sesuai janji hehheejgn emosi
$$$$$$$$$$$$
Selama dua hari Sheva pulang ke rumahnya karena kangen keluarga. Emang saking padetnya jadwal Sheva, bisa ke rumah dua hari aja udah bersyukur banget. Padahal Papah sudah mewanti-wanti Sheva agar tidak terlalu lelah bekerja.
Tapi Sheva tetap kekeuh. Kata Sheva itu adalah pekerjaan Sheva yang merangkap bersama hobinya. Jadi Sheva tidak keberatan.
"Mbak Sheva, ini dibawain rendang sama ibu. Aku siapin di meja ya," Pinta Ami. Saat Sheva pulang ke rumah, Ami juga sama.
"IYAAA MII, BILANGIN KE IBU, MAKASIHH YAAA! BENTARR LAGI MANDIIII!!!" Seru Sheva. Sebenarnya tidak sambil teriak pun Ami tetap mendengar. Cuman Shevanya aja yang kebanyakan energi.
Ami sudah sangat memaklumi. Pasti di rumah sempet ngomelin Agam, jadi kebawa-bawa sampe sini, tebak Ami.
"Asli laper banget Mii.. tadi tuh gue bm pas lewat rumah makan padang. Padahal di rumah udah makan banyak. Cuman ini laper lagi,"
Ami menuangkan air putih di gelas. "Yaudah ini pas banget kan aku bawain rendang."
Sheva langsung mengambil seporsi nasi dan melahapnya bersama dengan rendang. Rendang buatan ibu Ami memang tiada duanya. Sheva sangat suka. Jadi saat Ami pulang, ibu Ami selalu membawakan rendang untuk Sheva. Mengingat betapa baiknya Sheva memperlakukan Ami.
"Besok udah mulai pemotretan lagi mbak," Kata Ami.
Sheva mengangguk. "Di tempat yang baru itu kan?"
"Iya, mbak. Tapi si bos yang punya studio itu kok belum hubungin aku ya mbak? Padahal dari kemaren aku tungguin loh, biar langsung aku ganti kannn, ntar biar nggak ada tanggungan." Ami beranjak untuk membasuh tangannya di wastafel.
"Ntaran lah mi, biar gue aja yang bilang langsung. Gue juga nggak enak, mau kerjasama juga kan sama dia. Jadi biar sama-sama leganya."
"Yaudah kalo gitu malah bagus," Jawab Ami. Lalu melirik sebuah paperbag diatas kulkas. "Oleh-oleh dari pak Charlie, mbak?"
"Iya, abis dari Jepang. Biasalah. Lo ambil aja yang coklat putih. Gue mau yang coklat strawberry ya." Pinta Sheva.
"Okay!" Ami menyimpan beberapa kotak coklat tersebut ke dalam kulkas. Lalu mengambil sebungkus coklat putih dan duduk di samping Sheva yang masih makan. "Asli mbak, ini enak banget loh. Masa nggak mau nyoba yang coklat putih sih?" Ami memejamkan matanya saking menikmati rasa yang mampir di lidahnya.
"Buat lo aja. Lo suka kan?"
"Suka banget! This is so delicious white chocolate."
Sheva tersenyum saja. Lalu lanjut makan.
"Mbak, kalo mbak Sheva ga suka coklat putih, Kenapa nggak bilang aja ke pak Charlie biar dibeliinnya bukan yang coklat putih."
"Biarin ajalah. Papah suka ngasih anaknya itu ya gue terima aja. Orang dulu gue sering nitip."
"Loh?? Mbak Sheva suka coklat putih? Kenapa nggak mau nyoba? Ini lohhh masih banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Me Anymore
FanfictionMenjadi model adalah pekerjaan tersantai bagi seorang Sheva Agnesia. Gadis itu benar-benar menikmati perkerjaan yang sudah ia anggap sebagai hobinya sendiri. Seolah-olah Sheva dibayar untuk bersenang-senang. Sangat menyenangkan bukan? Tapi bagaiman...