TEAM: 2: LEADER

3.7K 308 261
                                    

ketua

HAPPY READING

...

Airin menghirup napas dalam-dalam ketika melihat isi kelas yang ia tempati sekarang. Kelas 11-1. Andaikan ia sekelas dengan Leon dan Arian, Airin pasti akan antusias untuk masuk ke ruangan dan mengambil tempat duduk bersebelahan dengan mereka.

Entah ini sial atau tidak, yang pasti Airin merasa resah ketika sadar kalau ia sekelas dengan Adly Nirlangga.

Si peraih juara satu sekolah tahun ajaran kemarin. Si ambisius angkuh yang punya banyak musuh di sekolah.

Airin tidak pernah sekelas dengan Adly tahun ajaran lalu. Ia hanya mendengar dari orang-orang kalau Adly itu sangat ambisus; angkuh, sombong, tukang pamer, egois, caper. Dia adalah tipe makhluk di kelas yang ketika jam pelajaran sudah selesai, masih mengajukan pertanyaan yang sulit. Yang selalu mengingatkan tugas ketika guru lupa untuk mengumpulkannya dengan dalih kejujuran. Dan selalu meremehkan kemampuan orang lain.

Belum lagi ketika preman sekolah yang nangkring di kantin sedang memalak, Adly mengata-ngatai mereka dengan sebutan 'miskin'. Pada akhirnya mereka bergulat sepuluh lawan satu.

Tentu saja Adly pemenangnya karena dia jago wushu.

"Denger-denger perwalian kita tuh Bu Rahma, ya?"

Airin menguping pembicaraan dua gadis yang baru saja memasuki kelas.

"Iya. Beruntung juga, ya?"

"Ya, beruntung sih. Sialnya ada si Adly."

"Anjir, gue tadi kesel banget baca daftar nama kelas. Mana nama dia diurutan pertama lagi."

"Sama. Jadi pengen pindah kelas, tapi perwaliannya Bu Rahma."

Senasib dengan Airin yang sekarang mendengkus di ambang pintu. Ia juga ingin pindah kelas, tapi ketika tau Bu Rahma adalah perwalian mereka, Airin jadi enggan undur diri. Lagian, siapa yang nggak mau jadi anak didiknya Bu Rahma? Lima tahun berturut-turut Bu Rahma mendapatkan predikat guru terfavorit di sekolah. Selain itu, Bu Rahma juga sosok wanita yang sangat ramah dan perhatian, umurnya juga masih sangat muda, pantas saja banyak siswa playboy yang sering menggodanya.

Pasrah, hanya itu yang bisa Airin lakukan. Lagian, hanya Adly 'kan kesialan terbesar di kelasnya?

"Airin, psst."

Airin menoleh mendengar teguran itu, berasal dari dua bangku di belakang Adly Nirlangga. Sontak, Airin ikut melambai antusias.

"Jessy!" seru Airin.

Gadis dengan rambut ombre pink yang panjang, penuh dengan aksesoris pink, tubuh yang ramping serta softlens hitam, itulah Jessy De Sevenor. Gadis yang sempat sekelas dengannya dua semester berturut-turut.

Tapi, jangan salah. Walaupun bergaya se-feminim itu, aslinya Jessy adalah gadis tomboy yang galak.

"Bosan banget gue sekelas ma lu tiga semester," seloroh Airin.

"Bangke lu," umpat Jessy. Lalu mendekat, menggoyang-goyang half-bun Airin. "Anjir, mainan gue nih. Belom potong rambut lu?"

"Ih jangan pegang-pegang, ntar rambut gua kusut."

"Dih, rambut lu emang udah kusut kali!"

Jessy masih iseng menggoyangkan half-bun Airin, sedang gadis yang sudah geram itu berusaha menepis sentuhan Jessy. Keadaan kelas ikut gaduh, padahal ajaran baru belum resmi dimulai. Kegaduhan yang timbul dari beberapa kelompok yang dulunya pernah sekelas, asyik menceritakan pengalaman liburan mereka.

Team ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang