024 :

261 23 6
                                    

yang udh baca Neighbor Enemy, pasti udhh kenal Cendana, Cathez, Marvin, Helga, Genta.

⚘⚘⚘

Karena omelan teman-temannya kemarin, Jevan jadi kepikiran. Jevan menyesali ucapannya beberapa tempo yang lalu kepada Sheva. Jika dipikir ulang, Jevan memang keterlaluan untuk porsi manusia yang gagal move on seperti Jevan.

Jevan berdecak pelan. Kemudian segera memakai sepatunya dan keluar kamar.

"Dek?? Libur sekolah?" Jevan turun dari tangga.

"Dibilangin kalo make sepatu tuh di bawah, mas. Aku capek kalo nyapu tangga tuhhhh!!" Omel Jelita.

Bunda yang baru saja menuangkan air ke dalam gelas hanya menggeleng tak habis fikir. Sudah biasa dengan perdebatan kedua anaknya di pagi hari. Meskipun tidak setiap hari Jevan ada di rumah, tapi sekalinya ada pasti suasana jauh lebih ramai.

"Iyaaa dekk iyaaaa. Mas lupa,"

Jelita berdecak. "Bunda, hari ini Jelita daring soalnya kelas dua belas ada ujian,"

"Kamu dirumah sendiri gapapa?"

"Emang bunda mau kemana?" Tanya Jelita.

"Ada kerjaan. Kayaknya bakal sibuk deh, sampe malem." Jawab bunda.

"Loh? Katanya mau ke makam kak Jasmine?"

Mendengar itu, Jevan melirik. Suatu hal yang hampir tidak pernah dibahas di keluarga ini adalah makam Jasmine. Setiap Jevan pergi ke makam Jasmine, Jevan tidak pernah mengajak Bunda. Hanya Jelita yang ia tawari. Itupun Jelita selalu menolak. Baru sekali Jelita mau ke makam Jasmine beberapa tempo yang lalu selain saat prosesi pemakaman.

Sementara bunda? Disaat prosesi pemakaman saja, bunda tidak ikut ke makam. Bunda hanya duduk disamping jenazah Jasmine saat dirumah. Kemudian masuk ke kamarnya begitu Jasmine akan dikebumikan.

"Bunda mau ke makam kak Jasmine?" Akhirnya Jevan bersuara.

Bunda menoleh sebentar. Lalu menggeleng. "Nggak jadi. Bunda lagi sibuk banget ngurus kerjaan."

Jevan tak menyahuti lagi. Takut jika ia salah bicara, Bunda bisa tersinggung. Mengingat masalah bunda dan kak Jasmine dulu. Benar-benar membuat Jevan tak berkutik. Jevan tidak menyalahkan bunda ataupun kak Jasmine. tapi keduanya sama-sama salah.

"Yaudah gapapa. Jelita dirumah sendiri aja." Kata Jelita.

"Ikut mas mau nggak? Tapi nanti di taman deket studio mas. Bikin video outdoor soalnya."

Jelita langsung berbinar. "Serius boleh?? Ada kak Sheva enggaa??"

"Ada,"

"Kamu sama Sheva, Jev?" Tanya Bunda.

"Cuma kerjaan kok,"

"Lagian mana mau kak Sheva sama mas Jevan lagi. Orang mas Jevan aja suka nyakitin." Celetuk Jelita.

Bunda segera menyelesaikan sarapannya. "Jelita sama mas Jev gapapa? Bunda mau ke Bandung."

"Loh??? Kok ke Bandung?"

"Kerjaannya di Bandung, sekalian nengok cucu bunda. Kasian ngga di peduliin papahnya," Jawab Bunda membuat Jevan menoleh.

"Bun——"

"Bunda berangkat dulu. Ada temen bunda juga kok. Jadi ngga sendirian nanti."

Setelah Bunda berangkat, Jevan hanya diam. Seolah tak berselera untuk melanjutkan sarapannya.

"Bunda kenapa sih mas?"

"Mas juga gatau," Kata Jevan lalu menghela nafas.

"Tapi Jessie gapapa kan mas?"

Meet Me AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang