, sambil melihat keadaan anaknya.
"Mila nggak papa kok, ma. Mama nggak usah khawatir," Ucap Mila tersenyum.
"Beneran nggak papa tapi ya?" Tanya Aneta memastikan sambil masih memasang raut khawatirnya.
"Iya, maa.." Jawab Mila.
"Yaudah jusnya nanti mama bikinin yang baru. Itu gelas sama nampannya kamu cuci dulu," Ucap Aneta.
"Siap!" Jawab Mila, kemudian mengerjakan perintah Aneta.
Aneta sibuk membersihkan mangga yang sudah ia potong dari dalam lemari pendingin. Sedangkan Cara, ia menghampiri Mila yang hendak kebelakang mengambil kain pel. "Mil, lo yakin kesandung?" Tanya Cara curiga. Mila mengangguk. "Iya. Kenapa emang?" Jawab Mila
"Ya aneh aja. Lo kesandung tapi jalannya kok biasa gitu? Gak ada pincang-pincangnya sama skali?" Tanya Cara curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
U N A B L E (Without Love)
RomanceKehilangan adalah fase tertinggi mencintai kamu. U N A B L E (Without Love) a/n : _tezaloffical
