yakin pada mau nimbun chapter? apa ga penasaran??? Ehehheheh
btw yg baca work ini kayak berkurang gasih?? jdi sedih.....
🌷🌷🌷🌷🌷
Sheva kembali pada rutinitas awalnya. Pagi-pagi sudah jogging mengitari taman samping apartemennya ditemani oleh Ami. Kemudian bersiap untuk bekerja.
Karena kontraknya dengan pak Malik akan segera habis, Sheva akan memutuskan untuk mengambil job lain. Sheva akan membintangi iklan sebuah aplikasi e-money. Cukup menarik.
"Hari ini kita tanda tangan ke wosh-money dulu mbak. Terus pemotretan ke studio Jevan."
Sheva mengangguk sambil memakai jam tangannya. Ami masih menunggu Sheva yang masih bersiap. Soal kejadian tempo lalu, Ami enggan membahasnya. Ami tidak akan bertanya kecuali Sheva yang akan menceritakannya sendiri.
"Yang punya perusahaan namanya Josh?"
"Iya, makanya dikasih nama Wosh. Beda gasih mbak? Cuman ya biarin."
Sheva memakai seatbelt nya. "Biarinlah, mungkin ada filosofi nya sendiri."
"Mau mampir beli kopi nggak mbak?" Tanya Ami, begitu mulai menjalankan mobilnya.
"Ke point aja."
"Nggak ke caffe biasanya?"
"Enggak. Katanya kopi di point enak. Gue pengen nyoba kesana," Sheva mengeluarkan ponselnya. Mencari riwayat chatnya dengan Ailee yang sempat mengiriminya alamat point coffe yang enak.
Tapi ada sesuatu yang mengganjal. Riwayat chatnya dengan Chicco.
"Sejak kapan gue nelfon bang Chicco?"
Ami menoleh sebentar. "Apa mbak?"
"Gue ga pernah telfon Chicco. Kenapa ada riwayat panggilan?"
"Bukannya pas--" Ami segera berdehem. "Pas mbak Sheva sakit itu bukan?"
"Enggaklah, gue sakit udah lama banget. Ini tiga hari yang lalu."
"Apa ya... Aku juga gatau mbak,"
"Aneh..." Gumam Sheva. Masih mencoba mengingat-ingat. Lalu matanya membola. Mengingat saat dirinya salah pesan minuman.
"Pahit banget," Decak Sheva. Memicingkan matanya, melihat gelas minuman yang tadi ia pesan. Sekarang tersisa sedikit. Bodohnya, sudah tau rasanya asing di lidah. Tapi tetap saja diminum oleh Sheva.
Lalu matanya mengedar ke para pelanggan lain yang terlihat mengabur. Sheva tiba-tiba berdiri. Berjalan sempoyongan dan berusaha mengeluarkan ponselnya dari dalam tas.
"Jev, jemput aku..." Lirih Sheva, kesadarannya mulai menipis karena efek alkohol yang ia pesan.
Padahal niat awalnya hanya mampir untuk membeli minuman setelah pulang dari rumah Ailee. Tapi malah yang ia dapatkan minuman beralkohol.
"Jevan... Jemput," Sheva menekan-nekan ponselnya. Bersandar pada mobil yang terparkir disana. "Kamu sibuk sama Kalana lagi ya?" Racaunya tidak jelas.
"Sialan kamu!" Makinya ketika panggilan tidak terjawab. Lalu menunduk. Menekan-nekan kepalanya yang terasa semakin pusing.
"Orang bodoh di dunia ini aja tau kalau sikap kamu selama ini nunjukin kalau kamu selingkuh, Jev. Meskipun gaada ikatan apapun sama Kalana."
Sheva berteriak frustasi. "Kamu bisa bahagia sama Kalana. Sementara aku nahan sakit bertahun-tahun, Jev!" Kembali mencari nama seseorang yang saat ini membuatnya frustasi. Menekan kontak entah milik siapa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me Anymore
FanfictionMenjadi model adalah pekerjaan tersantai bagi seorang Sheva Agnesia. Gadis itu benar-benar menikmati perkerjaan yang sudah ia anggap sebagai hobinya sendiri. Seolah-olah Sheva dibayar untuk bersenang-senang. Sangat menyenangkan bukan? Tapi bagaiman...