Awalan ini flashback dikit pas Jevan Sheva putus. Baca pelan pelan jgn emosi hihihi
$$$$$$$$
"Emangnya gapapa?"
Sheva menggigit bibir bawahnya pelan. Kemudian melirik seorang perempuan yang sepertinya kedinginan di luar cafe karena perempuan itu sibuk mengusap kedua lengannya. Dengan penuh perasaan iba-nya, Sheva mengangguk mantap.
"Iya, gapapa. Aku bisa naik Grab nanti."
Akhirnya Jevan berdiri setelah menyesap kopi panas miliknya yang masih penuh. "Yaudah, aku anter dia dulu ya."
Segaris senyuman Sheva lemparkan untuk pacarnya. "Hati-hati, Jev." Pinta Sheva sambil menepuk lengan Jevan dua kali.
Jevan mengangguk. "Iya, Sheva sayang. Aku duluan ya," Katanya setelah mengusap pelan pucuk kepala Sheva.
Saat ini Jevan sedang pulang ke Jakarta. Sekalian menemui sang pacar yang berkuliah di Jakarta. Sheva memang tertolak di perguruan tinggi negeri, maka dari itu Sheva memilih untuk berkuliah di Tanova Universiti. Mereka LDR.
Sudah jalan setahun mereka LDR. Kata Sheva, yang penting saling jaga diri dan saling percaya. Jevan menyetujuinya.
Kebiasaan Sheva ketika Jevan pulang adalah mengajaknya ke cafe. Mengobrol berdua, menceritakan segala kegiatan yang mereka lakukan selama LDR.
Melihat Jevan mulai keluar cafe dan pergi bersama perempuan itu, Sheva menghela nafas. Perempuan itu adalah Kalana, teman sekampus Jevan di Bandung. Kebetulan Kalana juga berasal dari Jakarta.
Sheva memang mengajak Jevan untuk jalan berdua kemudian mampir makan di cafe. Kebetulan yang kedua kalinya, mereka bertemu Kalana. Melihat Kalana yang sepertinya bingung mencari kendaraan untuk pulang, Sheva membiarkan Jevan mengantar Kalana.
Lagipula Sheva bisa naik Grab sendiri kan? Begitu pikir Sheva. Meski galak dan suka agresif, Sheva tetaplah manusia pada umumnya yang memiliki sisi manusiawi. Bahkan jiwa empati Sheva begitu tinggi.
Tapi entah karena Sheva yang terlalu baik atau memang Jevan yang keterlaluan, Sheva jadi merasa kalau dirinya memberi celah pada Jevan. Seolah membiarkan Jevan dekat dengan gadis lain. Menganggap bahwa itu hal yang normal. Hingga petaka menghantam Sheva.
Tepat satu bulan setelahnya, Sheva libur semester. Karena Sheva berkuliah di universitas swasta, ketentuannya jelas berbeda dengan universitas negri pada umumnya. Sheva berniat liburan ke Bandung sekalian bertemu Jevan.
Niatnya ingin memberi kejutan untuk Jevan. Tapi malah Sheva yang diberi kejutan. Berjarak sepuluh meter dari tempat Sheva berdiri saat ini, Sheva melihat Jevan yang berdiri didepan rumah kostnya. Cowok itu sedang memeluk seorang perempuan yang Sheva tau persis siapa orang itu meski hanya pernah bertemu sekali.
Sheva berjalan mendekat. Memorinya seolah berputar ke kejadian selama sebulan ini. Jevan yang jarang menghubungi nya. Hingga Jevan yang terang-terangan meminta izin pada Sheva untuk mengantar Kalana. Dengan bodohnya Sheva mengiyakan. Entah Sheva yang terlalu percaya pada Jevan atau memang Sheva yang bodoh?
"Sorry," Ucap Sheva.
Jevan jelas kaget. Langsung melepas rengkuhannya pada Kalana. Sementara wajah Kalana memerah. Entah karena malu atau merasa senang berada dipelukan Jevan, Sheva tidak mau tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me Anymore
FanfictionMenjadi model adalah pekerjaan tersantai bagi seorang Sheva Agnesia. Gadis itu benar-benar menikmati perkerjaan yang sudah ia anggap sebagai hobinya sendiri. Seolah-olah Sheva dibayar untuk bersenang-senang. Sangat menyenangkan bukan? Tapi bagaiman...