🌷🌷🌷🌷🌷
Kalau kalian pikir Jevan akan mengabaikan ucapan Sheva sore tadi, itu salah besar. Hanya satu kalimat saja, namun mampu memenuhi isi kepala Jevan.
Pria itu uring-uringan. Sedari tadi hanya bolak-balik ke dapur studio kemudian balik ke kamarnya lagi.
"Bos!" Panggil Sena begitu melihat Jevan baru saja masuk ruangannya.
Jevan menyempulkan kepalanya dibalik pintu. "Apaan? Lo kalo mau pulang ya pulang aja."
"Bentar bos," Irene ikut menghampiri Sena dan Jevan, sambil membawa beberapa berkas dokumen dengan map berwarna coklat.
"Lo juga Ren, selesein besok aja kalo malem ini belum selesai."
Irene melirik Sena sebentar. Lalu tersenyum. "Oke bos. Btw mau cake coklat nggak bos? Tadi dibawain klien baik banget."
"Nggak," Balas Jevan kemudian menutup pintu ruangannya.
Sena dan Irene lagi-lagi saling lirik. "Pms kah dia?"
"Mungkin,"
Sementara di dalam, Jevan langsung masuk ke kamarnya. Meninggalkan ruang kerjanya yang masih berantakan. Bahkan proyek iklan terakhir yang ia kerjakan belum selesai diedit.
Tangannya meraih ponsel yang tak menampilkan balasan dari Sheva.
Jevan : yang tdi sore itu bercanda kan?
Jevan : aku gamau kalo dirusuh ngelupain gitu aja
Jevan : *disuruh
Jevan mengacak rambutnya frustasi. Kemudian segera mengambil kunci mobil dan keluar dari studio.
"Ren!" Panggil Jevan.
Irene mengurungkan niatnya untuk memakai helm. "Kenapa bos?"
Sena ikut menoleh, memperhatikan Jevan yang berdiri sambil melirik-lirik plastik yang dibawa Irene. Plastik itu berisi satu kotak kardus cake coklat, yang tadi sempat ditawarkan Irene.
"Itu," Jevan melirik benda yang dipegang Irene. "Cake coklatnya..."
"Oh, bos mau? Ambil aja."
"Siapa bilang???" Bantah Jevan. "Gue mau tanya, itu belinya dimana?"
Sena tak kuasa hanya menjadi penonton saja. "Ya gatau lah bos. Kan yang ngasih klien tadi,"
"Oh, yaudah." Jevan segera menuju mobilnya. Kemudian berbalik lagi. "Eh bentar, gue mau tanya lagi."
Lagi-lagi Irene mengurungkan niatnya untuk naik ke atas boncengan Sena. "Kenapa bos?"
"Cewe kalo ngambek, sukanya dibujuk apa?" Jevan menatap serius kearah Irene. "Dia suka white chocolate."
"Yaudah kasih coklat put——"
Jevan menggeleng. "Terlalu basic itu. Udah sering. Yang agak mahal dikit gitu."
"Tas branded aja," Celetuk Sena.
"Makanan anj, orang buat balikin mood." Decak Jevan.
"Yaudah ini ajaa, cake nya enak kelihatannya."
Jevan melirik ragu. "Beneran?"
"Ya iyalah bos. Nih bawa aja," Pinta Irene.
"Nggak ah, gue mau beli sendiri aja."
Melihat kepergian Jevan yang menaiki mobilnya, Sena dan Irene saling lirik.
"Punya bos tsundere banget,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me Anymore
FanfictionMenjadi model adalah pekerjaan tersantai bagi seorang Sheva Agnesia. Gadis itu benar-benar menikmati perkerjaan yang sudah ia anggap sebagai hobinya sendiri. Seolah-olah Sheva dibayar untuk bersenang-senang. Sangat menyenangkan bukan? Tapi bagaiman...