021 :

254 19 1
                                    

spam komen. btw gue lagi nunggu seblak udh hampir 2 jam belum di bikinin saking ramenyaaaa




⚘⚘⚘

"Pulangnya ke lapangan golf ya,"

Chicco menoleh. "Ngapain?"

"Papah disana. Nanti ga balik-balik kalo ga di samperin." Kata Sheva. "Semingguan ini papah di apart gue asal lo tau. Dia masih marah karna nggak gue kasih tau kalo gue sakit."

"Biar apa nggak ngasih tau? Bisa apa-apa sendiri?"

Sheva melirik sinis. Memang salah jika ia memberitahu Chicco. "Ya lo tau sendiri kan papah sibuk. Gue ga mungkin ngasih tau."

"Lo ga enak karena papah sibuk apa nggak enak karena ada Agam?"

"Nggak gitu..."

"Kalo lo mikirnya, ada Agam jadi lo harus apa-apa sendiri, salah Shev. Gimanapun juga lo masih anak bokap lo."

Sheva tak membalas. Perempuan itu menunduk sambil memilin jemarinya.

"Sok-sokan mau jadi dewasa tapi lo masih kayak anak SMA gitu," Cibir Chicco lagi.

"Stop deh bang. Emang salah kalo gue cerita ke lo," Ketus Sheva. Lalu melirik depan. "Kenapa parkir disini?"

"Gue nggak ikut masuk."

"Nanggung lahhhh, kenapa nggak main sekalian?"

Chicco bedecak pelan. "Ada om Dirga di dalem. Gue males ntar di comblangin."

"Sama gue?"

"Pede banget,"

Sheva mencibir. "Yaudah kalo nggak mau turun. Gue duluan, bang."

"Iya," Jawab Chicco. "Shev," Panggilnya sebelum Sheva turun dari mobil.

"Apa?"

"Makasih udah mau sempetin buat doain Jasmine."

"Santai aja. Gimanapun juga gue pernah deket sama kak Jasmine."

Chicco tersenyum. "Sempet ngira bakal jadi kakak ipar lo juga kan,"

Sheva malah mengernyit. "Gimana maksudnya?"

"Nggak, masuk sana."



$$$$$$$$$$$$$$$$$





Entah sejak kapan Jevan mulai menyukai kamera. Hingga hobinya dapat memberikan dampak sebesar ini dalam hidup Jevan. Dulu Jevan suka memotret Sheva diam-diam. Kemudian memotret beberapa pemandangan. Sekarang malah keterusan suka memotret.

Jevan juga nggak kepikiran bakalan punya studio sendiri. Membangun usahanya sendiri hingga sebesar ini. Sekarang Jevan membuka lowongan kerja untuk tambahan orang yang membantu di studio fotonya.

Melihat Irene dan Sena yang semakin hari semakin keteteran dengan segala pekerjaannya, Jevan juga merasa kasihan. Mereka berdua cukup banyak membantu Jevan.

"Ada sekitar lima belasan orang bos yang daftar. Mau di wawancarai kapan?" Tanya Sena sambil membawa beberapa berkas lamaran pekerjaan yang diterima.

"Bentar, tanya Irene dulu coba. Itu longgarnya hari apa."

"Oke bos. Bentar,"

Jevan memandang kepergian Sena dalam diam. Kemudian membuka macbook nya. Melihat beberapa hasil gambar Sheva yang sangat menawan. Biasanya setiap ada model, pasti Irene atau Sena yang mengedit fotonya. Tapi giliran Sheva, Jevan sendiri yang turun tangan.

Drrtttttt!!

"Ya hallo?"

"PAPAHHHH!!!"

Meet Me AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang