s i x

3K 166 8
                                    

Selesai menghabiskan makan malamnya, Mila mencuci piring yang barusan ia dan Kevin pakai. Ia tak mau merepotkan Bi Nah yang sudah tertidur. Setelah semuanya selesai, Mila menyusul Kevin ke kamar. Dan seperti biasanya, pemandangan yang kembali ia lihat saat sudah berbaring di samping Kevin, hanyalah punggung suaminya.

"Vin,"

"Hm," Sahut Kevin tanpa menoleh.

Mila mengerucutkan bibirnya. Apakah pemandangan didepannya lebih indah dibanding dengan wajah istrinya sendiri?

"Ternyata kamu belum tidur," Mila tersenyum kecil. Dengan suasana yang seperti saat ini, ingin rasanya Mila masuk meringsek kedalam pelukan suaminya itu. Tapi,... kapan?

"Kalo saya udah tidur, saya nggak mungkin nyahut, Mila. Sekarang cepat katakan apa yang ingin kamu katakan. Saya ngantuk, pengen tidur," Cerocos Kevin, membuat Mila sedikit terkekeh.

"Hm, maaf. Aku cuma mau bilang makasih untuk makan malam tadi. Akhirnya, aku bisa duduk dan makan bareng kamu," Mila tersenyum lembut, sambil menatap lekat punggung Kevin, berharap suaminya itu akan menoleh, dan melihat ke arahnya.

Kevin ingin merubah posisinya, mencoba untuk menoleh ke arah wanita yang ada di belakangnya. Tapi sayangnya gengsi Kevin berperan lebih besar dibanding dengan keinginannya. "Hm, sama-sama," Jawab Kevin dingin dan masih tetap dengan posisi membelakangi Mila.

"Semoga ini adalah awal keharmonisan rumah tangga kita,"Ucap Mila lembut.

Kevin tak bergeming, membuat Mila seakan salah mengatakan itu. Tapi demi apapun, Mila sangat-sangat mengharapkan apa yang ia katakan barusan memang benar-benar akan terjadi. Semoga.

Lama saling tak membuka suara, kini Mila malah mendengar dengkuran halus suaminya yang terdengar menggemaskan ditelinganya. "Good night, Vin. I love u," Ucap Mila sedikit berbisik, berharap Kevin tak terusik dengan suaranya. Tangan kanannya terulur mengelus pundak suaminya. Sangat lembut dan berhati-hati. "I love u more than u know," Lanjutnya, kemudian perlahan Mila mulai terbawa alam mimpinya.


Kembali pada rutinitas masing-masing, Kevin kembali mengurus kantornya. Begitupun dengan Mila. Ia kembali disibukkan dengan pekerjaannya menjadi seorang karyawan kantor spesialis design interior tersebut.

"Mil, ntar pas makan siang, gue mau lo nepatin janji lo," Ucap Nania sambil melakukan gerik eye to eye pada Mila.

Dan tak perlu ditanya, Mila juga sudah tau maksud Nania.

Glenn melajukan mobilnya menuju kantor Mila. Ia tersenyum melirik ke arah rantang makanan merah milik mamanya. "Semoga kamu masih inget sama masakan mama aku, Mil," Glenn tersenyum tak sabar.

Hampir sampai pada tujuannya, Glenn tiba-tiba menghentikan mobilnya. Banyaknya kerumunan orang di pinggiran jalan membuat Glenn diterpa rasa penasaran. "Mbak, ini ada apa yah?" Tanya Glenn sambil berusaha mencari lihat penyebab dari banyaknya orang yang berkumpul di tempat itu.

"Ada yang kecelakaan, mas,"Jawab wanita yang ditanyainya barusan.

"Cewek apa cowok?"

"Cewek, mas. Cantik mbak-nya,"

Glenn membulatkan matanya. Namun sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Nggak. Nggak mungkin Mila," racau batin Glenn.

"Makasih yah, mbak,"

U N A B L E (Without Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang