013 :

352 30 10
                                    

Hai ketemu lagiii

$$$$$$$$$$$$$

"Buat gue?" Sheva melirik kearah Chicco.

Chicco mengangguk sekali membuat Sheva menerima botol minum itu dan berterimakasih.

"Nggak nyangka gue bang, lo kerja disini." Ucap Sheva setelah minum. Gadis itu tengah menunggu Ami yang sedang negosiasi dengan pak Malik di dalam.

"Kenapa nggak lanjut S2 aja? Lo bilang pengen jadi dosen kan?"

Chicco tertawa kecil. "Itu kan cita-cita gue yang jauhh masih kecil. Sekarang udah gede ya udah beda pemikiran lagi."

"Ohh,lo pas jadi tutor gue tuh masih kecil ya? Terus gue apaan? Bayi?" Sewot Sheva.

Lagi-lagi Chicco tertawa. Baru menyadari bahwa Sheva tidak berubah. Masih cerewet seperti dulu.

Sheva mengenal Chicco saat gadis itu masih SMA. Dulu Mamah Klara yang memaksa Sheva agar les dengan Chicco. Klara sampai mau membayar lebih ke Chicco untuk menjadi tutor Sheva, hanya satu-satunya. Baru beberapa bulan, Chicco tidak betah.

Saat itu Chicco ingin mengundurkan diri dari tutor belajar Sheva karena Sheva yang selalu membuat alasan saat hendak belajar. Seperti lapar, ngantuk, bahkan terang-terangan mengatakan bahwa ia malas belajar. Jika hanya sekali dua kali, Chicco bisa maklum. Tapi Sheva selalu mengatakan hal itu saat akan mulai belajar.

"Gapapa bang, lo nggak usah ngajarin gue. Mending curhat aja soal cewe lo yang cantik itu." Ucap Sheva setelah menyelesaikan makan siangnya.

Chicco menatapnya datar. "Gue ngajarin lo buat dibayar, Shev."

"Ihhh gapapa tau bang. Ntar gue bilang ke mamah kalo lo ngajar gue seperti biasa. Tenang aja."

"Gue makan gaji buta dong?"

"Astagaaa gue bilang gapapa bang. Rahasia aman kalo sama gue tuh. Jujur males banget belajar. Apalagi fisika, kimia duhhh gue bener-bener salah jurusan bang. Harusnya gue masuk bahasa aja daripada ambil MIPA." Celoteh Sheva.

Chicco memutar bola matanya malas. "Cepet buka buku lo. Gue gamau ya dibayar mahal tapi otak lo nggak ada pemasukan ilmu dari gue."

Sheva malah menatap Chicco intens. "Emang mamah bayar mahal, bang?"

"Iya. Gue sebenernya udah mengundurkan diri dari bulan lalu. Tapi tante Klara malah mohon-mohon ke gue buat tetep jadi tutor lo. Terus honornya jadi lima kali lipat." Jelas Chicco.

"Busett, lo suka duit bang? Astagaa kita punya kesamaan juga ya, meskipun kapasitas otak kita beda."

"Shev, buka buku lo. Kita belajar sekarang!"

"Bang, bentaran lagiiiii, gue mau nawarin," Kata Sheva. "Ini lo mau untung lebih banyak nggak?"

"Apaan?" Jawab Chicco malas.

"Gue bayar lo deh biar gausah ngajak belajar. Kan untung dobel tuh, lo dapet duit dari mamah buat jadi tutor gue, terus lo dapet duit dari gue biar kita ga belajar, kita curhat-curhatan aja. Gimana?"

"Shev, lo buka buku sekarang atau gue telfon tante Klara sekarang??" Chicco mengangkat hpnya membuat Sheva melotot kecil.

"Iya bang iyaaa astagaa galak bener,"

"AHAHAHHAHA ANJIRRR IYA INGET BANGETTT!!" Seru Sheva heboh sendiri. "Bisa-bisanya anjirrrr.. Itu mamah kok bisa kenal lo sih, bang?"

"Dulu tante Klara pas masih jadi model tuh sempet jadi juri di acara show fakultas tata busana kampus gue. Nggak tau kenapa tiba-tiba dihubungi sama tante Klara."

Meet Me AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang